meraih impian

10 3 0
                                    

Katanya hidup itu pilihan, benarkah demikian? Shinta tidak pernah memilih untuk hidup layaknya hidup yang sekarang. Dia belum pernah dihadapkan pada pilihan jalan hidup kemudian disuruh memilih semudah membuka file dikomputer. Klik kiri dua kali maka apa yang kita pilih akan terwujud dihadapan kita hanya dalam waktu sekejab. Shinta berangan - angan andaikan itu ada, kuyakin semua penghuni bumi akan memilih jalan yang menyenangkan, hidup yang menyenangkan, dan tidak ada satu persen pun kerusakan didalamnya. Bahkan aku akan memilih untuk tidak dilahirkan didunia yang penuh dengan misteri ini.

Rencan Tuhan terlalu berkabut untuk dapat dilihat, terlalu abu - abu untuk bisa dimengerti oleh hambanya. Terlebih untuk seorang anak seperti Shinta. Ayahnya hanyalah seorang buruh yang upahnya tidak tetap. Bundanya pun terpaksa turun tangan untuk menopang keuangan keluarga dengan membuka warung kecil - kecilan. Orang tua Shinta adalah orang yang sangat kerja keras dan pantang menyerah dalam berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Keadaan yang membuat dia kecil untuk mempunyai jalan pikiran dewasa. Harapan, asa yang mungkin belum pernah dipikirkan oleh anak - anak seusianya.

Ketika jam bermain, dia gunakan waktunya untuk merangkai semua harapan, impian dan cara untuk mengubah serta memutar roda kehidupan. Tapi, keadaan bukanlah penghalang bagi dia untuk meraih apa yang menjadi impiannya.
Ayah Shinta tiba - tiba menepuk pundaknya, lalu berkata " Shinta, kamu pasti bisa! Keberhasilan itu tidak pernah memandang siapa kamu, tapi bagaimana usahamu! "
Shinta pun menjawab " iya Ayah, aku yakin,,,BISA! Semua usahaku tidak akan sia - sia".

Berkat kerja keras orang tuanya dia dapat menamatkan pendidikan tingkat SMA. Tentu semua itu tidak selancar kendaraan jalan tol. Sekali lagi, keadaan tidak pernah salah. Bahkan keadaan itu menjadi salah satu motivasi baginya. Shinta adalah anak yang sangat rajin, cerdas, pekerja keras dan tidak mudah menyerah atau putus asa.
" selamat, nak! Kamu berhak atas beasiswa ini "
Kata gurunya disekolah yang membuatnya lega dan bahagia. Sesudah kabar berita didengar, Shinta bergegas untuk pulang dan memberitahukannya kepada ayah dan bundanya.

"Ayah....Bunda ada kabar gembira untuk kita semua".
" Apa nak? " jawab berupa pertanyaan dari ayahnya penasaran.
" sekarang aku tidak perlu memikirkan SPP lagi. Aku dapat beasiswa, yah!"
" semua ini dari Tuhan, nak. Kita harus bersyukur ". bundanya menambahkan.
iya, Bun seru Shinta.

Satu impiannya setelah lulus dari SMA yaitu melanjutkan ke fakultas kedokteran. Dia mencoba menceritakan hal tersebut kepada ibunya. Akhirnya tibalah waktu sore, Shinta dan ibunya duduk diteras rumahsambil melihat indahnya perjalanan matahariyang akan tenggelam.

"Bun, bolehkah aku melanjutkan ke fakultas kedokteran? " tanya Shinta pada bundanya.
" kita tak punya banyak uang untuk kamu masuk ke fakultas kedokteran.sabar ya Nak! " jawab ibunya. Impian dan harapan Shinta pun tenggelam bersama matahari.
Akhirnya, Shinta memutuskan untuk segera merangkai impian selain dokter. Hanya satu kata yang terekam jelas dimemorinya, hidup itu harus terus berlanjut.
Tidak peduli seberapa menyakitkan atau membahagiakan dan  Tuhan selalu menyimpan rencana indah dibalik semuanya.
Makan malapun tiba. Untuk makan malam, walaupun menunya seadanya tetapi mereka selalu makan bersama - sama. Makanan hambar pun terasa manis ketika dimakan bersama. Ya........... Bahagia itu sederhana.
" Shinta, apakah kamu setuju jika teman ayah ingin mengasuhmu?" suara Ayah tiba - tiba mengatakan hal ini di saat - saat suasana penuh keheningan.
Sebenarnya Shinta merasa berat hati,
" yaa Ayah aku nggak papa kalau harus tinggal bersama teman ayah.
Ini semua berat, ayah dan bunda Shinta tidak mungkin rela kehilangan ku. mungkin ini sudah takdir Tuhan yah,! Bukankah ayah sering bilang bahwa Tuhan menyimpan beribu - ribu kejutan indah? " seru Shinta.
" kalau kamu ikhlas, ayah dan bunda dengan berat hati akan merelakamu, nak! "
Tambah ayahnya.
kapan mereka datang menjemputku, yah? tanya Shinta.
Besok pagi, nak! jawab ayahnya.

Ibu dari seorang anak  yang bernama Shinta sangat merasakan kesedihan, saat harus ditinggalkan oleh Si Shinta, menangis tidak selamanya simbol lemah tak berdaya.
Menangis dalam situasi adalah simbol kekuatan, kesabaran, dan kehormatan.
Hampir dua tahun berjalan .
Semua yang dilalui Shinta dirumah orang tua asuhnya sangat berbeda dengan rumahnya yang dulu. Terbesit dipikiran Shinta aku harus kembali dengan membawa kabar kebahagiaan, kesuksesan, keberhasilan atas semua impianku.
Kemudian Shinta berpamitan kepada orag tua asuhnya dan tak lupa dia mengucapkan banyak terima kasih kepadanya.
Akhirnya dengan uang saku yang yang diberikan orang tua asuhnya, dia pergunakan waktunya untuk mencari rumah kontrakan dan mencari pekerjaan.

" Shinta, disebelah SMP ada kios yang dijual,bagaimana kalau kita bekerja sama untuk mencari rumah dan mencari kios itu? Lalu kita berjualan pakaian disana? " kata sahabatnya. Ketika itu, Shinta dan sahabatnya sudah menemukan kontrak untuk tempat istirahat dan memulai bisnisnya bersama sahabatnya .
Seiring berjalannya waktu, kios tersebut semakin banyak pengunjung dan pembelinya.

GAGAL ITU BIASA, TAPI BANGKIT DARI KEGAGALAN ITU LUAR  BIASA
Hidup Shinta tidak berhenti sampai disini saja.shinta sering dipanggil sebagai motivator. Shinta melanjutkan kuliah dipeguruan tinggi jurusan sastra inggris.
Dia membiayai kuliahnya sendiri, setelah beberapa lama shinta libur akhirnya shinta menjemput ayah dan bundanya.  Semua ini pasti ada hikmahnya.
Akhirnya, semua impian dan harapa Shinta terwujud. Yaitu ingin menjadi orang sukses dan dapat mengubah kondisi hidupnya.
......Jika kita selalu berusaha dan berdoa, maka kata SUKSES akan dengan mudah kita genggam......

                    ~ THE END ~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

meraih impianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang