01 💦

3.2K 179 2
                                    

Suara riuh para tamu memenuhi ruang kecil bernuansa putih itu. Patung salib dan pendeta menjadi saksi acara sakral tersebut berlangsung. Semua tampak bahagia, tak ada scene sang mempelai nampak murung. Pernikahan ini berlangsung atas dasar suka sama suka. Mau sama mau, bukan perjodohan karena bisnis. Bukan juga pernikahan karena sperma yang terpeleset masuk dan bertemu dengan pasangannya kemudian membuahkan kehidupan baru.

Pernikahan ini benar-benar murni atas dasar cinta. Persiapannya pun sudah dipikirkan dan dirancang jauh hari. Hanya saja pernikahan ini berjalan secara tertutup. Hanya ada keluarga, partner kerja dari kedua belah orang tua pasangan, saudar terdekat dan juga sahabat dekat mempelai.

Tidak tau alasan pastinya kenapa begitu privat, hanya mereka yang menjalaninya yang tau.

Kini acara berpindah di gedung yang cukup untuk menampung para tamu undangan.

"Aku mau cepet-cepet selesai!" teriak mempelai lelaki.  Si mempelai wanita langsung meliriknya.

"Mau ngapain kalau udah selesesai? Hmm?"

"Apa? Kenapa ngeliatin aku segitunya?"

Si mempelai wanita masih melihatnya dengan tatapan menyelidik. "Yee, gak usah mesum Nyun. Maksud aku biar cepet-cepet makan, laper aku tuh!" bela mempelai lelaki.

"Makan-"

"Rasti Vian udah pada laper? boleh makan kok tapi jangan lama-lama ya." Idris mama Vian berbicara. "Gak Ma, ntar aja kalau udah kelar semua." Jawaban itu sukses membuat Vian menggerutu kecewa. Vian benar-benar sudah lapar.

"Jangan berantem di sini, nanti aja di kamar." Tambah Rian papa Vian. "Tapi jangan intip ya Pa."

"Halah nak, Papa gak minat ngintip. Papa punya kamar sendiri."

"Ya siapa tau Papa ngintip berantemnya Vian sama Rasti di kamar."

"Papa gak pasang CCTV kan?"

"Gaklah, adegan kamu tuh gak lebih hot dari koleksi Papa."

Duk

Idris memukul lengan Rian, "udah Pah gak usah ngomong jorok di sini." Pipi Rasti memerah mendengar percakapan bapak dan anak tadi.

Akhirnya Vian harus menahan lapar sampai acara selesai. Para tamu undangan sudah pulang, dan di meja khusus pengangin dan keluarganya inilah sekarang mereka berada. Vian sibuk sekali mengunyah makanannya. Sedangkan Rasti tentu ia makan juga, tapi tak serakus Vian. Rasti makan dengan cantik dan anggun.

Vian?

Ting

Tuk

Tak

Ting

Ting

Cap

Cap

Cap

Makan seperti bertempur. Rame sekali suaranya. Dari kedua belah pihak sudah memaklumi.

"Vian udah jadi suami, kaleman dikit dong nak makannya." bisik Idris.

"Laper Ma, dari pagi belum sarapan."

Se usai makan. Mereka pulang ke rumah, tentu saja Vian dan Rasti pulang ke rumah Rasti. Vian juga sudah setuju untuk sementara waktu serumah dengan mertua.

"Ini ditaruh di pojok sana Yan, baju kotor kamu taruh di keranjang deket kamar mandi."

"Eh! Mau ngapain? Cuci kaki dulu baru rebahan, sana cuci kaki gih!" Manut-manut saja Vian bangkit dan menuju ke kamar mandi. "Yan..." panggil Rasti.

SELEBGRAM LOVE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang