one day friend

47 10 17
                                    

Kim Taehyung itu hampir sama dengan pelayanan di sebuah sekolah menengah saat musim penerimaan murid baru. Jika kau mendaftar untuk menjadi murid baru di sebuah sekolah menengah, mereka akan memberimu pelayanan satu hari atau bisa disebut dengan One Day Service. Segala urusan syarat pendaftaran untuk masuk kesana dilayani hanya dalam sehari—sebenarnya bisa saja hanya beberapa jam, dan setelah itu selesai. Sedangkan Taehyung adalah seseorang yang bisa disebut dengan One Day Friend. Taehyung akan menjadi temanmu dalam satu hari penuh (jika kau selalu bersamanya dalam satu hari itu), dan setelah itu selesai. Di hari selanjutnya Taehyung bukan temanmu, kecuali kau beruntung—kalau dia mau berteman denganmu.

Apakah kalian bertanya, mengapa dia seperti itu?

Aku tahu ini terdengar konyol.  Awalnya aku tidak mengerti dan semuanya terasa tidak masuk akal. Taehyung akan melupakan segalanya yang terjadi—peristiwa, orang-orang yang berinteraksi dengannya, tempat yang pernah dia singgahi, dan hal lainnya—dalam waktu satu hari. Di hari selanjutnya dia tidak mengingat apapun. Aku tidak paham, apakah ada yang salah dengan saraf di otaknya atau kondisi kejiwaannya. Pasalnya, bukan hanya melupakan apa yang ada pada hari sebelumnya, dia bahkan bisa berubah kepribadiannya. Di satu hari dia menjadi seorang murid yang rajin, di hari selanjutnya dia menjadi seorang berandalan, di hari lainnya dia menjadi orang yang benar-benar bodoh.

Selama dua minggu aku berada di sekitarnya—ya, dua minggu karena Taehyung adalah murid pindahan di kelasku—aku terus mengamati apa yang terjadi pada dirinya. Selama dua minggu itu pula dia enggan berurusan denganku, tetapi aku terus mencoba untuk bisa berteman dengannya selama satu hari.

Taehyung hari ini adalah seorang murid yang biasa, hanya saja tidak banyak bicara. Tetapi aku lihat di kelas, beberapa kali dia menguap pada saat jam pelajaran. Tampaknya juga Taehyung tidak berani menutup mata kemudian menemui mimpi indahnya saat Pak Lee sedang menjelaskan materi. Taehyung berusaha mati-matian membuka matanya walaupun beberapa kali sudah bolak-balik kamar mandi untuk menyegarkan wajahnya dengan air.

Pagi tadi aku sempat menyapanya, dan Taehyung mau membalas sapaanku—bahkan tersenyum. Kemudian pada saat jam istirahat, dengan wajah bantalnya dia tiba-tiba mengajakku untuk mengerjakan tugas Matematika bersama di taman sekolah. Aku agak terkejut, tetapi itu adalah peluang bagiku untuk bisa... berteman dengannya?

Di bawah pohon buah asam yang besar, kami duduk bersama. Angin sejuk menerpa wajahku dan Taehyung. Matahari bersinar terik, tetapi tidak sampai membakar kulit berkat bayangan dedaunan pohon yang lumayan rapat.

“Hari ini cerah, ya?”

“Hah? I-iya.”

Jujur saja, sebenarnya aku masih canggung walaupun dalam hati aku merasa senang karena dia mau mengajakku berbicara. Aku menoleh sekilas ke arahnya. Mata mengantuk Taehyung menatap kosong, lurus ke depan.

“Oh iya, kapan kita akan mulai mengerjakan soal-soal ini?” aku memberanikan diri untuk bertanya. Tanpa menggerakkan kepalanya, masih menatap lurus Taehyung hanya menggumam.

Hening sejenak.

“Aku ingin tidur sebentar, setelah itu kita bisa mulai mengerjakannya. Aku sangat mengantuk. Tidak apa-apa ‘kan?” tanyanya kemudian.

“Ah ya-tidak masalah. Tidurlah, kau juga terlihat sangat kelelahan dan mengantuk.” balasku.

Taehyung memalingkan wajahnya ke arahku, tersenyum tipis sebentar kemudian langsung berbaring di atas rumput. Menggunakan kedua tangannya sebagai alas kepalanya. Sedetik kemudian dia menutup matanya.

Selama beberapa menit aku hanya berdiam diri, tidak berani bergerak sedikitpun. Namun dengan ragu-ragu sesekali aku melirik ke arahnya yang terlihat tidur dengan tenang. Dengan pelan, aku mencoba melambaikan tanganku di hadapan wajahnya yang pulas. Taehyung tidak terganggu. Pasti dia sudah benar-benar tertidur.

Aku rasa aku harus mulai mengerjakan tugas Matematika ini sekarang, sekaligus membantu mengerjakan milik Taehyung juga. Jam istirahat akan berakhir dalam beberapa menit, dan tugas ini harus dikumpulkan pada pertemuan pelajaran Matematika yang akan dilanjutkan setelah waktu istirahat.

Ah... sebenarnya aku ingin mengobrol banyak dan bertanya soal dirinya yang ‘berbeda’. Tetapi, sepertinya Tuhan belum memberi izin. Mungkin di lain kesempatan—entah berapa lama lagi.

Bel masuk berbunyi tepat saat aku selesai mengerjakan soal terakhir milik Taehyung. Setelah membereskan lembar soal dan jawaban juga beberapa buku, aku melihat ke arah Taehyung lagi. Rupanya dia benar-benar pulas, karena bunyi bel yang berisik tidak mampu membangunkannya.

Dengan hati-hati, aku membangunkannya. “Hei, Taehyung. Kita harus segera kembali ke kelas.”

Pelan-pelan dia membuka matanya, kemudian mengerjap. Bola matanya melirik ke arahku, menatapku dengan pandangan tidak mengerti. Tiba-tiba dia bangun dan mengubah posisinya menjadi duduk. Aku menahan tawa ketika melihat rambutnya yang sedikit berantakan.

“Kau siapa?”

“Eh?” ucapku spontan. Aku bingung. Ada apa?
Taehyung mengalihkan pandangannya kepada lembar jawaban di tanganku, dimana kertas yang tertulis namanya ada di tumpukan paling atas. Dengan kasar, dia merebutnya dariku.

“Apa yang kau lakukan dengan lembar jawabanku? Ini bukan tulisan tanganku. Dan apa ini-oh... astaga!” cercanya sambil memindai jawaban soal-soal yang aku kerjakan tadi.

“Hei jawabannya sama sekali tidak ada yang benar! Siapa yang menulis ini semua? KAU?” Taehyung mengomel. Tatapannya menjadi menakutkan. Taehyung marah.

“A-aku mencoba membantumu-

“Membantu?” Taehyung memotong ucapanku. “Aku bisa mengerjakannya sendiri tanpa bantuan- hei, bahkan aku tidak mengenalmu.”

Aku terdiam menatapnya dengan bingung. Taehyung lantas berdiri dan berjalan meninggalkan tempat terlebih dahulu, tak lupa dengan tatapannya yang terlihat merasa terganggu olehku. Aku terus menatapnya sampai punggung itu menghilang dari pandanganku.

Apa-apaan. Kenapa dia begitu?

Hei, bahkan saat ini hari belum berganti. Tetapi, apa yang terjadi?

Apa tidur juga menyebabkan... Taehyung menjadi lupa dan berubah kepribadiannya?




















ini pernah dipost di grup schreiben hehehehehe

One Day FriendWhere stories live. Discover now