Prolog-This is him!

10 0 0
                                    

بـــــــــــــــــسم الله الرحمان الرحيـــم

Alfari namanya. Dia laki-laki yang tidak biasa. Tahu kenapa? Kenapa dia berbeda dengan yang lain? Karena di saat anak laki-laki lain asyik bermain ke warnet atau main PB alias Point Blank, dia sibuk membaca Qur'an. Di saat anak laki-laki lainnya membuat sebal orangtuanya karena harus disuruh berapa kali-kali untuk sholat, namun dia sudah tegak berdiri ketika adzan berkumandang.

Alfari namanya. Yang di saat dulu aku masih sibuk bermain-main dengan dunia, dia sudah lebih dulu kenal agama. Di saat aku masih senang jalan sana-sini dengan teman, yang dia kerjakan adalah men-share postingan dakwah di akun line-nya.

Alfari namanya. Aku tidak bisa lupa dengan cerita ini. Kisah yang sudah Allaah gariskan. Pertemuan yang sudah Allaah kodratkan. Aku tak bisa lupa—tidak, bukan berarti aku terus-terusan mikirin orangnya, naudzubillah—kisah yang sudah Allaah atur ini. Sebuah jalan indah, yang aku tak mengerti kenapa menjadi sebuah jalan yang membuatku tertegun di masa mendatang.

Allaah, Alfari namanya. Aku bersyukur padaMu Allaah, telah pertemukan aku dengannya. Karena mungkin saja tanpa aku sadari, inilah jalan hidayah dariMu.
Allaah, Alfari namanya. Semoga Engkau senantiasa memberkahi dia dalam tiap langkah kehidupannya. Semoga Engkau ampuni dosanya dalam ayat per ayat Qur'an yang dibacanya.

Tak akan mampu aku ucap terima kasih pada lelaki bernama Alfari itu sekarang. Karena itu, biar kata demi kata dalam kisah ini yang mewakilkan terima kasihku.
Terima kasih atas nasihatmu. Bimbinganmu secara tak kusadari—yang kutolak mentah-mentah. Ilmu darimu—yang tak kumasukkan dalam hati, tapi kupentalkan begitu saja. Terima kasih atas kesempatan. Terima kasih telah membuatku mengingat Allaah. Semua pertemuan itu adalah hal paling berharga.



Aku melirik ke arah langit, menarik napas perlahan. Aku ingat semuanya, yang terjadi di waktu itu dengan Alfari. Laki-laki sholih yang takkan kau temukan di masa SMP. Alfari dengan segala kekurangannya yang aku lihat di waktu lalu, dan segala kelebihannya yang aku lihat di detik ini.

Namaku Hubba. Akulah yang menulis kata 'aku' dari awal dan selanjutnya dalam kisah ini. Akulah sudut pandang pertama dalam kisah ini. Jika kau tanya, adakah sudut pandang Alfari nanti? Yahh kita lihat saja nanti. Allaah lebih tahu. Aku tidak bisa berkata tidak, walau kenyataannya di detik ini pun aku tidak tahu kabar Alfari sekarang. Ya, ini kisah dulu... mungkin sudah sekitar 5-6 tahun yang lalu. Ini kisah lama yang masih terkenang...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MiniatureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang