Udah seminggu, kak jaebum ga keliatan. Bener-bener nyiksa gue banget. Segitu marahnya kah dia?.
"Akhir-akhir ini suka banget bengong, jaebum lagi?"
Waahh mama ngagetin
"Udah mama bilang dari dulu, kamu aja yang gugat cerai"
"Mama ih"
Kak jaebum pliiisss.. kamu di mana? :(
"Sana cobak ke apartemennya, kamu kan udah pernah kesana"
Bukan aku gamau, tapi takut aja
"""""
Ting tong (anggap aja bel pintu)
"Tumben ada yg pencet bel" yugyeom
"Gausah banyak bacot, bukain sana" jaebum
Udah mirip pembantunya gue :v -- yugyeom
.
"Siapa yeom?" Jaebum noleh
Terdiam sejenak
"Hoon, gue keluar bentar yak, ntar kalo ada apa-apa, chat atau telfon gue" bisik yugyeom
"Heh mau kemana lu?. Belom kelar ini kerjaan"
"Duh bang, mendadak ada kelas tambahan, gue izin kuliah dulu"
.
Seperti tidak ada kejadian, jaebum melanjutkan pekerjaannya, berkutat dengan laptop dan hoona terabaikan
"Aku tau kamu marah" hoona memecahkan keheningan, jaebum menghentikan ketikannya
"Tapi kenapa harus menghilang?, anak-anak nyariin kamu"
Jaebum smirk
"Kamu udah makan kak?"
Gaada jawaban, jaebum setia melihat layar laptop
"Aku masakin ya" hoona berjalan ke dapur
"Pulang sana!!"
Sontak hoona berhenti jalan
"Tempat kamu bukan disini"
Hoona ga peduli, dia tetap ke dapur
Mencari bahan seadanya untuk dimasakJaebum langsung ke dapur
"Ngapain kamu?. Aku bilang pulang sana!!"
Hoona tak mendengarkan, berpura-pura tuli buat saat ini
"HOONA!!"
Matanya sudah berkaca-kaca
Grep
"Pulang!!. Ayo aku antar" jaebum menarik pelan tangan hoona
Hiks
Hoona ga bisa menahan tangisnya
"Jangan nangis, aku ga suka liat orang nangis. Apalagi kamu"
Hiks
"Terserah kamu"
Jaebum lanjut mengerjakan pekerjaannya
.
Hoona pov
Gue tetap ke dapur. Gue cobak menetralkan perasaan gue. Kembali dan ingin memperbaiki keadaan memang ga gampang. Im Jaebum bener-bener mengobrak-abrik perasaan, kesetiaan, dan kesabaran gue.
Sambil masak gue berdoa biar kak jaebum sedikit luluh, sedikit aja, gue udah seneng
"K-kak?. Makan dulu yuk. Aku udah siapin-"