Chui San Water - Prolog

5 1 0
                                    

Lari.

Setidaknya itulah yang berada di pikiran gadis itu saat ini. Sebelum dirinya ditemukan oleh petugas suruhan Dewa Hutan yang marah karena dirinya diam-diam tidak sengaja merusak beberapa titik hutan yang Dewa itu jaga.

 Sebelum dirinya ditemukan oleh petugas suruhan Dewa Hutan yang marah karena dirinya diam-diam tidak sengaja merusak beberapa titik hutan yang Dewa itu jaga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ujung gaun hanfunya menyentuh tanah meskipun ia sudah berusaha mengangkatnya. Biarkan saja. Toh dia bisa membersihkannya nanti. Gadis itu berlari tak tentu arah. Bagian terpenting dalam hidupnya adalah ia harus lolos dari kejaran mereka. Suara aliran sungai membuat langkahnya berhenti. Setidaknya ia tidak lagi mendengar suara petugas hutan itu yang tengah mencarinya.

Untung mereka belum tahu siapa aku.

Dirinya tampak lega sekarang. Dengan perlahan, ia menyusuri aliran sungai yang tengah mengalir deras. Ia segera duduk di batu besar sembari memandangi bintang-bintang. Dirinya tersenyum menikmati kesendirian nya saat ini. Lalu tangannya terjulur untuk merasakan air sungai.

Merah.

Meski tampak remang, dia yakin sekali bahwa air itu bercampur dengan warna merah. Begitu pekat dengan sedikit bau anyir. Apakah terjadi sesuatu disekitar sini? Entahlah. Dirinya tidak tahu. Gadis itu berencana untuk tidak ikut campur dengan apa yang sedang terjadi. Namun rasa penasaran yang ia miliki sangat kuat sehingga ia pun memutuskan untuk menyusuri aliran sungai.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sungai Chui San

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sungai Chui San. Indah di atas teriknya matahari, mencekam di bawah cahaya rembulan. Lumayan dalam jika kamu tidak dapat berenang. Gadis itu melihat sesuatu berwarna keemasan berada dipinggir sungai. Ia pun segera mendekat dan tampak terkejut.

Manusia?

Seorang pria dengan banyak sekali goresan pedang di tubuhnya. Pakaiannya robek dengan luka menganga di sekitar pundaknya.

Gadis itu segera berlari dan menghampiri pria itu. Pria itu tampak sekarat. Mungkinkah pria ini tenggelam? Ia pun segera memeriksa tubuh pria itu.

Benar. Banyak sekali air yang sudah memenuhi rongga paru-parunya. Ini adalah detik kematian pria itu. Mengingat kata mati membuatnya tidak suka. Apalagi jika ia harus menyaksikan pria ini mati tepat di depannya.

Tanpa pikir panjang, gadis itu mendekati pria yang sudah tampak membiru. Dengan cepat ia letakkan kedua tangannya tepat di depan dada pria itu. Dengan mata terpejam, ia dekatkan bibirnya dengan bibir pria itu. Lalu diserapnya air yang berada di dalam tubuh pria itu.

_________________*

Hmm.. baru prolog udah adegan itu ya, hehe.

Gambar yg author kasih hampir mendekati dengan apa yg ada di imajinasi author.

Soal tokoh, hmm.. siapa ya kira-kira? Komen di bawah karena author pasti langsung otw google. Atau apa yang sesuai dengan imajinasi kalian aja? Author bingung nih. Bantu jawab ya..

Regards,
T.W.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Yi Wan Nian De DengdaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang