#2

213 16 1
                                    


23 Maret 2018

Pagi adalah hal yang paling menyenangkan bagi sebagian orang dan juga hal menjengkelkan karena jni merupakan waktu untuk mereka bangun dan itu adalah hal yang sulit dilakukan, terutama untuk orang yang sedang mager seperti Alena Zea Dermawan. Padahal matahari sudah menunjukkan dirinya tapi gadis itu masih betah dengan kasurnya.

"Bagun sayang" Ujar sean sambil mengelus pelan pipi alena.

Sean xavier adalah tunangan sekaligus kekasih Alena, lebih tepatnya memaksa orang tua alena untuk menunangkan dirinya dengan Alena tanpa sepengetahuan Alena. Sean adalah pebisnis terkenal dengan kelicikan yang dimilikinya. Dia mampu melakukan apapun termaksud memiliki Alena, gadis kecilnya. Sean adalah orang terkaya nomor satu di Asia dan Eropa. Dia memiliki segalanya, tampan, kaya dan pintar. Namun disangat dingin, licik dan kejam. Jangan lupakan sikap pemaksa dan tidak suka di tolaknya. Tapi hal itu berubah 180 derajat jika bersama Alena. Ia akan berubah menjadi sosok yang manja, lembut, posesif, dan perhatian. Dan karena kekuasaanya dia mengancam keluarga Alena, jika mereka tidak mau menunangkan dirinya dengan Alena, dia akan membuat keluarga Alena menjadi miskin dan kedua orang tuannya tidak akan di terima kerja di manapun. Tentu saja orang tua alena melakukannya, mengingat sean adalah orang yang licik. Sean juga membuat orang tua alena mendapat pekerjaan di luar negeri sehingga mengharuskan mereka meninggalkan Alena, dan kesempatan itu digunakan Sean untuk membuat alena tinggal bersamanya. Alena adalah hidupnya, sumber kebahagiannya dan oksigenya. Hanya bersama alena ia, bisa tertawa dan bahagia. Ia akan membuat orang yang ingin mengambil Alena dari dirinya sehancur hancur mungkin.

"Ugh....5 menit lagi yah" Lenguh Alena sambil menarik selimutnya hingga menutupi seluruh badanya. Sean terkekeh melihat hal itu. Lalu menarik selimut alena dan membuangnya kelantai.

"Aghh...selimutnya mana" dengan suara rengekkannya dan lagi lagi membuat sean terkekeh melihat tingkah imut gadisnya

"Kamu mencari selimut, tuh ada dilantai" Ujar sean, Alena lalu bangun, duduk bersila diatas tempat tidur dan mengedipkan beberapa kali matanya untuk mengumpulkan jiwanya.

"Imut" Batin Sean.

"Jam barapa sekarang" Tanya Alena dengan mata yang masih sipit, pertanda masih mengantuk.

"Sembilan" Bohong Sean. Alena membulatkan matanya seketika

"Aku telat" Jeritnya lalu segera berlari kekamar mandi. Sean tersenyum melihat gadisnya gampang sekali diboghonginya. Sebab itulah ia harus menjaga baik baik gadisnya agar tetap bersamannya. Gadis itu terlalu polos untuk memahami dunia yang kejam ini. Setelah itu Sean keluar dari kamar Alena menuju meja makan.

30 menit kemudian Sean melihat Alena yang sudah rapi dengan seragam sekolah dan tas dipunggungnya sedang menuruni tangga menuju meja makan dengan muka cemberut sepertinya dia sadar telah di bohongi oleh sean tadi.

"Morning" Sapa Sean namun alena tak menjawabnya dan memilih duduk di kursi

"Kamu marah" Tanya Sean pura pura polos, siapa coba yang nggak marah dikerjai pagi pagi.

"Tau" Ketus alena dengan bibir manyun

"Uchhh....sayangku ternyata lagi marah yah" Ujar sean sambil mengacak rambut Alena

"Ihhhh sean berantakan tau" Ujar Alena sambil merapikan ulang rambutnya menggunakam tangan.

"Hehe, maaf yah, jangan marah dong honey, nanti cantiknya hilang loh" Goda Sean

"Abisnya kamu ngeselin sih" Seru Alena memukul pelan lengan Sean.

"Yaudah aku minta maaf yah sayangku" Ujar Sean dan Alena hanya menganggukan kepalanya.

Possesive fianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang