satu

36 1 1
                                    

Sudah seminggu aku terlambat tamu bulanan, bagaimana ini apakah aku hamil? Sepertinya tidak mungkin aku dan ka akbar hanya melakukanya sekali sebagai hadiah kelulusannya ka akbar, tidak mungkinkan langsung berhasil. Aku harus mengeceknya sepulang sekolah nanti, harus.

Pulangnya aku mampir ke apotik dekat rumah membeli tespek, aku sangat takut bagaimana jika aku hamil dan ka akbar tidak mau bertanggung jawab? Jika seperti itu matilah aku.
Sampai di rumah aku langsung meleset ke kamar mandi di kamarku, aku menunggu selama 15 menit yang menurutku sangat lama.

"OMG!!! Aku hamil!!! Ohhh tuhan bagaimana ini" rutukku dalam hati.
Aku harus ketemu sama ka akbar untuk memberitahukan hal ini, aku mencari nomor ka akbar di ponsel ku

"Halo ka akbar?" ucapku setelah di angkat
"Iya lov, kenapa?" tanya ka akbar
"Bisa kita bertemu? Di kafe dekat lapangan?" tanya ku
"Sekarang tidak bisa ka akbar sedang di kampus, bagaimana kalau jam 7:30 ?" sahut ka akbar menanyakan pendapatku
" baiklah" jawabku langsung memetikan ponselku setelah mendengar jawaban ka akbar.

Aku akan mengatakan dahulu pada mamiku, biar bagaimana pun mami harus yang pertama tahu tentang ini. Aku bergegas ke dapur menemui mami yang sedang mambantu pembantu rumah tangga kami menyiapkan makanan untuk makan malam.

"Mami aku cerita sesuatu pada mami, kita ke taman belakang yuk mi?" ucapku pada mami sambil menarik lengan mami untuk melangkah mengikuti ku ke taman belakang, mami ikut aja sih karena mami tuhu aku pasti akan membicarakan hal yang tidak boleh di dengar orang lain selain mami.
" apa yang mau anak mami ini ceritakan hmm?" tanya mami
" mami janji jangan marah yaaaaaaaah?" tanyaku menghiraukan pertanyaan mami
" iya sayang, mami tidak marah. Apa yang mau kamu ceritakan?" tanya mami lagi
Aku langsung menceritakan semuanya pada mami, ekspresi mami berbeda beda waktu aku menceritakannya aku jadi takut sendiri melihat ekspresi mami.

"Kamu sudah menceritakannya pada akbar?" tanya mami
" belum mi, aku takut bagaimana tanggapan ka akbar nanti. Bagaimana jika ka akbar tidak mau bertanggung jawab mi?" tanya ku pada mami setelah menjawabnya
" bicarakan dulu sama akbar, nanti mami yang bicara sama papa. Bilang sama akbar, setelah pulang langsung bilang sama orangtua kalau tidak mau nanti mami yang bicara sama orabgtua nya akbar" jawab mami
"Mami nggak marah?" tanyaku
Setelah mendengar jawaban mami ini membuat aku bertanya tanya apakah semua orangtua akan menanggapi seperti mami ku ini.

"Kamu mau mami marah ya? Mami marah tapi mau bagaimana lagi udah terjadi kan, jika mami marah semua nya selesai mami akan marah tapi nggak kan?" " mami hanya kecewa." sambung mami
"Maaf mi, malam itu ka akbar minta hadiah kelulusannya masa aku nggak ngasih mi. Maaf ya mami" ucapku
" ya sudah, ayo masuk udah mau malam. Kamu ketemu akbar jam berapa?" tanya mami sambil berjalan masuk ke rumah
" jam 7:30 mi, sekarang ka akbar lagi kuliah".

Jam 7:20 aku sudah berada di kafe tempat janjianku dengan ka akbar. Aku sangat takut... Oh... Tuhan bantu aku mengatakan ini pada ka akbar...

