La Citta di Smeraldo

262 32 2
                                    

Pada suatu massa, pada abad ke 16, di sebuah Desa kecil bernama La Citta di Smeraldo hiduplah seseorang pria yang berpenampilan sangat aneh. Konon katanya, dia adalah anak haram yang tidak diinginkan oleh kedua orang tuanya. Ia adalah seorang anak haram dari bangsawan yang berkuasa di sebuah daerah bernama Pyrenees dan seorang putri tukang kebun cantik.

Bangsawan itu menyetubuhi si putri tukang kebun padahal bangsawan tersebut sudah mempunyai istri. Pada akhirnya, mereka menjalani hubungan gelap.

Si Putri kebun tersebut akhirnya mengandung anak itu selama 9 bulan lamanya. Naas, saat ia akan melahirkan anak dari hubungan gelap itu, dia harus meninggal karena kehabisan banyak darah. Sang bangsawan tersebut tak bisa melakukan apa-apa selain membesarkan anak gelapnya itu secara sembunyi-sembunyi.

Setelah beberapa tahun lamanya, si anak haram tersebut ketahuan oleh istri sah dan anak sah dari si bangsawan tersebut. Keduanya ingin membunuh si anak haram dengan cara apapun. Namun, si bangsawan tersebut selalu melindunginya.

Sampai pada akhirnya, sang bangsawan tersebut mengirim anak gelapnya pergi dri tempatnya agar anak tersebut tidak dibunuh oleh istri dan anak sahnya. Pada akhirnya, anak tersebut kabur secara diam-diam dan menetap di sebuah kastil tua yang menyeramkan.

Dia hidup disana, sendirian. Dipenuhi dengan rasa ketakutan. Mungkin karena kebencian dan cacian yang telah ia terima sejak lahir, membuatnya tidak membuka hati kepada siapapun. Ia mudah sekali marah bila ada orng yg mendekatinya dan ia malah bersembunyi.

Namun pada suatu ketika, ada gadis cantik berpakaian compang-camping, datang ke istana tersebut. Ia melopati pagar istana tersebut dan dia berlari menuju taman. Dia mencuri bunga-bunga yang sudah ditanam pria tersebut.

Awalnya, pria tersebut tampak marah karena saat dia terbangun, bunga-bunganya sudah habis dicuri. Lalu, dia memutuskan untuk terjaga semalaman mengawasi bunganya yang ada di taman. Namun, si pria tersebut tak juga menemukan pelaku yang mencuri bunganya tersebut. Tapi pada akhirnya, ketika si pria tersebut sengaja untuk tidur, gadis tersebut datang lagi untuk mencuri bunganya dan melarikan diri. Kejadian ini terus terjadi selama berhari-hari tanpa si pria tersebut ketahui siapa yg mencuri bunganya tersebut.

Namun pada suatu ketika, pria tersebut berpura-pura tertidur. Si gadis tersebut kembali dan mencuri bunga miliknya. Karena rasa penasarannya yang tinggi, pria tersebut mengikuti arah jalan kemana si gadi tersebut pergi. Ia menggunakan jubah untuk menutupi dirinya.

Akhirnya, sampailah pada sebuah tempat toko bunga dimana gadis yang ternyata miskin tersebut menjual bunga yang ia curi dari taman pria tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pria tersebut kini mengetahui alasan sang gadis selalu datang ke istananya. Pria tersebut ingin membantu gadis tersebut. Pria tersebut ingin mengajari gadis tersebut cara menanam bunga yang sama dengan miliknya. Namun, pria tersebut takut. Karena sang gadis pasti akan ketakutan melihat penampilannya.

Pada akhirnya, ia hanya bisa merawat dan menumbuhkan bunga-bunganya tersebut agar sang gadis kembali lagi ke tamannya, mencuri bunganya, dan menjualnya untuk kebutuhan hidupnya. Lalu, pria tersebut menemukan sebuah inovasi tak terduga.

Pria tersebut memutuskan untuk membuat bunga yang tidak pernah ada di dunia. Ia mulai membuat bunga tersebut agar si gadis bisa menjualnya dengan harga tinggi. Pria itu menutup dirinya di istana lusuh untuk mencoba membuat bunga yang tak pernah ada tersebut. Setelah beberapa percobaan, akhirnya pria tersebut berhasil membuat bunga yang belum pernah ada di dunia sebelumnya. Lalu, dia memenuhi semua tamannya dengan bunga tersebut.

Tetapi setelah itu, gadis tersebut tak pernah terlihat lagi. Berhari-hari dan bermalam-malam pria tersebut menunggu gadis itu, tetap saja sang gadis tidak pernah datang. Pria itu mulai khawatir, karena rasa penasarannya, ia datang ke desa dimana sang gadis tinggal.

Tak lupa ia memakai jubahnya dan kali ini, dia menutupi wajahnya dengan sebuah topeng. Namun naas, saat ia sampai disana, bukan sang gadis yang ia temui, tapi justru kabar duka karena sang gadis ternyata telah meninggal dunia.

Sang pria tersebut langsung berlari kearah pusara sang gadis, dia melepas topengnya dan menangis. Karena rasa cinta yang tumbuh dihatinya datang sangat terlambat. Ia ingin mengembalikan waktu saat pertama kali mereka bertemu. Namun apadaya itu sangat mustahil.

Kebenaran yang tak dapat terucap karena suatu hal yang harus disembunyikan, mengungkapkan kebenaran juga harus memiliki keberanian yang kuat. Sama seperti perasaan. Kita takut mengungkapkannya krn suatu hal, namun bila terlambat, perasaan tersebut Akan hilang dan menjadi luka tersendiri bagi seseorang yang ditinggalkan.

—The End.

La Citta di SmeraldoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang