Chapter 1 "Berubah Sejenak"

19 4 1
                                    


    Pukul  11.00

    Seorang mengetuk pintu dengan ketukan yang begitu keras membuat telingaku begitu sakit mendengarkannya. Mama terbangun.....
  Mama membuka pintu kamarku dan langsung membangunkan aku dengan suara yang pelan sekali,  aku bangun dengan terpaksanya. Membuka mata yang berair dan menyedihkan,saat mimpi yang indah hancur seketika oleh ketukan pintu yang tidak diketahui orangnya itu. Kesal!!!!!!!
    Ayah sedang tertidur dengan lelapnya,aku menatap benci ayah dan ingin membangunkan ayah yang sedang tertidur,tapi ibu malah menyuruhku untuk tidak membangunkannya karena ibu kasian terhadap ayah yang sedang bekerja seharian demi menafkahi keluarga...,kami berjalan pelan melangkahi tempat tidur ayah dan langsung menuju pintu utama dengan suara jejak kaki pelan sekali.
   Setelah kami ke menuju pintu utama,aku bersama ibuku kemudian membuka horden untuk memastikan apakah ada atau tidak ada orang yang berada diluar sana.
Kami  sudah memastikan bahwa diluar sana tidak ada orang, kami berdua memutuskan untuk melanjutkan untuk tidur karena sudah larut malam apalagi besokkan aku harus sekolah dan itu sekolah pertama ku di sekolah SMA Global Islamic Boarding School atau bisa di namai juga smagibs.
    Perlu dijelaskan untuk masuk sekolah smagibs harus memasuki peringkat 1 sampai 10 karena disekolah tersebut hanya menerima siswa yang berprestasi seperti aku...wkwkwkwk. bercanda.
   Diusia mudaku, aku tidak nyangka bisa masuk kesekolah favorit dan saya impikan sampai saat ini.
        Aku tertarik masuk ke smagibs bukan karena gensi,.. setau aku, di sekolah yang seperti itu pasti bakalan banyak yang gensinya melapaui batas. Aku masuk smagibs hanya ingin menikmati studi tournya ke berbagai belahan dunia seperti : Korea Selatan,Malauysia,Thailand,Australia hingga Saudia Arabia. Dan lagi pula sekolahnya dekat dari rumahku sekitar 100 m dari halaman rumhaku.
    Pagi tiba sudah pukul 4.50 aku bersiap siap untuk mandi,menyetrika seragam sekolah dan harus sarapan pagi.
     Aku menyiapkan peralatan dan bahan bahan yang wajib dibawa untuk di serahkan ke kaka senior untuk melakukan persiapan masa ta’aruf Global Islamic Boarding School atau bisa disebut juga Masta GIBS.
    Aku bergegas memasang sepatu,setelah memasang sepatu aku membuka pintu dengan cepatnya karena sudah terlambat datang kesekolah.
     “Bedebam”suara tabrakan, “aduh” ucapku kesakitan karena ada seseorang berdiri didepan pintu.
    Aku langsung berdiri melihat orang yang aku tabrak tadi itu dengan rasa nyeri di kepala dan di kaki.
     “Hah” aku terkejut melihat wajah tirus mata sipit rambut pirang bagaikan bintang dan bulanmenyinari malam hari  yang gelap, cantik.
   Aku menghela nafas “fuiuh”... “kamu gak apa apa” ucapku untuk meminta maaf sedikit,, “aku gak apa apa kok,cuman agak sedikit pusing akibat berbenturan kepala sama kamu”,, “aku minta maaf gak sengaja,mau buru-buru pergi sekolah soalnya,maaf ya” begitu jujur dan tulusnya aku berdrama.
    Tibanya disekolah aku terlambat dan kakak-kakak seniorku sudah berjejer didepan lapangan untuk mengadakan gladi akhir mastagibs.
      Mataku mulai membesar dan berkaca-kaca melihat mereka yang sedang upacara, aku mulai menahan air mata agar tidak berjatuhan  kemudian aku melettakkan tasku ke lantai 1 dengan kaki yang bergetar kencang gemeteran takut akan hukuman kakak senior smagibs.
       Aku pun baris di barisan yang tidak semestinya.,,kakak seniorpun melototi aku dari kejauhan melirik dan datar.
   Aku berusaha untuk tetap rilexs  agar tidak di curiga oleh kakak seniorku yang galak galak.
     Upacarapun sudah selesai,kami diizinkan untuk memperkenalkan diri masing-masing kedepan lapangan menggunakan mikrofon super keras ditelinga.
    Jantungku berdetak keras seakan akan mau jatuh ke tanah. Aku menghembuskan nafas sekuat-kuatnya agar gugup didalam diriku hilang.


