"Tau nggak, kenapa kok garam itu asin?" tanya anak laki-laki itu sambil tersenyum lebar.
==========================================================
Gue masih ingat sejelas-jelasnya. Suaranya yang riang, matanya yang ramah, dan senyumnya yang cemerlang.
Waktu itu, gue masih kelas 5. Gue baru pindah dari Jakarta ke Bandung karena urusan pekerjaan ortu gue. Di sekolah, gue jarang banget ngomong. Gue hanya ngomong saat ditanya, pokoknya gue benar-benar pendiam. Biasanya, kerjaan gue cuman datang ke sekolah, tidur sampai bel berbunyi, belajar, istirahat, belajar lagi, terus pulang.
Tapi berkat sebuah kejadian di bulan Mei yang terjadi sekitar 2 bulan sejak gue pindah ke Bandung, gue berubah banyak. Gue bukan lagi anak pendiem yang murung dan membosankan. Gue jadi lebih ramah, murah senyum, dan punya banyak teman.
Saat itu, gue yang lagi jalan-jalan di halaman belakang sekolah nggak sengaja kesandung batu. Ya, jelas sih, soalnya gue jalannya nggak liat-liat. Kaki gue luka. Memang sih, lukanya enggak parah, tapi perih dan bikin gue nggak bisa jalan. Gue nggak tau mau minta tolong sama siapa karena disana sangat sepi. Akhirnya, gue cuman duduk-duduk sambil nangis di pinggir kolam yang ada di halaman belakang sekolah gue itu.
Saat gue lagi nangis, nggak tau muncul darimana, ada anak laki-laki yang nyapa gue. Tanpa banyak a i u e o, dia bertanya ke gue, "tau nggak, kenapa kok garam itu asin?" sambil tersenyum lebar.
Gue bingung mau njawab apa, alhasil gue cuman diem sambil ngeliatin kolam didepan gue.
Akhirnya, dia ngomong, "kan kalau garam nggak asin, namanya bukan garam, tapi gula." Katanya sambil terkekeh pelan.
"Hah?" saat itu, gue berpikir kalau jawabannya benar-benar aneh. Aneh tapi lucu juga batin gue. Jadi, gue tersenyum kecil.Begitu dia ngeliat gue tersenyum, dia langsung nyeletuk, "nah, gitu dong. Anak perempuan itu cocoknya kalo senyum. Jangan nangis mulu, nanti banjir. Hehehe." Katanya sambil tertawa pelan.
"Nama lo siapa?" tanya dia sambil nyengir.
"Fransiska. Panggil aja gue Siska." Jawab gue sambil tersenyum. Rasanya, itu pertama kalinya gue tersenyum karena seseorang yang nggak gue kenal.
"Nama lo cantik. Kayak orangnya."
"Masa?"
"Iya lah. Masa gue bohong." Tandasnya sambil tersenyum riang.Selama sekitar 30 menit, kita cuman duduk tanpa ngomong apa-apa sambil mandangin air kolam yang beriak-riak dan banyak ikannya itu.
Setelah gue pikir-pikir, kayaknya semua yang dia katakan dari awal itu merupakan usahanya untuk bikin gue ketawa. Mau nggak mau, gue merasa berterima kasih ke anak laki-laki itu.
Tiba-tiba, bel tanda masuk berbunyi. Anak laki-laki itu segera bangkit berdiri, "nah, karna lo udah ceria, gue balik duluan ya ke kelas. Bye-bye." Katanya sambil melambaikan tangan.
Gue juga bales ngelambai sambil bilang, "thanks ya." Dia yang denger ucapan terima kasih gue cuman tersenyum sambil berjalan pergi.
Seakan kesambet petir, gue tiba-tiba keingat sesuatu terus berlari mengejar anak laki-laki itu. "eh, tunggu, tunggu! Nama lo siapa?" tanya gue sambil menyambar lengan jaket hoodie merahnya.
"Reva." Jawabnya sambil memandang awan dan tersenyum.Reva.
Mendengar nama itu entah kenapa membuat gue ingin berteman dengannya."Gue boleh jadi temen lo?" tanya gue malu-malu.
"Boleh aja."
"Ke kelas bareng yuk."
"Ok."Itulah awal pertemanan gue dengan Reva, anak kelas sebelah yang periang, baik, ganteng, dan ramah. Untuk tambahan, benar-benar ramah. Catat itu. Kalau perlu, garis bawahi pakai tinta merah.
Sejak itu, gue sering main bareng Reva dan sahabat Reva yang namanya Levi. Kadang Levi sering bikin gue jengkel dengan cara ngejek gue, karena gue cewek sedangkan mereka berdua cowok. Tapi itu nggak masalah, soalnya semua komentar kocaknya selalu bikin gue ketawa. Gue amat sangat bahagia setiap hari.
Tapi, kebahagiaan itu nggak berlangsung lama..
___Raindrop___
==========================================================
Helloww gaess! Ini novel pertama yang gue buat. Sorry yaww kalau masi rada berantakan. Namanya juga Newbie alias pemula :)Makasi yakk buat yang udah baca. Jangan lupa komen dannn vote. Kalau udah komen dan vote nanti doi langsung pada suka lho ;) Hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Raindrop
Teen FictionBila cinta terjadi di masa lalu, apakah cinta itu akan bertahan di masa depan? Apakah segala kerinduan yang terjadi di masa lalu akan bertemu makna? Ataukah rindu itu akan hancur seperti yang sudah-sudah?