1:-

12 2 0
                                    

:ˢᵃᵗᵘ":

Author POV/

Ah! Bagaimana seorang gadis tidak jengkel ketika diejek.-Dhaeeza Warna. Diejek dengan Seluruh kata kata yang membuatnya jengkel.

Bukan warna namanya kalau tidak melawan saat ia diejek. Sahabatnya Dara, selalu heran. Kenapa yang mengejek Warna hanya Hujan?

//-//-//-//-//

Warna berteriak saat berjalan menuju tempat Dara duduk dikantin, bukan Warna namanya jika sudah kesal akan diam, Ia akan terus mengoceh hingga dia merasa lega, sialan!

"Dar, nih ya. Gue udah perbaikin nilai gue, tapi tetep aja papa gak mau kasih gue jam itu, Kesel banget gue dar!"

Oceh Warna dari tadi, dari kantin hingga sampai kelas Dara tidak berbicara, ya dia hanya mendengarkan ocehan Warna.


"Na, hari ini gue nginep boleh?"

"Sip, Mama gue juga ga ada dirumah"

Warna dengan santainya menendang Kaleng hingga mengenai kepala teman satu kelasnya.

'Anjir' batin Warna, Warna hanya pura pura tidak tahu, dan pergi meninggalkan teman sekelasnya yang terkena kaleng tendangan Warna


"Emh, Dar. Cepet, langsung ambil baju ya. Gue gak mau lama lama!"

Dara Hanya mengangguk, setelah ambil baju, Dara dan Warna lanjut pergi ke Rumah Warna

//-//-//-//-//-//

"Tuh, Na. Makanan udah gue beli, tinggal apaan nih?"

"Dar, Gue rasa kita tidurnya gak usah di kamar gue deh, tidur di ruang TV aja, males gue kalo di kamar, ga ada sensasi baru"

Warna terkejut saat melihat makanan yg Dara beli, Astaga. Banyak sekali!

"ADARA KIYELI!, LU PAKE UANG SIAPA?"

Teriak Warna sambil melihat Dara tajam

"I-i-itu, yang di dompet"

Warna langsung menghampiri Dara dan mengacak acak rambutnya

"Kan udab gue Bilang jangan pake Uang yang di situ, Bambang!ck-"

//-//-//-//-//

"Na, menurut lu Hujan gimana sih?"

Warna yang sedang memakan bakso tersedak

"Ujan? Maksud lu Hujan Fatevi?"

Tanya Warna dengan cepat dibalas dengan anggukan Dara

"Satu kata RUSUH! tapi--"

Warna memotong kata katanya, Dara yang penasaran menambahkan gula di Mangkok Baso Warna

"Eh Anjir! Dar- gila ya lu? Ini baso bukan Es Teh!"

"Makanya Lanjutin Warna--, Tapi apa?"

Warna yang melihat sahabatnya seperti itu hanya tertawa kecil

"Dar-Dar, Dia tuh Rusuh, Tapi gitu gitu dia pinter, Enak buat jadi temen contekan. Hehe-"

Tuk..

"Aduh sakit tau dar-"







Halo!
Apa kabar?
Ini cerita pertamaku.
Mohon kritik dan sarannya-!
Selamat membaca, semoga suka. bye~

WarnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang