Prologue

254 53 15
                                    

Lautan senja yang indah menghiasi langit sore saat itu. Membingkai indah dua insan yang saling menggenggam erat begitu hangat.

Gadis manis nan mungil itu tak berhenti mengusap lembut tangan dalam genggamannya, memberikan ketenangan pada sang pria yang tengah diselimuti kegundahan.

"Jungkook-ah, tenanglah! Aku disini, aku ada bersamamu redakan emosimu, jangan sakiti dirimu sendiri!" ucap lembut sang gadis drngan dipenuhi nada kekhawatiran.

"Aku tahu, aku sedang berusaha menenangkan diriku, terima kasih telah membantuku Jiyeon-ah. Aku sedikit merasa lebih baik" balas pria yang kita ketahui adalah Jungkook.

Yah, Jeon Jungkook dan Park Jiyeon. Mereka berada dikelas yang sama pada fakultas ekonomi jurusan Managemen Bisnis, tepatnya di Universitas Seoul mereka sudah memasuki semester akhir saat ini.

Mereka dapat dikatakan cukup dekat sebagai teman, namun hanya dalam interaksi biasa sebagaimana halnya teman satu kelas yang lain.

"Aku sangat terkejut melihat mu semarah itu, selama ini kau jarang sekali memperlihatkan kemarahan mu maupun sisi lemah mu pada teman-teman mu." Jungkook tersenyum tipis sambil mendongakkan kepalanya menatap langit senja penuh sendu.

"Aku ingin terlihat kuat Jiyeon-ah, aku pun terkejut, ini pertama kalinya aku memperlihatkan sisi lemah ku pada orang lain. Tapi rasanya begitu melegakan, ditemani gadis manis sepertimu diasaat hatiku sedih. Hatiku seakan mengatakan 'ah aku tak kesepian, masih ada yang peduli padaku' yah seperti itu." Jungkook terkikik kecil melihat Jiyeon yang menunduk malu akibat kata-kata nya.

" Lalu kenapa kau bisa sampai semarah itu? Kau bahkan melukai dirimu sendiri dan tembok yang tidak bersalah. " Jungkook terkikik kecil mendengar ucapan Jiyeon

" Yah benar, harusnya aku meminta maaf pada tembok itu hehe...". Jiyeon memutar bola matanya, ia tahu jungkook menanggapi candaannya itu karena ingin mengalihkan topik pembicaraan

"Baiklah mungkin kau belum siap menjawab pertanyaan ku." Jiyeon juga tidak ingin memaksa Jungkook, dia mengerti bahwa dirinya dan Jungkook tidak sedekat itu untuk berbagi masalah. Dan lagi mungkin ini masalah pribadi Jungkook yang tidak ingin diketahui siapapun.

" Bukan begitu, aku juga tidak berniat merahasiakannya hanya saja... Itu sedikit memggangguku. Maksudku aku belum siap menceritakannya, rasanya hatiku jadi sakit lagi hehe... Tapi aku akan segera mengatakannya padamu karena aku tahu mungkin denganmu aku bisa berbagi kisah. " Jiyeon tersenyum mendengar nya.

" Hey, kau membaca pikiranku yah? Darimana kau tau aku berpikir kau akau merahasiakannya? "

" Jiyeon-ah, rasanya hidup ku tidak beruntung, berkali-kali aku dikhianati orang yang kusayangi. Rasanya aku ingin berhenti berharap saja. " Alih-alih menjawab pertanyaan Jiyeon ia memilih untuk menceritakan apa yang tengah ia rasakan saat ini membuat Jiyeon tertegun mendengar ucapan Jungkook.

"Setidaknya itu yang bisa ku ceritakan saat ini padamu, perasaan ku saat ini mengatakan seakan untuk tidak mempercayai siapapun lagi dan menggantungkan harapanku pada orang lain. Apa yang harus ku lakukan Jiyeon-ah? Rasanya sungguh sakit ketika kau begitu menyayangi seseorang namun kau dikhianatinya. " Jiyeon dapat mengerti, Jungkook pasti sedang ada masalah dengan kekasih nya.

Makhluk tampan itu memang telah memiliki kekasih, namun dengan segala pengkhianatan sang terkasih, rasanya lebih tepat jika disebut mantan kekasih.

" Jangan begitu Jungkook-ah, tidak salah jika kau berharap pada seseorang. Namun yang menjadi masalah adalah tempat mu menggantungkan harapan jatuh pada orang yang tidak tepat. Sedikitnya aku bisa menyimpulkan masalahmu. Jangan berhenti mencari kebahagiaanmu. " Setidaknya hanya itu yang dapat ia katakan untuk menenangkan Jungkook.

" Hm, aku rasa itu memang benar tapi jika teringat lagi apa yang telah terjadi rasanya aku tidak ingin lagi percaya pada siapapun, tapi aku harus mencari kebahagiaan ku kan? Jadi Jiyeon-ah, tolong bantu aku."

Jungkook dengan senyuman penuh harapnya menatap lembut Jiyeon yang hanya mampu menganggukan kepalanya diiringi senyum manisnya.

Kini diawali senja yang memayungi, kisah baru kan dimulai, ntah apa yang kan terjadi. Tak satupun yang tahu akan kah ada yang kembali tersakiti. Namun luka dibawah senja saat itu pasti kan terobati.

Wunden In Twilight { JungkookXJiyeon } Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang