MESKI KAU IBLIS, AKU MENCINTAIMU

CHAPTER 1

Drapp.. Drapp.. Drapp.. Drapp

"Hanbin~ahh.... tolong akuuuu.... beritahu kan pada ibukuuuu hiks.."

Seorang gadis berteriak sekuat tenaga diatas seekor kuda yang sedang melaju cepat, kuda itu dibawa oleh pemuda tampan bermata biru. Posisi gadis itu horizontal, sehingga terlihat seperti menggantung diatas kuda. Sedangkan si 'pengemudi' kuda terlihat tak perduli dengan teriakan dan tangisan sang gadis.

1 Jam sebelumnya..

"Jennie, hari ini kita mendapat banyak susu, ini berkat kamu, memberi makan kuda-kuda sampai kenyang, hehe"

Seorang pemuda dengan pakaian kumal terlihat membawa 2 ember berukuran sedang yang isinya adalah susu-susu kuda yang baru saja ia perah. Walaupun begitu tak menghilangkan wajah tampan yang memang sudah melekat dari garis wajahnya.

"Benarkah? Kau juga hebat Hanbin~ahh!"

Hanbin dan Jennie sebenarnya hanya penjaga kuda milik saudagar-saudagar kaya atau bangsawan-bangsawan Inggris yang sedang berkunjung dari tempat satu ke tempat lainnya dalam beberapa pekan.
Hanbin adalah teman masa kecil Jennie, karena mereka sama-sama dari kaum rakyat jelata, mau tidak mau mereka harus bekerja keras demi menyambung hidup.

Hanbin lebih dulu menjadi penjaga kuda, sedangkan sebagai seorang gadis yang memiliki masa depan cerah, tentu nasib buruk bagi Jennie ikut bekerja seperti itu bersama Hanbin, ayahnya meninggal karena sakit, sedangkan upah dari ibunya tidak cukup untuk membantu dia dan adik-adiknya memenuhi biaya makan dan pendidikan. Hidupnya benar-benar terpuruk setelah kematian ayahnya.

"Ini adalah keuntungan kita yang lain dari hanya mendapat gaji sebagai penjaga kuda, susu-susu ini bisa kita jual ke pedagang minuman.." Hanbin menaruh ember-ember itu disamping nya dan duduk dibelakang Jennie.

"Iya benar, kita untung banyak hari ini.." Jennie yang sedang memberi makan kuda-kuda menoleh kearah Hanbin dengan wajah cerianya. Meski hidupnya berubah 180°, Jennie tetap menjadi pribadi yang ceria dan selalu optimis.

"Aku ingin tidur disini sebentar, aku lelah.." Hanbin membaringkan tubuhnya diatas rumput, tangan kanannya menghalangi kedua matanya dari sinar matahari yang saat itu bersinar terik.

"Apa?!! Kau jangan tidur Hanbin! kau harus cepat menjual susu-susu itu sebelum ketahuan pemiliknya, mereka akan mengambil keuntungan kita, kau tau kan bagaimana pelitnya saudagar-saudagar itu? bukannya membayar kita, justru mereka menuduh kita yang macam-macam dengan mengatakan mencuri susu dari kuda-kudanya.. padahal itu kan memang hak kita yang menjaga dan memberi makan dengan susah payah.."

Jennie terus saja mengomel tanpa niat untuk berhenti, membuat Hanbin menghela nafas panjang..

"RubyJane.. kau dari dulu cerewet sekali.."

Sebelum Hanbin bangkit berdiri, segerombolan genk berkuda mendekati mereka. Salah satu dari mereka turun dari kudanya dan menghampiri Jennie..

"Kau yang bernama Nona RubyJane?" Pemuda tampan berkulit putih dan bermata biru itu menatap tajam ke arah Jennie, dia menggunakan mantel mewah dengan lambang kerajaan Inggris, sudah pasti dia bukan pemuda sembarangan, paling tidak, dia adalah salah satu dari bangsawan Inggris dengan kasta paling tinggi.

"Ya?" Jennie melongo tak bisa percaya dengan apa yang ada di depannya, untuk apa bangsawan Inggris mencari rakyat jelata sepertinya?

"Kau harus ikut aku!" Tanpa menunggu jawaban dari Jennie, pemuda itu menyeretnya dan menaikannnya ke atas kuda. Jennie baru tersadar dari kagetnya saat berada diatas kuda. Ia meronta sekuat tenaga..

"Apa yang kalian lakukan? Lepaskan aku! Heyy!!"

Pemuda itu tak perduli dengan pemberontakan dari Jennie, ia terus memecut kudanya agar berjalan lebih cepat. Sedangkan Hanbin hanya bisa terdiam tak bisa berbuat apa-apa, dia tau sekalipun melawan semuanya hanya sia-sia, mereka dalam jumlah yang banyak, lagipula mereka itu bukan orang-orang biasa yang bisa dilawan, jadi yang bisa ia lakukan hanya merutuki dirinya yang tak bisa berbuat apa-apa untuk temannya, Jennie maafkan aku, bisiknya.