(2)

18 0 0
                                    

Flashback 1,5 tahun yang lalu

Matahari hari ini sedang marah. Panasnya menyakitkan. Namun, itu tak mengurungkan niat anak BEM mengumpulkan hampir lebih dari 2500 mahasiswa berseragam putih hitam di tengah lapangan. Ospek sedang berlangsung di hari ketiga. Hari terakhir para mahasiswa baru tersiksa oleh keadaan. Keadaan dimana mereka harus menggunakan kepang pita, berkalung kardus dan permen, berikat pinggang sayur-sayuran, berkaus kaki layaknya badut, dan bersepatu tali rapia.

Hal itu juga dirasakan oleh Vina yang merasakan keringat jatuh bercucuran di seluruh tubuhnya. Kakinya mulai terasa lemas berdiri hampir lebih dari 2 jam dan masih akan berlangsung.

"haish, dasar kakak BEM tak berperasaan!" keluhnya lirih sembari menggerak-gerakkan telapak kakinya.

"sabar, tunggu sebentar lagi." Sahut Rike di sebelahnya.

"ini udah sabar selama 3 hari, tetap gini-gini aja." Vina kembali menyahut

Namun tak lama kemudian barisan dibubarkan. Semua mahasiswa baru mulai berhamburan dan berlari menuju aula mencari tempat utama untuk duduk dan melemaskan otot-otot kaki yang menegang, dan menunggu penutupan hari penyiksaan selama tiga hari itu. Vina mulai berjalan ketika lapangan yang dipenuhi oleh manusia mulai merenggang.

"ah.. hidup-hidup! Kenapa harus melewati yang seperti ini." kesal Vina sambil menendangi kaleng minuman yang ada di hadapannya hingga berhenti di kaki seseorang.

"terkadang kita harus melewatinya agar lebih dekat!" katanya manis, "Kenapa cuma jalan dek, cepat ke aula!" ekspresinya berubah menjadi manusia garang. Vina langsung berlari kencang, takut-takut senior itu makin memarahinya.

Sesampainya di aula, matanya liar mencari keberadaan sahabatnya yang menghilang duluan. Vina tahu kalau sahabatnya itu selalu duduk di dekat pintu keluar supaya waktu bubar dia bisa bebas duluan.

"dari mana? Baru nyampe" tanya Rike

"dari dimarahi kakak tingkat.. wu.. serem!!" jawabnya ngos-ngosan

Semua anak BEM sudah berdiri di depan dengan kotak kardus di depan mereka masing-masing. Sekarang tugas mahasiswa baru adalah menulis surat cinta untuk salah satu anggota BEM yang berdiri di depan. Rutinitas ospek seperti biasa. Hal yang konyol namun tetap diadakan.

"mau nulis untuk siapa?" tanya Rike

"kakak yang marahin aku tadi. Tu!" jawabnya sambil menunjuk laki-laki yang bertubuh jangkung tangan yang masuk di pinggangnya.

"daebak!! Dia keren! Kamu nulis apa?"

"surat ancaman. Haha!" Vina menjawab dengan terkekeh.

Setelah satu persatu selesai dan maju memasukkan surat cinta di masing-masing kardus, Vina akhirnya tahu nama laki-laki itu yang tertera di jaketnya.

"Ke, Ke.. namanya Ahmad Fariz." Tukas Vina setelah kembli ke tempatnya. Dan hari itu berakhir dengan Vina mengenalnya.

-------

Happy Reading

part kali ini sedikit lebih pendek

cuma mau ngenalin gimana awal mula kisah ini terjadi


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 22, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

endlessly loveWhere stories live. Discover now