" hey lov, udah lama?" tanya ka akbar duduk di depan ku
" belum kok baru nyampe juga" jawabku
" makan dulu ya lov, kakak belum makan malam langsung dari kampus ini" ucap ka akbar sambil memanggil pelayan mencatat pesanannya
" iya, ka akbar makan aja aku udah makan kok sebelum kesini" jawabku

Setelah makan ka akbar menceritakan masa masa awal masuk kuliah nya, yang katanya menyenangkan. Ka akbar kuliah dengan jurusan ilmu komunikasi, katanya itu sangat keren bisa otak atik komputer. Ka akbar juga cerita katanya sudah beberapa hari ini ia selalu mutah muntah waktu pagi katanya masuk angin. Padahal menurutku itu pasti gejala karna aku sedang hamil.
" ka akbar stop dulu, aku mau bilang sesuatu" ucapku memotong cerita ka akbar
" mau bilang apa?" tanya ka akbar lembut
" aku hamil, tapi aku akan menggugurkan nya dengan temanku jadi ka akbar nggak perlu khawatir" ucapku cepat cepat sambil menundukan kepala. Aku takut...

Lama tidak ada yang bersuara, aku memberanikan diri mengangkat kepala melihat ekspresi ka akbar yang kelihatannya sedang marah. Oh... Tuhan aku tahu akan seperti ini, ka akbar pasti belum siap. Aku menundukan kepala lagi untuk menyembunyikan mata ku yang sudah memerah menahan tangis melihat ekspresi ka akbar.
" kenapa kamu mau menggugurkannya apakah kamu tidak mau anak dari ku atau kamu tidak menyukaiku lagi?!! Kenapa kamu mau menggugurkannya?!!" tanya ka akbar sembil membentak ku.

Aku kaget ternyata ka akbar tidak marah aku hamil tapi marah karna aku mau menggugurkannya, apakah ini nyata? Aku tidak sedang mimpikan.
"Aku mencintai ka akbar, aku juga tidak ingin menggugurkannya, aku hanya takut ka akbar tidak akan menerimanya jadi berkata seperti itu, jangan marah aku takut" jawabku
"Demi tuhan... Aku masih anak smp yang sebentar lagi akan ujian, aku takut tidak bisa melanjutkan sekolah ku. Bagaimana jika ka akbar tidak mau bertanggung jawab, bagaimana dengan nasib anakku kelak?" sambungku sambil terisak pelan
" aku akan bertanggung jawab, kamu pikir aku pengecut. Aku akan kerja sambil kuliah untuk kamu dan anak kita nanti" jawab ka akbar
" kamu sudah cerita pada mami?" tanya ka akbar.
Ka akbar tahu apa saja masalah ku, pasti orang pertama yang tahu adalah mamiku. Aku tidak bisa menyimpan rahasia dari mami apapun itu.
" sudah, kata mami setelah aku cerita, ka akbar harus buat keputusan dan mengatakannya pada mama dan papanya ka akbarm kata mami juga kalau ka akbar takut biar mami yang cerita pada om dan tante" ucapku pada ka akbar
"Aku sudah buat keputusan, aku akan bertanggung jawab biar bagaimana pun itu anak ku. Ayo kita menikah" ajak ka akbar
" terus bagaimana dengan sekolah ku? Aku tidak mau putus sekolah" tanyaku
" kita akan bicarakan ini besok malam, dengan orangtuamu dan orangtua ku di rumah mu" jawab ka akbar

" sudah berapa minggu?" tanya ka akbar mengagetkanku
" aku belum tahu, belum di periksa ke dokter. Rencananya besok dengan mami" jawabku
" hari minggu saja, kakak juga mau ikut. Bilang sama mami" perintah ka akbar
" iya" jawabku

Setelah tidak ada yang di bicarakan lagi ka akbar mengajak ku untuk pulang, katanya angin malam tidak baik buat ibu hamil sepertiku. Aku berdiri dan ka akbar mengajakku pulang dengan motor ninjanya.
" besok besok aku bawa mobil saja,
Nggak baik orang hamil naik motor gede" kata ka akbar sambil berlalu



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

young marriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang