33. Disusul

5.9K 492 17
                                    

🐇🐇🐇

Ketika kevin mulai bertanya siapa Satria, rania pun tak punya celah untuk menyimpan cerita.

"Daripada dia tau dari orang lain, mending gue cerita sekarang." Itulah yang ada dibenak rania saat kevin meminta penjelasan mengenai sosok Satria.

Rania sempat bingung darimana ia harus memulai dan kevin pun membantunya untuk bercerita dengan bertanya.

"Dari kapan kenal sama dia?" Tanya kevin dan kemudian lancarlah rania bercerita.

Tak ada satupun yang terlewat, semua di ceritakan oleh rania mengenai sosok Satria,

Kevin menjadi pendengar yang baik, selama rania bercerita ia menjaga matanya menatap rania lekat dan memberi respon yang aktif.

Selesai rania bercerita ia merasa dadanya lega, seperti ruang padat yang baru saja dikosongkan.

"Kamu.. percaya sama aku kan?" Tanya rania pelan dan takut-takut sambil menatap kevin.

Kevin tersenyum lalu mendaratkan tangannya pada Puncak kepala rania, "percaya lah, masa enggak." Sahutnya.

"Aku takut goyah saat Satria datang lagi." Keluh rania pelan sambil menundukkan kepalanya.

Kevin menarik rania kedalam pelukannya lalu mengusap pelan punggung kekasihnya tersebut, "aku percaya kamu, kamu juga harus percaya aku, kunci kamu supaya nggak goyah cuma satu."

Rania melepaskan pelukan kevin lalu menatapnya dengan tatapan bertanya, "apa kuncinya?"

Kevin menatap rania lekat sambil mencangkup wajah gadis tersebut dengan kedua tangannya, "kalo Satria minta ketemu, bilang sama aku, kalo Satria chat atau telpon, bilang sama aku, terus... apa lagi ya?"

"Yang berhubungan dengan Satria, harus bilang ke kamu, gitu maksudnya?"

"Nah simbaku pintar."

Rania mengeluarkan ponsel dari kantong jaketnya, "btw barusan Satria chat aku, katanya mau nyusul ke korea karena aku bilang nggak ada waktu ketemu saat di Indonesia!"

"Hah?"

***

"Lagi apa neng?" Fajar menempelkan hp pada telinganya, sepertinya sedang menelpon seseorang.

"Lagi otw..." sahut gadis yang ditelponnya.

"Emangnya mau pergi kemana?"

"Korea.." sahutnya singkat.

Mendengar perkataan vanie, fajar pun sontak berdiri.

"Aahh bikin kaget!" Pekik rian yang terkejut dengan tindakan Fajar disampingnya.

"Ngapain ke korea?"

Terdengar helaan nafas pelan dari seberang telpon, "mau jalan-jalan, emang napa?"

"Kapan, hari ini berangkat? sama siapa aja?" Tanya Fajar beruntun.

"Banyak nanya ih, sama temen."

"Cowok apa cewek?" Tanya Fajar posesif.

"Cowok, udah ah, gue tutup bentar lagi gue berangkat!"

Tuutt ttuuutt, "lah neng, neng.. kok mati!"

***

Hari mulai gelap, para atlet dan official dari Indonesia memutuskan untuk dinner bersama di salah satu restoran di sana.

"Ran, cepetan napa sih, lama banget pake acara dandan segala, biasanya juga nggak!" Keluh Melati yang memang sudah cukup lama menunggu rania memoles sedikit wajahnya.

Black Court | Kevin Sanjaya ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang