Satu: Jatah Atasan

522 139 8
                                    

Jangan lupa vote sama komennya yah, telimakaciiihh....

***

Rima berjalan sibuk kesana kemari, guna bisa menyeimbangkan dirinya dengan Panca. Lekukan tubuhnya semakin bisa terlihat oleh orang lain, dengan gerakan tubuhnya yang tiada henti, berjalan keluar-masuk ruangan sang COO.

"Lo sumringah banget sejak handle Pak Panca." Gina menyempatkan berbisik di meja kubikel Rima, saat tengah mengunjungi lantai para atasan. Ruangan COO dan para jajarannya dikelilingi meja kubikel para karyawan HRD dan keuangan.

"Ya gitu deh. Gue dikasih pemanasan tiap pagi, Giin!" Ujar Rima sambil menyibakkan sebelah rambutnya. Rima tipikal gadis berambut ikal dengan bantuan catokan rambut seharga 10 juta rupiah, yang pernah suatu hari dia bawa ke kantor untuk dipamerkan kepada teman-temannya. Alhasil, 2 orang temannya yang lain di keesokan harinya juga membeli barang yang sama.

"Gila lo! Inget dosa, Rim!"

"Sok suci lo, siapa coba yang disodorin Pak Panca nolak???"

"Emmm.. pemanasan lo emang ngapain aja?" Gina bertanya penasaran.

"Ah, masa gituan perlu gue jabarin, Gin? Inget laki lo di rumah! Treatmentnya beda-beda cuy. Tuh bawain tumbal baru lo, gue pengen tau reaksi Pak Panca lo bawain barbie kaku."

"Gila, Danila maksud lo?"

"Iya. Cantik sih kek model, tapi kaku. Keliatan gelagatnya, coba pas fashion appraisal, nilainya kacau bokk!"

"Kacau di mata lo sama laki-laki jahanam di sekitaran lo. Selera lo buka-bukaan depan belakang gitu, ih bikin gatel!"

"Hahah! Rese lo. Dibilang juga apa, yang penting dapet asupan dari Pak Panca, gue nggak peduli. Siapa tau perjuangan gue membuahkan hasil.."

"Hasil?" Tanya Gina mengernyitkan dahinya.

"Barangkali gue dilamar sama dia." Jawab Rima sembari memainkan jari jemarinya.

"Wah.. mati nih anak halunya kebangetan! Udah ah gue cabut dulu."

Sesaat sebelum Gina kembali, Ia berpapasan dengan Danila. Danila terlihat menenteng beberapa tumpuk kertas, yang Ia bolak-balik sepanjang perjalanan menuju lantai atas. Tanpa disadarinya pun. seluruh pasang mata mengamati keberadaan perempuan yang masih jarang terlihat di gedung Key Corp tersebut. Danila tampak terlihat cerah, mengenakan kemeja motif garis-garis berwarna biru muda yang dimasukkan ke dalam rok kain berwarna hitam, rambutnya yang dibiarkan tergerai memang menjadi daya tarik sendiri.

 Danila tampak terlihat cerah, mengenakan kemeja motif garis-garis berwarna biru muda yang dimasukkan ke dalam rok kain berwarna hitam, rambutnya yang dibiarkan tergerai memang menjadi daya tarik sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dan.. lo ngapain?" Tanya Gina menghampiri Danila yang terlihat seperti sibuk dan kebingungan.

"Eh, Gin, gue cari lo. Ini ada data yang kedobelan, terus satu data di bulan kemarin ada yang belum ke copy lampirannya. Gue harus apain?"

"Mana sih, sini gue liat dulu." Gina menggiring Danila untuk duduk ke ruang baca terbuka, yang biasanya menjadi tempat menerima tamu.

Setelah melakukan pengecekkan, Gina memberi instruksi kembali pada Danila, "Dan.. yang dobel gue handle aja deh. Lo copy aja berkas yang kurang, tuh depan idung lo ada mesin fotokopi, mumpung disini."

The Secretary's Journ(ey)al.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang