nol satu

13 2 0
                                    

"Mba Vale, makasih ya sudah mau bantu-bantu disini. Aduh, saya jadi ngga enak hahaha" Ibu paruh baya itu berkata sambil memegang kedua tangan Vale dengan lembut.

"Iya bun, Vale ngga keberatan kok ikut bantu disini, lagian panti asuhan ini punya papa. Jadi Vale bisa bantu-bantu juga disini. Aku seneng kok" Sahut perempuan berambut gelombang cantik itu sambil tersenyum manis.

"Saya tetep aja mau bilang terima kasih udah susah-susah bantu disini"

"Iya bun, Vale suka suasana di panti. Oiya, aku pulang dulu bun, udh mau malem. Besok Vale sekolah, takut di cariin papa juga hehehe" Kata Vale seraya mengemasi barang-barangnya lalu mencium tangan perempuan tersebut, yang biasa di panggil Bunda, lalu mengucapkan salam.

"Bunda, aku pulang ya. Assalamualaikum" Vale mencium tangannya lalu bergegas pulang.

"Waalaikum salam, hati-hati nak!" Vale membalasnya dengan senyuman dan langsung memakai helm.

Vale nyalakan motor dan bergegas pulang sebelum Bang Yuta menelponnya sambil marah-marah.

kriinggg...

Tuh kan:)

"Halo"

"Liat jam"

"Iya tau, ini udh mau pulang"

"Tau ga udh jam berapa?"

"Jam stengah 7..."

"Kamu ke panti apa keluyuran ha?" Tanyanya dengan nada kesal.

"Ya sabar atuh, tadi di panti ada tamu. Ya masa Aku langsung nyelonong pergi?!" Jawab Vale membela.

"Udh sekarang tutup telponnya, fokus ke jalan"
tittt...

Telepon diputuskan sepihak. Vale mendengus kesal. Tanpa aba-aba, ia tancapkan gas lalu buru-buru pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, dia langsung membuka pintu tanpa mengucapkan salam.

"Salamnya mana woi" Terdengar suara seseorang yang diikuti oleh suara playstation.

Yang merasa tersindir itu menoleh, lalu menatap orang yang baru pulang dengan tatapan tajam.

"Iya iya, assalamualaikum warohmatullah wabarokatuh" Ucap Vale sambil tersenyum paksa.

"Ambilin aku yogurt yg di kulkas dong" Perintah Yuta tanpa mengalihkan fokus dari playstation miliknya.

"Dih enak bener ya nyuruh-nyuruh. Ambil sendiri lah sono" Tolak Vale.

"Yaelah ke kulkas aja apa susahnya si" Omelnya.

Diam-diam, Vale beranjak ke kamarnya lalu merebahkan diri di atas kasur.

Dia menatap langit-langit rumahnya sambil memikirkan hal random yang sama sekali tidak penting.

BRAK

"BANGSAT LO AH, MUAK GUE AMA LO. MULAI SEKARANG LO GAUSAH MUNCUL LAGI DEPAN GUE" Samar-samar, Vale mendengar suara cewe terdengar sampai kamar Vale yg berada di lantai 2.

Karena penasaran, ia mengintip ke arah jendela kamarnya. Ia tidak bila melihat jelas muka perempuan tersebut karena terhalang tembok pembatas yg membatasi rumahnya dan rumah sebelahnya.

Ia hanya bisa mendengar suara bantingan pintu mobil dan suara mobil yg meninggalkan pekarangan rumah sebelahnya.

Ia melihat tetangganya itu yg jarang keluar sedang berdiri menatap kepergian mobil si cewe yg tadi.

'Cowo?' pikir Vale. Memang dari tampang belakang, orang itu terlihat seperti seorang cowo.

Cowo tersebut hanya menatap kepergian gadis tersebut. Mungkin dia memang tidak peduli apa yang dilakukan cewe tadi.

people.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang