Rindu

218 7 1
                                    

Author POV

Barom Yu , pria yang sering di sapa Ian oleh semua orang, kini memandangi seorang gadis yang sangat cantik dan juga sexy yang sedang merebahkan tubuhnya pada ranjang besar miliknya.

Gadis yang sudah satu minggu ini menjalin hubungan dengannya.

Dia begitu memikat, selain dari sikap dan juga hatinya, tidak bisa di pungkiri jika ia begitu terpikat pada kemolekan tubuhnya.

"Oppa, apa kau akan menjadi patung disana?".

Ia tertawa kecil sembari melangkahkan kakinya untuk melangkah maju, mendekati ranjang besar miliknya.

"Bilang saja kau sudah tidak sabar,sayang". Ucapnya dengan mengangkat sudut bibirnya ke atas.

Hyera, nama gadis itu.

Tubuhnya yang hanya terbalut dengan pakaian dalam berwarna hitam begitu menantangnya saat ini. Gadis itu sangat pintar untuk menaikkan libidonya.

"Kau begitu menggairahkan malam ini". Puji Ian seraya menaiki ranjang. Ah~ralat, ia menaiki tubuh gadis itu.

Di liriknya kedua tangan Hyera yang sudah melingkar dengan begitu manis pada lehernya.

"aku merindukan mu". Ucap Hyera dan langsung memberikan kecupan-kecupan ringan pada bibir Ian.

Kecupan itu semakin menuntut satu-sama lain. tubuh Ian yang lebih besar tak menghalangi Hyera untuk menyalurkan rasa rindunya pada sang kekasih.

Ia memejamkan kedua matanya saat merasakan sentuhan di bawah sana.

Lenguhan kecil mulai terdengar dari mulutnya di sela-sela ciuman panas mereka.

"I miss you". Hyera meremas kasar rambut Ian.

"Me too,babe". Ian menggigit kecil bibir bagian bawah Hyera, menghisapnya pelan seraya menikmati gesekan di bawah sana.

"Oppaa~ahhh". Hyera semakin mendesah hebat. Sesuatu yang sangat ia rindukan sudah mengeras sekarang terlebih bagian intimnya sudah sangatlah lembab.

Ia begitu menikmati semua sentuhan yang di berikan kekasihnya pada tubuhnya.

Di rasakan tangan kasar Ian saat menyentuh bagian dadanya, bahkan jari-jemari Ian yang begitu ahli saat melepaskan pengait bra yang di kenakannya.

Ciuman itu turun, Ian begitu menikmati leher jenjang milik Hyera. Leher yang begitu mulus, tidak ada bekas kemerahan saat dirinya meninggalkan Hyera beberapa hari yang lalu.

Di berinya beberapa gigitan kecil dan menghisapnya kembali. Memberikan beberapa jejak baru untuk menghiasi leher Hyera yang begitu indah.

dua buah payudara milik Hyera pun tak luput dari jamahannya. Ia meremasnya pelan, menikmati erangan demi erangan yang keluar dari mulut kekasihnya.

Libidonya semakin meningkat saat ia melihat wajah Hyera yang semakin terangsang akan sentuhannya.

Tangannya begitu gemas memainkan dua buah gundukan yang selalu menarik perhatiannya. remasannya semakin kuat hingga membuat Hyera sesekali mendesahkan namanya.

Terdengan begitu sexy dan menggoda.

Rambut Hyera yang semakin acak-acakan semakin menarik minatnya. Ia ingin gadisnya yang mengambil alih permainan malam ini.

di kecupnya kedua gundukan itu secara bergantian sampai ke bawah perutnya. Menciumnya dengan begitu pelan hingga tubuh gadisnya menggeliat perlahan.

Lidahnya pun tak diam begitu saja. Ia menyusuri setiap inchi bagian tubuh Hyera.

"Ahhhh".

Ian tersenyum seduktif saat mulut Hyera tak henti-hentinya mengeluarkan desahan yang begitu sexy di telinganya. Tangannya tidak tinggal diam begitu saja, di arahkan tangan kanannya pada paha gadisnya. Mengelusnya begitu perlahan hingga membuat Hyera menggelinjang nikmat karenanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VanillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang