4

84 16 1
                                    


Sowon menatap Seokjin malas. Sekarang ia duduk berhadapan dengan seorang pria yang mempunyai tingkat kepercayaan diri yang tinggi, Kim Seokjin.


"Aku tidak mengajakmu kencan Kim seokjin", ucap Sowon penat.

Kim seokjin hanya mengedikkan bahu, acuh.

"Aku kesini hanya ingin mengatakan sesuatu yang penting." Dari alunan suara sowon, perlu di garis bawahi bahwa wanita tegas ini sedang ingin serius. Seokjin hanya mengangguk. "Jadi apa yang ingin kau katakan?", tanya Seokjin. Sowon menelan salivanya kasar. Entah rencananya ini akan berakhir tidak apa-apa atau justru sebaliknya.

"A-aku_".
" 'aku' ?", ulang seokjin.

"Aku, tidak. Apa kau bsai selalu di sisiku?", tanya Sowon gugup. Entah kenapa Sowon yang biasanya bisa menjaga imej-cool-nya kini runtuh di hadapan Seokjin. Apa karena wajah rupawan itu? 


Seokjin membulatkan matanya. Sedetik kemudian dia tertawa keras. Apa secara tidak langsung Sowon memintanya untuk menjadi kekasih sang aktris? Sementara itu sowon memandang aktor menyebalkan itu dengan kesal. Ya ,rencana yang ia dan Chanyeol buat untuk melindungi sang aktor. Sebenarnya Sowon tidak peduli dengan siapa dan bagaimana nanti hidup dari Kim Seokjin. Tapi setelah Chanyeol menyadarkan Sowon bahwa wanita cantik itu pernah bertemu dengan Seokjin,akhirnya sowon mengalah karena kasihan dan rasa bersalah. Secara tidak sengaja, Sowon menjebloskan Seokjin ke dalam masalah yang begitu pelik bukan?

Ketika dia dan Seokjin selalu bersama, otomatis ia bisa lebih dekat untuk menjaga keselamatan Kim Seokjin. "Aku serius. Kim. Seok. Jin", jengkel Sowon. Dia harus menjaga imej garangnya pada laki-laki di hadapannya ini.

"Atas dasar apa kau ingin aku menjadi pacarmu?". Mimik wajah Seokjin berubah drastis, yang tadinya sangat menjengkelkan, sekarang justru menyudutkan Kim Sowon.

"HEI! Sejak kapan aku bilang aku ingin berpacaran denganmu? Dasar tidak waras!" bentak Sowon.

Seokjin hanya tersenyum miring dan mendekati wajah sempurna Sowon. Dia mengangkat sedkit dagu Sowon dan menatap dalam manik hitam pekat itu. 

"Begitukah? Tapi kenapa, pipimu seperti tomat rebus?" tanya Seokjin serius.

Sebenarnya Sowon bukan seseorang yang dengan mudah terjerat dengan pria dimanapun itu. Termasuk Chanyeol. Tapi, ada sesuatu yang membuat Sowon ingin terus menatap wajah Seokjin. Maniknya. Manik Seokjin begitu indah sampai-sampai dia bisa saja tenggelam dalam lautan tak terbatas di manik seokjin. tiba-tiba, sisi lain Sowon menyadarkannya. Sowon mendorong wajah Seokjin dan berusaha menetralkan mimik wajahnya. Memangnya Sowon bisa dengan mudah terjerat Seokjin? tidak mungkin. Pipinya seperti tomat rebus? Sowon menyentuh  kedua pipinya. Eh!? kenapa panas? Ah, mungkin hanya karena suhu di sekitarnya saja, yakin Sowon.

"hehei, nona jangan diambil hati ya perkataanku tadi. Baiklah jika itu yang Sowonie inginkan. Sebagai pacar, aku akan berusaha mengerti dan memahami keinginanmu. Kim Sowon ini benar-benar tsundere ya?" ucap Seokjin sambil mengelus pucuk kepala Sowon. Ingin sekali sowon menepis tangan lebar itu, tapi kenyamanan elusan itu benar-benar berbeda dengan elusan biasa Chanyeol. Hangat, dan menenangkan.

Entah sudah berapa lama keduanya tetap dalam posisi mereka. Sowon terdiam dan Seokjin semakin memancarkan aura positif nan menenangkan dari elusannya. Sementara itu Chanyeol yang mengamati dari tempat mereka melalui kacamata khusus milik Sowon merasa ada yang tidak beres. Sudah 30 menit, keduanya tidak bergerak secara signifikan. Beberapa kali Chanyeol mengecek apakah kacamata itu sedang eror. Nyatanya yang eror itu orang yang sedang menjalani misi dan korbannya.

'Tes, tes, Sowonie, apa yang kalian berdua lakukan? Kita tidak tahu marabahaya apa yang akan datang selanjutnya.'

Suara Chanyeol yang samar-samar terdengar di airpodnya membuat Sowon tersadar dan menurunkan tangan Seokjin dari kepalanya.

Brave [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang