prolog

22 2 0
                                    

"halo, permisi" sapa seorang lelaki. Aku menoleh, lalu menurunkan pandanganku. Melihat kakinya. Tidak menapak. Oh sial, ini masih pagi. Dan dia harus bertemu hantu.

"Kamu bisa lihat saya kan?" Tanya hantu itu.

"Halooo"

"Hei, dikacangin itu ga enak loh" kata hantu itu.

"Oh iya, kenalin nama saya Jaemin. Saya lupa nama lengkap saya siapa, yang saya hafal nama panggilan doang" ucap hantu bernama Jaemin itu.

"Kamu serius ngacangin saya? Nyesel loh, kamu pasti jarang kan liat hantu setampan saya" kata Jaemin dengan pedenya. Aku mendengus.

Tak lama, bus pun datang. Aku langsung menaiki bus. Aku bernafas lega karena terlepas dari hantu rese itu. Aku kembali memasang headset ku, mendengarkan lagu.

"Saya boleh ikut denger gak?"

Aku menoleh kesebelahku. Rupanya, hantu itu masih mengikutiku. Bahkan sampai ke sekolah.

Sesampainya di kelas, aku langsung duduk di bangku ku dan membaca novel yang belum selesai ku baca. Tentu saja dengan headset ditelingaku yang masih setia menemani.

"FAIII, PINJEM PR DONG" teriak Azka dengan tidak tahu dirinya. Aku tersentak kaget. Lantas memberikan buku pr ku padanya.

"Makasih, hehe" Azka nyengir.

"Btw Lo gaada Nemu setan yang ganteng gitu Fai? Kenalin ke gue dong" tanya Azka.

"Sinting" jawabku. Yang namanya Azka mana pernah benar? Kadang suka heran kenapa bisa temenan sama dia.

Sejak dulu aku selalu dijauhi oleh banyak orang karena aku bisa melihat mereka yang 'tak terlihat'. Tapi Azka berbeda, dia malah menghampiriku dengan mata berbinar, bertanya bagaimana rasanya menjadi anak 'indigo', dan selalu membayangkan bagaimana jika ia jatuh cinta pada makhluk itu.

"Temanmu unik ya" hantu itu kembali berbicara.

"Coba kenalin saya ke dia, siapa tau dia jatuh cinta sama saya" lagi-lagi dia berkata seperti itu dengan pedenya. Aku mendengus.

"Jadi cewek jangan jutek-jutek, nanti gaada yang mau tau rasa" kata Jaemin.

"Bacot" ujarku.

"Kenapa Fai?" Tanya Azka.

"Itu ada hantu di sebelah lo lagi liatin" jawabku.

"Cakep gak?"

"Jelek, perutnya bolong"

"Sembarangan kamu kalo ngomong" Jaemin memegang perutnya.

Azka bergidik ngeri.

A/N:

Gajelas ya?:( Yaudalaya, sampe ketemu di next chapter!

Jgn lupa tinggalkan jejak👀

Here We Are [Na Jaemin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang