Hello!
Welcome back to my lapak! Ahaha😅
Maaf jarang update next chapter cerita sebelumnya dikarenakan beberapa hambatan, insyaallah kalau berkesempatan akan dilanjut, arigatou ghozaimast! *Epet2ngetiknya💦
Prolog
Gadis manis dengan rambut panjang yang terurai tampak cantik dengan poni depannya yang menutup dahinya. Ia terlihat begitu menawan, apalagi ditambah dengan jepit rambut berbentuk bunga matahari di kepalanya, sempurna. Dia Riana, gadis berusia 18 tahun yang kini tinggal bersama salah seorang kakak dari orangtuanya, Om Martin namanya. Ia gadis yang mandiri, tak pernah ingin merepotkan keluarga om-nya itu. Sambil meneruskan pendidikan di salah satu Kampus ternama di Jakarta, Riana belajar memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bekerja. Ia membuka usaha bisnis online yang menjual aneka kue yang dibuatnya sendiri. Riana Cake nama toko online yang dibuatnya disebuah blog pribadinya. Ia juga membuat beberapa akun media sosial untuk mempromosikan kue buatannya. Berbekal dari sebuah handphone dan laptop yang ia miliki, Riana merintis bisnis kecil-kecilan miliknya. Riana Adrian, sang pebisnis muda.
Derai air mata menyelimuti pagi yang begitu dingin selepas hujan tadi malam. Seorang gadis menangis hingga sesak dadanya. Tak ada yang lebih menyakitkan daripada ditinggalkan orang yang terkasih. Apalagi jika itu adalah orangtua yang telah mengasuh, mendidik, dan mengasihi anaknya hingga menjadi anak yang besar lagi cerdas.
"Mama, Papa. Jangan tinggalin Rai, Ma, Pa." Ucapannya terbata-bata karena menahan tangisnya. Ia tak pernah menyangka, bahwa kedua orangtuanya meninggalkannya secepat ini, disaat ia masih membutuhkan pelukan hangat orangtuanya.
Hingga sampai di liang lahat, ia masih menitikan air matanya, merasa begitu terpukul. Didampingi seorang laki-laki dewasa, Rai menangis di depan makam kedua orangtuanya selepas sesi pemakaman berlangsung. Tak ada yang lebih mengerti perasaan dirinya selain dirinya sendiri.
Dia, Riana Adrian. Kini, ia hanya sebatangkara. Meskipun ia memiliki banyak saudara, tapi tak ada satupun yang mau mengajaknya bermain bersama, bahkan hanya untuk sekedar berbincang sejenak. Tak ada yang menemaninya, sungguh memilukan.
💦
Sudah satu minggu tepat setelah kepergian orangtuanya, Riana masih saja murung, yang dilakukannya hanya duduk merenung didekat jendela kamarnya. Membayangkan betapa menyenangkannya masa kecilnya bersama orangtuanya. Beberapa saat ia menitikan air mata, kemudian menangis hingga membuatnya pusing dan memilih untuk beristirahat.
Sudah satu minggu pula, Riana tidak masuk sekolah. Dipikirannya hanya ada kedua orangtuanya saja. Sejak hari itu, ia mengurung diri di kamarnya, tak berbicara pada seorangpun. Ia bahkan menolak untuk makan. Tepat malam harinya, ia jatuh pingsan saat sedang berjalan menuju meja makan untuk makan malam.
Riana dibawa ke rumah sakit terdekat. Semua keluarganya panik, karena mereka tahu, mereka membiarkan Riana terpuruk karena kepergian orangtuanya. Mereka semua merasa bersalah.
Dokter memberi tahu, bahwa Riana hanya mengalami kelelahan karena terlalu banyak berpikir. Namun, tidak ada yang dikhawatirkan, dokter telah memberikan obat penenang agar Riana tertidur dan beristirahat sejenak.
Riana bangun setelah seharian penuh tertidur, ia berteriak kencang saat terbangun.
"Mama, tunggu!" Katanya sambil terbangun dari posisi tidurnya ke posisi duduk.
Seperti tengah mengejar-ngejar seseorang yang terus berlari menjauhinya. Wajah Riana terlihat pucat dan banyak mengeluarkan keringat. Keluarganya yang berada disekitarnya langsung dengan sigap memanggil dokter untuk memeriksa keadaannya.
Dokter memeriksa denyut jantung Riana dengan stetoskop, memeriksa aliran cairan infus yang mengalir ke tubuh Riana. Dokter menenangkan Riana, menanyakan beberapa pertanyaan terkait apa yang dirasakannya hingga terbangun dari tidurnya. Riana bungkam, bukan tak ingin menceritakannya, ia hanya ingin tenang sejenak mengingat bahwa orangtuanya benar-benar telah tiada.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIANA
Teen FictionFYI: Cerita singkat, mungkin akan berkembang suatu hari nanti *kalo gak sibuk ya, ehehe SILAHKAN DIBACA UNTUK SEKEDAR RILEX MAAF JIKA CERITAA ABSURD ATAU MAINSTREAM BECAUSE CERITA INI DIBUAT CUMA SEHARI DOANG KARENA TUGAS SEKOLAH. ⛔HARAP MAKLUM ⛔NO...