Part 1

9 1 0
                                    

Subuh hari itu sudah terdengar nyanyian ayam berkokok , seolah ini adalah waktu mereka bekerja untuk membangunkan manusia dari tidur lelapnya. Sebentar lagi sinar mentari akan terbit dari persembunyiannya, tetapi seorang anak manusia masih enggan terbangun dari mimpi indahnya.

'kring kring kring'

Bunyi sebuah jam weker menggema dengan keras dikamar itu. Seakan tak terusik bunyi jam weker tersebut, anak manusia dikamar itu masih bergelung dibawah selimut hangatnya. Bunyi jam weker masih mengalun dan semakin keras. Dengan ogah anak itu terbangun dan mematikan bunyi bising dari jam weker disamping nakas tempat tidurnya.

Ia pun terduduk disamping tempat tidur, terdiam dan mencoba membuka mata perlahan meyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Dengan mengucek matanya pelan ia beranjak bangun dari tempat tidurnya dan melirik sebentar jam yang menunjukkan waktu pukul enam lewat lima menit.

Menuju arah kamar mandinya ia sedikit meregangkan tubuh dengan mengangkat kedua tangannya. Sesaat setelah ia masuk kamar mandi terdengarlah bunyi gemerisik air berjatuhan dari kamar mandi tersebut yang menandakan ada seseorang yang tengah membersihkan diri.

**

Anak itu atau gadis itu yang biasa di sapa Sasha telah selesai mengenakan pakaian andalannya. Dengan atasan hoodie berwarna cream dan celana jeans, Sasha melihat penampilannya di depan cermin.

"cukup keren" ujarnya pada dirinya sendiri. ia melihat jam yang menunjukan pukul enam lewat empat puluh lima menit ia pun keluar dari kamar nya menuju dapur.

Ia berjalan menuju kulkas dengan harapan masih ada sesuatu yang dapat dimakan dalam kulkas tersebut, harapannya pun dikabulkan ia mendapatkan satu butir telur dan beberapa lembar roti, selain itu tak ada apapun didalam kulkas kecilnya.

Ia menggoreng telur dan memanggang roti untuk dijadikannya sarapan pagi ini. Setelah jadi, ia memakan dengan lahap dan tak memikirkan apa yang akan ia makan nanti siang, melihat tabungannya kian hari kian menipis ia pun berpikir untuk lebih berhemat dan membeli seperlunya saja.

Ia melihat jam yang terdapat di ponsel di sampingnya dan waktu sudah menunjukan pukul tujuh lebih ia pun beranjak dan menaruh piring bekas makannya di wastafel. Ia bergegas mengambil tas selempangya di dalam kamar dan mengenakan sepatunya, ia pun keluar dan menuju ketempat kerjanya.

**

Saat ini Sasha telah menelusuri jalan menuju halte untuk menunggu bis yang akan mengantarkannya ke tempat kerja. Ia melihat kearah sekelilingnya terdapat banyak orang yang berlalu lalang dan sibuk dengan dunianya sediri ,seperti ada seorang anak sekolah yang berlarian mengejar temannya yang telah berlalu terlebih dahulu meninggalkannya, kemudian ada seorang ibu yang duduk menunggu bis juga bersama anaknya yang tengah berceloteh dan menanyakan segala hal padanya.

Sasha tersenyum melihat pemandangan itu, ia berpikir seandainya ia juga mempunyai seorang ibu yang dengan sabar menjawab pertanyaannya seperti ibu itu pada anaknya.

Bis pun datang, ia masuk dan duduk tepat favoritnya yaitu disamping jendela. Bunyi suara mesin bis pun terdengar yang menandakan bispun mulai berjalan dan siap mengantarkan para penumpang ke tempat tujuan.

Sasha yang tenang di tempat duduknya mulai mengamati sepanjang jalan menuju tempat kerjanya. ia diam dan mulai memikirkan hal lainnya, ia mengingat-ingat saat masih kecil saat semuanya tidak sulit seperti ini. Sasha adalah seorang anak yang tumbuh disebuah panti asuhan, ia tak mengetahui siapa kedua orang tuanya, keluarga yang ia punya hanya para penghuni dan ibu panti. Ia keluar dari panti asuhan saat umurnya menginjak tujuh belas tahun, ibu panti saat itu tak rela ia keluar dan meninggalkan panti asuhan, tetapi Sasha memberikan pengertian bahwa ia cukup mandiri hidup diluar panti asuhan. Ibu panti pun luluh dan membiarkan Sasha pergi tetapi ia memberi sebuah syarat, bahwa Sasha harus bekerja ditempat kenalannya, Sasha pun menyetujuinnya dan hingga saat ini Sasha masih bekerja ditempat itu yaitu sebuah Kafe yang terletak di tengah kota milik kenalan ibu panti.

Lamanya Sasha terdiam hingga tak terasa bis pun telah sampai dipemberhentian dekat kafe Sasha bekerja. Sasha pun berdiri membayarkan tumpangannya dan turun dari bis yang mengantarkannya itu.

Sasha berjalan lagi menuju kafe tempatnya bekerja yang tak cukup jauh dari halte pemberhentian tadi. Ia merasa ada sebuah kegataran di tas selempang yang ia bawa, ternyata ponsel yang ia punya menunjukkan adanya seorang penelpon. Saat ia ingin mengambil ponselnya, ia mulai tak focus pada sekeliling hingga tak sengaja ia telah menyenggol seseorang.

'Bruk'

Sasha pun terkejut.

"apakah anda tak apa,nyonya?" ujar sasha sembari menyentuh seorang wanita yang tak sengaja ia senggol itu. Wanita itu pun tersenyum dan mengatakan tak apa lantas ia pun melanjutkan perjalanannya.

Sasha pun menganggunk canggung dan tetap meminta maaf berulang kali meski wanita itu telah meyakinkannya kalau ia tak apa. Hingga wanita itu pergi Sasha mulai melanjutkan perjalananya kembali, tetapi ia melihat sebuah cincin tergeletak di bawah kakinya. Ia mengambil cincin trsebut dan teringat mungkin ini adalah cincin dari wanita yang ia tabrak tadi. Ia pun berbalik ingin menghentikan wanita itu, tetapi saat ia berbalik wanita itu telah hilang dengan cepat. Sasha pun menyimpan cincin itu di saku celannya dan berpikir ia akan mengembalikannya nanti jika bertemu kembali dengan wanita itu atau ia akan menyerahkan cincin ini ke kantor polisi dan mengatakan kalau ia menemukan barang hilang.

Ponsel gadis itu berbunyi lagi dan ia segera mengankat panggilan itu.

"hey, Sha cepatlah datang ke kafe, sebentar lagi kafe akan dibuka" ujar seseorang di seberang telpon yang ternyata adalah manajer kafe itu.

"baiklah, sebentar lagi aku sampai" balas Sasha kemudia sambungan telpon pun terputus dan Sasha pun bergegas ke Kafe tempat ia bekerja tanpa ia tau bahwa seseorang telah tersenyum senang melihat bahwa apa yang ia rencanakan akan berjalan dengan lancar.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 21, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AbentuerWhere stories live. Discover now