  Sambil menunggu giliran aku melihat lihat disekitar apa yang bisa membuat pikiranku gak kemana mana  saat perkenalah diri di depan ratusan siswa.
   Aku sudah menunggu sekira 1 jam, giliranku masih belum dipanggil,  aku menatap bosan siswa yang maju kedepan, dengan berpikiran ‘sumpah ini orang urat malunya sudah lepas kah??’. Aku menatap melamun dan kemudian namaku dipanggil dengan nada keras, “selanjutnya calon peserta smagibs silahkan maju kedepan menghadap teman yang lainnya”.
    Aku menghela nafas sedikit tersenyum tersepu, berjalan pelan seakan akan lagi pertandingan fashion show...detak jantungku kencang bibirku gemeteran tanganku basah. Aku mulai mengambil mikrofon di tangan kakak seniorku..aku menghembuskan nafas, kemudian.......
      “ Assalamu’alaikum , perkenalkan nama saya Ahmad Zanecka naif bisa dipanggil azka.”
      Aku tak bisa berpikir lagi entah lanjutannya gimana,,,yang penting aku bisa mencoba. Teman temanku hanya bisa terdiam dan melongo mendengarkan ketika aku menyebutkan nama panjangku itu.
    “aku sekarang berumur 14 tahun, kelahiran keluaraga yang kurang mampu di pedalaman kalimantan tengah yang bernama muara lahei. Aku lahir pada tanggal 13 juli 2004,pada saat itu aku dilahirkan oleh mama aku pada hari selasa kemudian 7 hari setelahnya aku di akikahkan oleh orang tua saya dan memberi nama,dengan nama Ahmad Zanecka Naif. Apakah kalian berpikir kenapa nama panggilanku beda jauh dari nama asliku,,,alasannya simple cukup disingkat saja bagian “Ahmad” menjadi “A” dan “Zanecka” menjadi “Z dan ka” hingga terbentuklah nama panggilanku dengan sebutan Azka.
     Aku alumni MTsN Muara Lahei sebagai peraih nomor 1 siswa paling pintar dalam sejarah MTsN.
   Aku sangat suka membaca buku novel yang ditulis oleh bang Tere Liye,karena isi tulisan dari cerita novel tersebut sangat menginspirasi saya untuk menjadi seorang penulis. Jangan remehkan cita cita saya karena “All our dreams can come true, if we have the courage to persue them”. Sekian dan terimakasih, wassalammu’aalaikum”

     Setelah aku memprkenalkan diri, aku berjalan kecil menuju barisan dengan rasa bangga dan tersenyum senyum mentap teman temanku tepuk tangan bahagia di sambut terharu.
Setelah memperkenalkan diri kami disuruh pulang dan mastagibs hari ini adalah hari terakhir karena ada rapat penting dari bapak ibu guru.
       Akupun pulang dengan membawa senyuman dan kabar gembira kepada ayah dan ibu dirumah.
Sambil menghayal bagaimana rasanya dipuji oleh orang tua....
    Setibanya aku didepan rumah mencium aroma bunga melati yang harum dan membuat hari-hariku semakin bahagia.
   Aku duduk diteras melepas sepatu dan kaos kaki mendengar suara orang banyak membaca yasin sempat membuatku kebingungan terbuat oleh mereka.
   Aku membuka pelan pintu dengan detak jantung yang begitu cepat tangan gemetar didalm diriku aku bertanya “semoga gak ada apa-apa yang terjadi didalam keluarga ku”.
            Mataku berair melihat didalam rumahku yang begiru amat banyak darah membuat kepalaku pusing akan hal itu,aku terjatuh pingsan.
     Sadar setelah pingsan aku melihat di sekitar ruah tentang kejadian itu, aku bertanya kepada bapak kebun tentang apa yang telah terjadi pada pagi tadi.
      “pak, ini kenapa ya?tadi pagi emangnya ada kejadian mengenaskan??”ucapku dengan kepanikan.
    “azka.., tadi pagi ayah dan ibu kamu mati tertembak oleh orang yang tidak diketahui identitasnya,pelaku menembakkan peluru dari luar kemudian menembus kaca lalu menggrebek orangtua kamu dan langsung menembakkan peluru pistol  kearah kepala orang tuamu tapi ada satu anggota keluargamu yang selamat..,itu adalah kakak sepupu kamu dari jakarta”.
     Aku terisak sedih mendengarkan kisah dari pak kebun, karena orang tuaku mati dengan cara yang mengenaskan. Aku menangis dengan suara yang kencang mebuat khawatir tetanggaku akan masa depanku dengan tanpa orangtua.
   Aku bertanya kepada bapak kebun tentang siapa yang akan merawat ku jika ada keperluan sekolah dan pembayaran SPP tiap bulan sedangkan aku hanya seorang pelajar yang bisanya minta-minta kepada ayah dan ibuku.
    “bagamaimana kehidupanku setelah orangtuaku meninggal pak aku hanya seorang yatim piatu yang tidak mempunyai segalanya."kataku seraya meneteskan air mata.
  Setelah beberapa bulan aku memutuskan untuk berubah, menjadi pria yang berkepribadian dewasa walaupun hanya sejenak, rintangan demi rintangan akan ku lalui bersama kakak sepupuku yang bernama Nur annisa bisa dipanggil sasa. Namanya mirip dengan nama produk tepung bumbu sasa tapi saya sangat senang dengan nama tersebut karena bisa mengejeknya tiap hari dengan sebutan "pakai tepung bumbu sasa, ayam langsung crispy". Dan aku berjanji tidak akan mengeluarkan air mata setelah air mata terakhirku menetes ketika kedua orang tuaku meninggal.

  2 tahun kemudian................

             Nah guys , penasaran ga sama kelanjutan dari kehidupan azka, shopie dan pak kebun. Jangan lupa bintangnya!!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The True Milenial'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang