Perlahan pendar light hazel nya mengerjap. Dahi mulus milik lelaki berparas laksana Aphrodite itu berkerut samar saat netra half monolidnya menerima bias-bias cahaya. Berkedip sebentar sebelum tersentak saat realita menampar kesadarannya yang perlahan mulai bangkit.
"Ini d-dimana?" lirihnya.
Si cantik yang telah terbangun tak ubahnya seperti little lion yang manis dan menggoda. Begitu lemah, rapuh dan terlihat tanpa perlawanan. Siapapun yang melihat parasnya akan jatuh. Termasuk kedua pemuda yang telah lama memperhatikannya di kegelapan ruangan.
"Selamat malam, dear." Sapa seeorang, diikuti dengan sepasang kaki jenjang yang beralas pentofel hitam melangkah menghampiri ranjang bloody scarlet tempat si cantik terbaring.
"J-jeon?" baritone lembut mengalun lemas.
Ia kemudian bangkit dari singgasana yang sempat membuatnya terlena.
Memang saat bangun tidur ia selalu memerlukan waktu lebih untuk mengumpulkan tenaga. Bahkan hanya untuk sekedar menggerakan belah cherrynya.
Si Lawan bicara yang kini telah sampai di sisi ranjang hanya mampu menahan sesuatu yang tengah memberontak dalam dirinya. Perlahan ia mengulurkan tangan lebarnya untuk menangkup lembut pipi gembil yang memerah menggemaskan milik lelaki berparas indah dihadapannya.
"Sudah sadar, baby?. Tidurmu lelap sekali. Taehyungku mimpi indah hm?" Netra gelapnya menunduk menatap sang pujaan hati yang ternyata bernama Taehyung.
Namun sepertinya si cantik tidak menyukai sentuhannya.
Or maybe... not yet?
"L-lepas." Taehyung menepis tangan kekar pemuda Jeon yang sempat singgah di wajahnya.
Tubuh rampingnya beringsut mundur hingga membuat tempat tidur yang semula rapih sedikit mengkerut.
"Jangan menyentuhku!" gertaknya.
"Singa kecilku sudah mulai memberontak rupanya." Pemuda tampan itu terkekeh pelan melihat usaha buruannya untuk menghindar.
"Tapi tak apa. Aku lebih menyukaimu yang garang dan penuh perlawanan seperti sekarang, sayang." Lanjutnya.
"A-aku ingin pulang. L-lepas." Tepis Taehyung saat pemuda tampat didepannya meremas lembut bahu sempitnya.
"Pulang kemana dear? Kau sudah berada di rumahmu, tepatnya kamar kita. Di atas ranjang milik kita berdua."
Sayangnya, Taehyung bahkan tidak bisa membuat tubuh bongsor dihadapannya bergeser seinchi-pun.
.
.
.
"Ekhem." Seseorang lagi menginterupsi.
Menoleh, pupil cokelatnya melebar saat menangkap pemuda bersurai raven yang tengah duduk dengan tenangnya di atas sofa burgundy di sisi lain ruangan.
Uh-oh. Sepertinya aura disekitar taehyung mulai memberat. Atau hanya perasaannya saja?
Lagi pula, kenapa ia baru menyadari bahwa ia telah mengabaikan atensi seseorang lagi sejak ia terbangun tadi.
"JEON?!" Taehyung memekik dengan sangat tidak manly.
"Hei kami berdua memiliki nama yang lain, Taehyungie. Aku-Jeongguk, dan adik sialanku yang berada terlalu dekat denganmu-Jungkook. Tidak sopan memanggil seseorang hanya dengan marganya saja, sayang."
Jeongguk melangkah menuju tempat tidur king sizenya. Mengabaikan pelototan Jungkook yang tak terima ia sebut sialan tadi.
"Apa peduliku. Kalian berdua adalah Jeon bersaudara yang diam-diam membawaku kemari tanpa ada alasan yang jelas. Katakan, apa mau kalian?!"
YOU ARE READING
• Luminescence •
FanfictionHanya tentang bagaimana Jeon Jeongguk dan Jeon Jungkook yang begitu menginginkan Kim Taehyung untuk diri mereka sendiri. Bagaimana buruknya mereka jatuh dan mendamba pemuda manis yang sama.