3 End

5.6K 753 54
                                    

"Baek, apa harapan terbesarmu?"

"Aku ingin menjadi manusia normal."

"YA! Jangan bercanda, pendek."

"Apa aku terlihat bercanda? Aku ingin mendapatkan kebahagiaan seperti orang pada umumnya. Berwisata bersama keluarga kecilku atau bermain ombak di pantai. Itu terdengar sangat menyenangkan."

"Hanya itu? Serius?"

"Ah satu lagi."

"Apa itu?"

"Aku ingin kau berjanji untuk tetap berada disampingku. Jangan pernah meninggalkanku, Chanyeol−ah. Jangan, meskipun hanya seinci."

"Tentu saja aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Baekhyun dan Chanyeol akan selalu bersama."











Setiap Sabtu Chanyeol akan melakukan hal yang dilakukan Baekhyun. Datang ke makam Luhan dan menangis disana.

Baekhyun... dia hanya satu diantara ribuan bintang yang tersembunyi dalam gelapnya malam.

Sinarnya redup ketika sang bintang kejora menampakkan sinarnya. Sama saat Luhan hadir diantara mereka.



Baekhyun berada disisi dimana bulan pun enggan untuk meliriknya.

Ia hanya ingin diakui keberadaannya. Ia hanya ingin Chanyeol memandang kearahnya dan bukan pada orang lain. Tapi, Chanyeol tak pernah menyadarinya. Kenyataan itu benar−benar memukul hatinya telak.





'Cause all of me, loves all of you...

Love your curves and all your edges...

All your perfect imperfections...











Tujuh tahun dilalui Chanyeol dalam rasa bersalah yang menyiksa.

Senyum yang tampak dalam layar kaca tak benar−benar tulus dari dalam hatinya. Pekerjaan sebagai artis besar membuatnya harus selalu dalam keadaan yang baik, meski dalam hatinya ia tak pernah benar−benar membaik.

Cintanya menghilang, bersama dengan sosok mungil yang selama ini hinggap dalam pikirannya.

Setiap detiknya, setiap ia menatap langit malam. Ribuan cahaya disana seolak mengejeknya. Memaki kebodohannya.







Give your all to me, I'll give my all to you...

You're my end and my beginning...

Even when I lose I'm winning...











Bisakah ia menjadi egois? Bisakah ia meraih bintang yang redup itu dan membagi sinar miliknya secara cuma−cuma?

Chanyeol ingin meraihnya kembali, memeluknya dan mendekapnya seperti yang biasa ia lakukan. Mengusap pipinya yang merona dan mencium dahinya untuk memberikan ketenangan.

Menjadi payung ketika hujan deras menerpanya. Menjadi lumut yang melindungi batu karang dari terjangan ombak yang begitu keras?

Bisakah dia meraihnya kembali?









"Baekhyun kembali, Yeol. Tapi dia menghindariku. Ia bersikap seolah tak mengenalku sama sekali. Dia berubah."

"Maksudmu apa, Joohyun−ah?"

"Dia menjadi salah seorang pelacur di bar milik teman kakakku."






Baekhyunnya yang manis dan polos. Baekhyunnya yang menjadi segalanya. Baekhyun yang menjadi cahayanya kini benar−benar meredup dan jatuh dalam kubangan neraka.

Memandikan dirinya sendiri dalam panas neraka yang orang sebut birahi.

Membiarkan puluhan tangan menjijikkan menyentuhnya dengan penuh nafsu. Membiarkan tubuh mungilnya yang dulu selalu meringkuk dalam dekapannya dijamah oleh lidah−lidah setan.

Membiarkan hal berharga dalam dirinya diperjual belikan layaknya mainan di pinggir jalan.









"Untuk apa kau kesini? Apa kau salah satu dari iblis berwajah manusia itu? Yang datang dengan melemparkan uang hanya untuk memuaskan diri mereka dengan kenikmatan surga dunia?"

"Kembalilah menjadi Baekhyunku yang dulu."

"Baekhyunmu sudah mati. Jika kau mencari Baekhyun yang dulu kau sebut picik dan menjijikkan, sebaiknya kau pergi dari sini dan jangan pernah kembali."

"Aku mencintaimu."

"Buang saja perasaan palsumu itu. Itu takkan merubah apapun."

"Aku masih akan mencintaimu."

"Lakukan saja dan kau akan menyesalinya."











Kalimat terakhir Baekhyun merobohkan pertahanan seorang Park Chanyeol. Ia bahkan rela menjatuhkan harga dirinya dan bersimpuh di bawah kaki Baekhyun. Menangis seperti seorang pencundang hanya untuk membawa Baekhyunnya kembali.

Membiarkan beberapa orang berbadan besar memukulnya hingga ia nyaris merenggang nyawa detik itu juga.




Namun sosok yang diharapkannya, sosok mungil yang berhasil membawa separuh hidupnya itu hanya memalingkan wajahnya.

Menyembunyikan wajah cantiknya yang basah oleh air mata dengan topeng keangkuhannya. Melangkah pergi tanpa menoleh ke belakang.





Chanyeol tersenyum miris dalam kesakitannya.





Benar, tak ada orang yang mau menoleh ke belakang untuk melihat masa lalunya yang pahit. Chanyeol hanyalah sebagian memori yang harusnya dilupakan Baekhyun.









'Cause all of me, loves all of you...









"Seperti apapun Byun Baekhyun, Park Chanyeol akan tetap mencintainya..."











➖➖➖➖➖
END
❤➖➖➖➖➖➖➖❤

[☑]『 ᴍɪꜱᴇʀʏ 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang