1

50 5 2
                                    

Alice POV


 Hari ini adalah hari setalah kami bertengkar di rooftop. Setiap kami bertengkar, selalu  aku yang meminta maaf duluan. Tapi, kali ini berbeda. Dia menjauh, dia tidak mau berbicara padaku, bahkan untuk menatapku saja dia enggan.

 Aku sudah mencoba mendekatinya. Entah itu saat istirahat, saat dikantin, saat diperpustakaan, saat di lab IPA, bahkan saat di ruang OSIS. Apa mungkin dia sudah bosan padaku? tidak, jangan sampai hal itu terjadi.

 Aku segera menghampiri Aulia yang masih menikmati bakso mang Narpin. Entah dari mana muncul ide jahil, diam diam aku mendekatinya dan menepuk pundaknya seketika.

"HEI!"

     Aulia yang saat itu sedang makan bakso, akhirnya tersedak. Aku pun memberikan segelas es tehnya.

"Apaan si lu Al ! Lu tau gak bakso ini tuh buatan mang Narpin. Gue mau menikmatinya sampai gigitan terakhir, dan lu malah bikin kacau itungan gue ! Agh." Semprot Aulia.

"Ya maaf, habis kamu juga gak ngajak aku makan bakso." Kataku pura pura kesal pada Aulia.

"Apa ?! Gue gak ngajak Lo ?! Inget lagi deh, berapa kali gue ngajak lu makan di kantin."

     Dari nada bicara Aulia, sepertinya dia tidak berbohong. Dan sepertinya benar, dia mengajakku saat jam pelajaran ke tiga, lanjut pada saat di perpustakaan, lalu di ruang OSIS , setelahnya di lab IPA, dan terakhir di ruang guru. Tapi aku jawab apa ya? Dasar aku.

"Hehehe, maaf deh ya'. Trus selama kamu mengajakku, aku menjawab apa?"

"Dasar pelupa, lu bilang mau ketemu Larzy, mau nyari Larzy, mau ke kelas Larzy, mau minta maaf sama Larzy, mau ke kantin sama Larzy aja"

"Maaf aku lupa. Tapi Larzy sekarang berubah, dia tidak mau menatapku, tak mau bicara denganku, menjauhiku. Bahkan saat aku menyapanya dia memalingkan muka."

"Seberapa penting Larzy hidupmu, Al ? Masih ada gue, sahabat lu ga cuma Larzy saja"

"Tapi Larzy sahabat dari SMP"

"Al, lu pikir sahabat dari SMP lu cuma larzy? Kita bertiga sahabatan dari smp! Inget Al!"

" Iya sih, kita sahabatan dari SMP, aku ingat kok ya'. Tapi, kenapa kamu benci sama larzy?"tanyaku heran

"Agh Alice! Lu masih inget larzy jauhin kita saat SMP? DIA NGEJELEKIN LU AL, lu gak akan lupa tentang itu. Yakan Al?"

Nada bicara Aulia, disana ada amarah yang terpendam. Aku tak tau Aulia sebenci ini pada larzy

"Aku tau Aulia , tapi kan dia sudah minta maaf"aku mencoba membela larzy

"Kita yang minta maaf duluan. Al kenapa lu masih mau temenan sama dia? Bahkan sekarang. Hati lu terlalu baik untuk larzy. Gue mohon sama lu Al,lu gak usah mengemis ngemis minta maaf padanya"

"Maaf ya', aku tidak bisa. Aku harus mendapatkan maafnya"aku tetap kukuh dengan pendirianku

"Hah, serah lu deh Al"jawab alya pasrah

"Iya ya. Btw yang lainnya mana?"aku melihat sekeliling kantin tetapi tak ada mereka

"Siapa maksudlu? Elva dkk?"ucapnya tanpa menatapku

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang