sweet sugar and bitter coffee

1K 144 16
                                    

Jaebum nyatanya serius dengan ucapannya,

tentang perceraiannya dan kepindahannya bersama Yugyeom,

Kemarin malam Jaebum pergi bersama Yugyeom dan Youngjae hanya bisa melihatnya dibalik jendela kamarnya,

Malam itu Youngjae bahkan tak tidur,

rumah terlalu sepi dan hening, 

Youngjae sampai bisa mendengar detak jantungnya sendiri,

dan-

Hari ini Youngjae akan bertemu dengan Mark dan Jackson tentunya,

Ia butuh seseorang untuk menenangkannya,

Kepergian Jaebum dan Yugyeom seakan membawa separuh dirinya pergi,

hampa dan kosong

-itu yg Youngjae rasakan sekarang.

"Youngjae-ah."

Mark melambaikan tangannya agar Youngjae melihatnya ditengah kerumunan orang yg tengah bermain ditaman,

Tak jauh dari Mark ada Jackson yg sedang bermain bola bersama Bambam,

makin iri saja Youngjae melihat kebahagiaan keluarga kecil mark,

Youngjae menghampiri Mark dan langsung memeluk Mark sambil menangis,

Mark tahu semuanya yg terjadi antara Youngjae dan Jaebum,

Sebenarnya di hari itu, ketika Yugyeom menceritakan tentang Jinyoung

Jaebum langsung menghubungi Mark dan mencari informasi lebih dalam tentang Jinyoung,

Mark juga kaget ketika tahu bahwa ternyata Jinyoung dan Youngjae selama ini sering bertumu, pasalnya Youngjae tak pernah menceritakan apa-apa tentang Jinyoung padanya.

sejujurnya Mark lah yg memberi ide Jaebum untuk menceraikan Youngjae, karna menurut Mark Youngjae sudah kelewatan batas.

Dan Jaebum menurut, ia pergi kepengadilan untuk mendapat surat peceraian 

-surat perceraian itu berada didalam tas Jaebum beberapa hari karna ia masih berharap bahwa pernikahannya masih bisa di selamatkan,  

namun nyatanya tidak,

semua jelas tak bisa diperbaiki, 

Jaebum melihat dengan mata kepalanya sendiri Youngjae dan Jinyoung berciuman,

-waktunya Jaebum memutuskan segalanya hari itu-

"Youngjae-ah kenapa menangis ?"

Mark melepas pelukannya dan menatap obsidian Youngjae tegas,

Yg lebih muda menghapus air matanya dan mengatur nafas,

bersiap menceritakan keluh kesahnya,

"Hyung, Jaebum menceraikanku dan pergi membawa Yugyeom."

Mark menepuk-nepuk pundak Youngjae,

"Jadi kau menangisi Jaebum yg menceraikanmu atau Yugyeom yg dibawa pergi Jaebum ?"

Mark sebenarnya kesal dan ingin marah pada Youngjae,

perbuatan Youngjae itu benar-benar tak ia sangka,

jelas sekali Youngjae yg brengsek dan jahat disini,

-bukan Jaebum

Youngjae diam, tampak berpikir sebelum menjawab

"A-aku tak tahu."

Sejujurnya ia tak tahu, mana yg ia tangisi

Entah Yugyeom atau Jaebum,

Mark diam begitupun Youngjae, 

keramaian seakan menenggelamkan keheningan mereka, 

angin sore menerpa wajah Youngjae memberi rasa sejuk dan menenangkannya, sudah lama ia tak menikmati sore hari seperti ini

Mark ?

Ia sedang berpikir, ada sesuatu yg harus ia ceritakan, namun ia ragu

Mark mengambil tasnya lalu mengambil sesuatu dan memberikannya pada Youngjae,

kotak kecil yg dibalut kain beludru berwarna merah

-kotak perhiasan-

Youngjae menerimanya dengan kebingungan namun ia membukanya,

1 kalung dengan inisial CYJ dan 2 cincin dengan masing-masing inisial berbeda,

yg mempunyai 1 mata berlian berinisial IJB dan yg satu lagi berinisial CJY

-Youngjae semakin kebingungan dan menuntut penjelasan Mark

"Jaebum menitipkan itu padaku beberapa hari lalu."

Mark tak menatap Youngjae, pandangannya jauh memperhatikan Bambam dan Jackson yg sedang bermain.

"Seharusnya ku berikan ini lebih cepat sebelum semuanya berakhir seperti ini-"

Mark meneguk pepsinya lalu memperhatikan Youngjae,

Ia yakin Youngjae akan semakin terpuruk jika ia menceritakannya sekarang,

Bukan maksud Mark membuat Youngjae semakin sedih, hanya saja ia pun tak sanggup menyimpan benda itu lebih lama

"Katanya Jaebum sudah membelinya sejak lama sebagai hadiah pernikahan, tapi ia masih belum menemukan waktu yg tepat untuk memberikan ini padamu . Awalnya ia ingin memberikannya langsung padamu beberapa hari lalu tapi ia terlanjur mendengar tentang hubungan mu dan Jinyoung dari Yugyeom makanya ia menitipkannya padaku."

Youngjae tercekat, cerita Mark terlalu berbelit-belit dan Youngjae tak paham kesimpulan dari ceritanya

"Awalnya hanya ingin menitipkannya pada ku, ia bilang jika hubungannya dengan mu membaik ia akan mengambilnya kembali dan memberikan langsung padamu dan jika hubungan kalian semakin buruk ia memintaku memberikan ini padamu ketika ia sudah tak tinggal bersamamu."

Mark mengakhiri kalimatnya dengan hembusan nafas berat, seakan tak terima dengan akhir ceritanya

"Aku melakukannya sesuai perintahnya. Kau pasti paham maksudku kan Jae ?"

Youngjae mengerjapkan matanya, rasa bersalah menyelimutinya mengundang rasa sakit dihati dan tangisnya.

"Menurutku Jaebum menyukaimu sejak pertama kali bertemu denganmu hanya saja ia sendiri tak menyadarinya. Ia sendiri baru menyadari perasaannya ketika kau menciumnya dimobil. Jaebum sih cerita begitu."

"Di mobil ?" Youngjae menautkan alisnya bingung tak merasa pernah mencium Jaebum,

Tentu saja, ia kan mabuk waktu itu.

"Jaebum mengingat jelas ciuman pertamanya namun kau sama sekali ak mengingatnya,  kenapa aku merasa sedih ya mendengarnya."

Lagi, Mark meneguk pepsinya kali ini sambil menikmati chicken bites with honey buatan Jackson.

Youngjae tertegun, berusaha mengingat apa yg sebenarnya terjadi antara ia dan Jaebum

kini pikiran Youngjae berpusat pada Jaebum seorang, tak ada Yugyeom

-apalagi Jinyoung

"Nasi sudah menjadi bubur, sekarang nikmatilah hidup mu bersama Park Jinyoung."

Mark memberi penekanan di akhir ucapannya,

sebenarnya ia sedari tadi memang tengah memprovokasi Youngjae saja,

Mark menepuk pundak Youngjae lalu bangkit,

"SEMANGAT YOUNGJAE!" Ucap Mark lalu berlari menghampiri Jackson dan Bambam.

Youngjae ?

duduk sendiri, merenungi semua kesalahannya

-Bolehkah Youngjae menyesali perbuatannya ?-

two roads -2Jae + 2Young // ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang