Sesampainya di mobil Rey mempersilahkan Nirmala agar masuk di sisi samping kemudi, tapi Nirmala hanya berdiri diam mematung dengan arah pandangan menghadap ke dalam mobil sebelum kembali menatap pada dr.Rey, dan itu terjadi berulang kali membuat Rey menghela napas lelah.
"Silahkan masuk."
"Di situ?"
Reymon mengangguk, tapi lagi-lagi Nirmala hanya memandang ke dalam mobil sebelum kembali menatap dr.Rey.
"Dokter nggak ada niat mau ngapa-ngapain saya kan?" Nirmala bertanya lugu dengan ekspresi seolah Reymon adalah sosok penculik, "saya masih di bawah umur loh dok."
.
"Astaga," entah sudah berapa kali helaan napas yang terdengar dari Reymon."Tapi, kalo dokter mau ngapa-ngapain saya mending setelah kita nikah aja dok."
Lagi, dr.Reymon kembali menghiraukan perkataan gadis itu. Dia merasa lelah, gadis di sampingnya kini, ia tidak yakin bahwa kejiwaan gadis itu masih bisa disebut normal atau tidak. Mana ada gadis dengan tampang selugu dia bisa-bisanya menyatakan cinta pada orang dewasa seperti dirinya, dan juga pernyataan cintanya terlalu terang-terangan.
Rey bukan tipe laki-laki yang suka dikejar perempuan, apa lagi ini masih gadis, dan juga di bawah umur. Apa ini karma karena dia sempat berusaha mendekati istri orang? Tapi kan dia tidak mengetahui bahwa perempuan yang dia dekati ternyata adalah istri orang.
Merasa gerah, Rey berusaha melonggarkan dasi yang terasa mencekik lehernya. Namun Nirmala yang sedari tadi sudah masuk ke dalam mobilnya hanya terdiam melihat tingkah Rey yang tampak ingin melepas dasinya dan membuka dua kancing kemeja bagian atasnya.
"Dokter mau ena-ena?"
Sontak tangan dr.Rey yang semula hendak melepaskan dasinya terhenti. Kepalanya perlahan tertoleh ke arah gadis di sampingnya yang sayangnya ia lupakan keberadaannya barang sesaat.
Bodoh, bagaimana mungkin dia melupakan bahwa ia sempat membawa gadis itu ikut bersamanya untuk menghindari skandal menjadi tontonan umum. Jangan sampai gadis ini berpikir yang tidak-tidak hanya karena niatnya yang semula ingin melepaskan dasinya. Lagi pula darimana gadis seusia dia ini sudah berpikiran jauh tentang 'ena-ena'? Sungguh pergaulan remaja sekarang cukup membuat Rey tidak habis pikir.
"Jangan berpikir yang aneh-aneh," balas Ry agar Nirmala tidak lagi berpikiran yang tidak-tidak.
"Ya kan dokter kayak mau ngelepas baju gitu." Nirmala yang tak mau mengalah dengan pemikirannya balik membalas perkataan Rey.
"Saya hanya merasa gerah," merasa bahwa mendebat gadis di sampingnya hanyalah sia-sia, maka Rey memutuskan untuk mengganti topik, "rumah kamu dimana?"
"Emangnya dokter mau ngapain?" tanya Nirmala dengan sorot wajah yang tiba-tiba berubah.
"Anter kamu pulang."
"Gak mau!" spontan Nirmala menolak permintaan Rey yang ingin mengantarnya pulang.
"Orang tuamu pasti nyariin," Rey mencoba bersabar, ia berusaha menasehati gadis itu agar mau pulang.
"Gak peduli," Nirmala tetap kukuh dengan pendiriannya, "aku mau tinggal sama dokter."
"Mana bisa!"
"Kasih tau alamat kamu sekarang, atau saya tinggal disini."
Lama Nirmala terdiam, namun Reymon masih setia menunggu jawaban dari Nirmala. Sungguh ia merasa lelah, sudah dua hari ia belum tidur sama sekali. Dan saat ini ia malah terjebak bersama seorang gadis yang mengaku ingin menjadi istrinya, lelucon macam apa ini.
"Baiklah kalau kamu tidak mau menjawab," tak mqu ambil pusing menunggu jawaban dari Nirmala, Rey memeutuskan untuk membawa mobilnya menyusuri jalan raya yang kebetulan tidak terlalu macet hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nirmala (Sugar Daddy, I'm Coming)
Romance#Duda the Series - 2 (Trilogy of Duda) ___ "Dokter ganteng, mau nggak jadi pacar aku?" "Enggak!" "Kalo suami aku mau?" "Enggak!" "Kalo gitu, dokter cinta sama aku?" "Enggak!" "Kenapa?" "Hm." *** Nirmala, seorang gadis labil yang jatuh cinta pada pan...