Malas

2 3 0
                                    

Tinggalkan jejak ya readers jangan jadi siders hwhw
-
-

Aku pun merasa bingung, ketika seseorang menyebutkan nama ku sedangkan aku tidak mengenalnya. Aku pun berjalan dengan perlahan, berniat untuk berpura-pura tidak dengar ataupun melihat. Karena aku takut, dia akan menyulikku dan memutilasi ku seperti di adegan-adegan televisi. ~korban berita ya bi🤣

Aku melewati dia dengan menundukkan kepala ku. Tanpa aku sadari, dia melihat ku dan tiba tiba dia menarik tanganku dari belakang. Sontak aku terkejut dan rasanya ingin memberontak. Namun apa daya, tenaga seorang lelaki itu lebih kuat dibanding tenaga yang ku tanam.

"Eh lo! Lepasin gue! Lo siapa gue ga kenal?!" Teriakku
"Woi! Sakit tangan gue nih anjir! Lepasin!"

"Udah lebih baik lo diem. Lo nanti juga bakal tau gue siapa" katanya dibalik topi hoodie yang ia kenakan.
-
-
-
-
-
Aku dibawa ke sebuah taman. Sungguh ini membuatku semakin bingung. Mana ada seorang penculik akan membawa hasil culikan nya ke sebuah taman?

Tapi tunggu....

Rasanya, aku sedikit ingat dengan taman ini. Ya, benar. Aku mengingat kejadian ini bersama Sehun. Bahkan, yang tahu tempat ini hanya aku dengan Sehun tidak ada yang lain. Tapi mengapa dia bisa tahu tempat ini? Atau jangan-jangan dia Sehun? Tapi, Sehun sedang tidak ada di Seoul.

*Flashback on*
"Hun, gua mau cerita sama lo. Tapi jangan disini. Bisa ga lo cariin tempat yang bagus buat gue cerita?"

Iya, Sehun bukan pacarku melainkan sahabatku. Bahkan aku sudah menganggap Sehun sebagai kakak kedua ku setelah kak Eunwoo.

Skip>>>

"Nih tempat oke juga hun. Lo tau darimana tempat ini?" Tanyaku penasaran

"Gue tau ga sengaja. Waktu itu, almh adek gue sering banget ngajak gue kesini kalo gue lagi suntuk dirumah. Dia ngajak gue buat main bareng sama gue. Terus semenjak kepergian adek gue, gue jarang banget kesini" Matanya berkaca-kaca, kepalanya menunduk.

"Kok gitu?"

"Gue takut ke inget lagi sama adek gue. Gue udah ngeikhlasin dia. Jadi biarin aja dia tenang disana. Toh, dengan gue nangis dia ga bakal balik lagi kan?"

"Iya hun gue ngerti. Maaf ya jadi ngingetin lo sama adek lo"

"Iya sans aja kali Bi. Gimana? Lo mau cerita apaan tadi Bi?" Tanyanya. Memang daritadi dia terus yg bercerita sampai aku lupa ingin bercerita apa.

Aku diam sejenak memandang lampu taman yang sangat indah bagai pelangi di malam hari. Aku bingung harus memulai dari mana? Apa mungkin dia akan memberiku solusi? Ah tidak tidak. Setidaknya dia mendengarkan saja aku sudah tenang.

"Gini hun, bonyok gue ngajak gue buat pindah ke luar negeri. Tapi gue ga mau. Gue capek harus bolak balik luar negeri. Lagi pula, gue masih sekolah. Dan pasti gue juga bakal pindah sekolah juga. Gue bingung harus gimana Hun" tanganku menutup muka ku. Menangis dibalik tanganku. Rambutku yang terurai kebawah, diambil oleh Sehun lalu mengangkat ku dan menyelipkan rambutku di sela-sela daun telingaku.

"Oh gitu, kenapa lo ga disini aja gitu? Netep disini? Ga usah ngikut bonyok lo?"

"Mau gue juga gitu Hun. Tapi gue disini pasti cuma berdua doang sama kakak gue"

"Terus kenapa? Lo takut diperkosa sama kakak lo? Itu kakak lo Bi. Ga mungkin dia bersikap bejat sama lo" katanya tegas

"Apaan sih lo Hun jadi kesono sono?! Gue ga takut sama kakak gue!"

"Ya terus kenapa? Udah lo netep aja disini ada pangeran Sehun disampingmu princess Eunbi" cengiran khas yang selalu ia keluarkan untuk menggombaliku

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang