kisah Bilal bin Rabah merindukan Rosullaullah

102 6 0
                                    

##### Dikutip dari Al-Ustadz Buya Yahya.

Bilal bin Rabah adalah sahabat yang mencintai Nabi dan sangat dicintai oleh Rasulullah saw. Setelah wafatnya Nabi, dia beralih ke Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq 
Bilal berkata "Wahai khalifah, saya minta izin" 
"Tanya apa izinnya?" Jawab Sayyidina Abu Bakar. 
"Izinkan aku untuk tidak adzan lagi" tambah Bilal lagi. 
"Bilal Aku tidak akan menurunkan orang-orang yang telah ditunjuk oleh Rasulullah." Jawab Khalifah Abu Bakr. 
Bilal berulang kali, "O Abu Bakar bantu dan tolong izinkan saya untuk tidak lagi adzan". 
Dijawab oleh Sayyidina Abu Bakar, "Tidak, Bilal, kecuali kamu punya alasan. Apa alasanmu mengapa kamu tidak meminta adzan lagi?"
Akhirnya sayyidina Bilal memberi alasan dikembalikan dengan air mata, tiba-tiba sayydidina melihat ke menara dan melihat makam nabi Muhammad yang dulunya adalah kamar nabi Muhammad, lalu melihat ke menara lalu melihat lagi
"Abu Bakar, kebiasaan saya yang biasa dari masa Nabi Muhammad SAW sebelum sholat saya membangunkan nabi Muhammad, saya sampai di tempat Nabi Muhammad SAW dan katakan ya saat sholat, dan katakanlah Nabi Muhammad SAW datang ke tempat saya dan katakan waktu sholat bilal maka Setelah itu Saya bersama Muhammad menyanyikan nabi yang dekat dengan menara dan saya mendatangi Nabi Muhammad SAW melihat saya sebelum adzan saya saya selalu berpaling kepada Nabi Muhammad SAW di tempat yang lalu saya melakukan adzan lalu saya yang terjatuh oleh Rasulullah dan saya meminta lima kali dan berulang kali. Jadi, ingatkan saya pada Rasulullah, jadi saya tidak dapat melakukan adzan lagi saat ini, Abu Bakar. "

Akhirnya sayyidina abu terbang air mata dan berkata, "Jika alasanmu seperti itu bisa terjadi."

Akhirnya, Sayyidina Bilal pergi ke Syam, pura-pura beberapa hari dan beberapa bulan yang lalu, tiba pada malam hari Sayyidina Bilal bermimpi untuk bertemu Rasulullah SAW waktu itu Rasulullah menegurnya, "Wah Bilal begitu kerasnya hatimu, kamu sudah pernah menerimaaku."

Saat itu, Sayyidina Bilal terbangun menangis dengan begitu banyak air mata sehingga takut "tidak ada yang balsam", menangis seperti tidak ada air mata biasa,

Sayyidina Bilal hanya bisa mengatakan, "Saya benar-benar takut pada saat ini dan saya tidak pernah takut akan hal itu sekarang", 
"Ya, Mengapa Anda bilal", jawab keluarga Bilal. 
"Saya, saya bermimpi bertemu dengan Rasulullah", untuk Bilal. 
"Nabi Mengapa", Tanya keluarga Bilal lagi 
"Saya bertemu rasululllah dan menegur" Wah Bilal berusaha keras dan hatimu yang membeku, kamu kamu rindukan untukku, kamu tidak mau datang ke aku, aku takut untuk ditolong oleh Rasulullah. " 
Akhirnya keluarga pulih Bilal" disetujui kamu adalah waktu berziarah ke Rasulullah "

Sayyidina Bilal bin Rabah pergi dengan kendaraan dalam sejarah unta, kuda atau keledai, berjalan Sayyidina Bilal bin Rabah ke Madinah dan benar-benar terdiri dari perjalanan yang indah karena perjalanan untuk menggerakkan kerinduan untuk orang yang dicintai oleh makam nabi Muhammad. Sayyidina Bilal melanjutkan perjalanan yang tidak pernah lelah dan tidak mengetahuinya karena hati bilal berhasil mencapai Madinah, berjalan kaki dan berjalan sampai Sayyidina bilal mulai menjelajahi kota Madinah, dan mulai saat ini udara telah dimulai dari Sayyidina Bilal. mulai sedini mungkin,

Maka berjalanlah Bilal bin Rabah menuju makam nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, (hadirkan diri Anda bersama sayyidina bilal saat ini), Sayyidina bilal menuju makam nabi Muhammad dan kemudian Bilal terduduk dan mencoba salam, akan tertapi salam orang yang sedang mendengar suara Bilal sudah dihabiskan kerinduannya selama perjalanan, Bilal hanya mengeluarkan dengan suara lirih, dan berkata "Assalaamualaika ya Rasulallah, assalaamualaika ya Habiballah, Assalamualaika ya Nabiyallah", Sayyidina Bilal terduduk di depan kubur nabi itu ada yang menepuk kepala Sayyidina Bilal, lalu Bilal menoleh ternyata yang dilihatnya adalah Sayyidina Abu Bakar dan Umar bin Khattab.
Sayyidina Bilal sedih dan ditegur oleh Khalifah Abu Bakar, "Wah Bilal kamu menangis dan suaramu tidak seperti biasanya," 
Lalu bilal berkata, "Wah khalifah aku benar-benar saat ini memang ditakuti takut", 
Khalifah bertanya, "Takut apa itu?" 
Bilal menjawab "Saya bertanya takut", 
Khalifah bertanya lagi "Takut apa?", 
Bilal kemudian menjawab "Saya takut Rasulullah pergi", 
Khalifah berkata "Kenapa kamu? Apa yang berbuat dosa?" 
Bilal menjelaskan "Aku bermimpi ketemu Rasulullah, rasulullah bertanyaurku, 'Bilal alangkah keras hatimu mana kerinduanmu kepadaku, lama kau tidak pernah kunjung kepadaku', ini kalimat yang aku rasakan kalimat yang kupahami dalam mimpi itu,
Kemudian Sayydidia Abu Bakar menghibur Bilal, "Wahai Bilal, ketahuilah bahwa air mata yang disebabkan kerinduan akan melihat Rasulullah tidak akan ditolak oleh Rasulullah saw. Dan Andalah yang tidak akan pernah meninggalkan Rasulullah", 
Bilal menjawab, "Apakah begitu, kamu abu?" , 
Khalifah menjelaskan "Ya, Andalah yang tidak akan pernah meninggalkan Rasulullah,"

Kemudian Sayyidina Bilal dan Sayyidina Abu Bakar berpegangan sebaliknya, lalu merobek air mata, lalu setelah air mata jatuh, mereka berbicara dan tiba-tiba tiba terbakar abu berkata, "Bilal, saat kamu di Madinah, silakan kamu adzan lagi", tiba-tiba Sayyidina Bilal saat mendapat tawaran adzan bilal berpaling ke menara dan melihat makam nabi Muhammad. Air mata yang lelah mulai merobek lagi, melihat menara dan melihat ke arah makam lalu menggelengkan persetujuan sambil berkata, "Tidak, Abu Bakar, tidak ada Umar, saya belum kuat untuk adzan",

Kemudian segera ada anak kecil, dua anak kecil datang ke sayyidina bilal bin rabah ke tangan kanan Sayyidina Bilal dan satu ke kiri, dan berkata "Wahai kakak laki-laki saya,"
Benar-benar bau keringat yang kutemukan di cucumu sang Utusan. "

Tiba-tiba, Sayyidina hasan dan Husein berbicara "Bilal, saya rindu mendengar adzan Anda, bagaimana Anda adzan." Sayyidina Bilal bingung dan berpaling kepada Sayyidina Abu Bakar dan 'Umar. Sayyidina Umar dan Sayyidina Abu Bakar berkata, "Ayolah, hubungan baik antara teman dan cucu Nabi," Sayyidina Abu Bakar dan Umar, "Lakukanlah," maka Sayyidina Bilal berpaling pada dua cucu Rasulullah, "O Hasan dan Husein, sebelum kamu bertanya, khalifah dan wakilnya bertanya kepada saya adzan tapi saya menolak tetapi karena penanya sekarang Anda adalah Hasan dan Husein saya tidak membantah, karena saya takut jika saya menolak permintaan Anda, saya takut akan ditolak karena adzan di depan Nabi di surga kemudian. "

Sampai saat adzannya Sayyidina Bilal bin Rabah, telah dimulai, beberapa orang telah datang untuk menunggu, "Saat bilal memulai adzan, saat bilal memulai adzan", datanglah dalam sejarah fajar atau fajar. Orang-orang menunggu "tiba", tiba-tiba ada orang yang berdiri dalam waktu sholat, ada orang yang berdiri, orang berkulit hitam tetapi terpancar dari kegelapan cinta ini kepada Rasulullah, orang melihat Bilal di tempat yang dulu berdiri. Sayyidina Bilal bin Rabah, suasananya telah meminta izin Allah, jadi robeknya dimulai dari orang yang hadir di sana maka jalan Sayyidina Bilal dan jalan Bilal tidak berubah seperti semula, Sayyidina Bilal menerobos garis lalu menuju menara dan pada saat menara, mereka menjadi lebih kuat seperti yang pernah disaksikan oleh Rasul ini. Sayyidina Bilal di atas, mengaktifkan, di atas Sayyidina Bilal mengoceh dengan air mata dan kemudian melihat ke tempat Rasulullah berada di tempat itu dan Sayyidina Bilal hanya dapat membuka dan mencoba untuk mencari udara, "Dulu saya melihat Rasulullah di sana."

Teriakan orang-orang di masjid membantah oleh Sayyidina Bilal bin Rabah, dengan mengatakan bahwa tidak ada yang menangis di Madinah. Akhirnya Sayyidina Bilal memulai adzannya "Allahu akbar allahu akbar", suara ini terdengar dimana-mana dan benar-benar melalui suaranya. Bilal dalam masyarakat simultan ada suara dari jemaah yang sedang mendengar. Sayyidina Bilal melanjutkan adzannya, "Allahu akbar allahu akbar" para peziarah sambil menerima tangisan Sayyidina Bilal semakin keras di antara mereka yang tidak sadarkan diri. Apa yang membuat mereka menangis? Apa yang membuat mereka suka itu? Ingatlah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Karena segala sesuatu yang terjadi pada saat itu mengingatkan ingatannya kepada Nabi, sehingga orang-orang di luar masjid juga. Ibnu ibuk yang belum datang untuk mendengarkan suaranya, Bilal bin Rabah mulai ke masjid dan berkata, "Apakah Rasulullah mengangkat kembali?" Karena pada awalnya mendengar suara Bilal pastilah Rasulullah, maka kompilasi dia mendengar suara bilal yang telah lama berlalu sepertinya-olah Nabi hadir Kembali sehingga mereka bertanya "Apakah Rasul dibangkitkan?" Jawab orang-orang yang ada di sana, "Bukan suara Billal", lalu orang-orang itu, menundukkan kepala "Ooo suaranya bilal".

Sayyidina Bilal terus adzan beliau Jadi sampailah adzan beliau Asyhadualla ilaha illah Asyhadualla ilaha illah, suara tangis semakin banyak sampailah Sayyidina Bilal bin Rabah ke kalimat Asyhaduanna Muham ... balas suara Sayyidina Bilal hanya Sayyidina Bilal yang terpingsan saat itu, di saat itu juga disebut Muhammad dan ternyata, Kemudian didampingi oleh orang-orang seperti Sayyidina Bilal di musim gugur, jadi kompilasi Sayyidina Bilal berhasil hanya bisa mengatakan "Terus saya tidak bisa terus."

Masya Allah, itu adalah kisah cinta dan kerinduan untuk Sayyidina Bilal Bin Rabah kepada Nabi besar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Semoga dengan kisah ini kisah cinta sang Nabi dan Rasulullah dalam kehidupan kita sehari-hari.

-dikutip oleh Al-Ustadz Buya Yahya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

kisah Bilal bin Rabah merindukan RosulaullahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang