1. Teman Baik

492 59 8
                                    

Tidak ada yang bisa menyangka bahwa Jaemin yang periang sebenarnya orang yang memiliki tingkat kepercaya diri an yang rendah. Baginya dicintai Jeno walau Jaemin tak yakin apa Jeno benar-benar mencintainya, itu sudah cukup.

Jeno adalah jenis orang yang cukup tertutup dan misterius. Jarang dia menceritakan perasaan atau masa lalunya kepada orang lain. Bahkan Jaemin yang notabennya pacarnya sendiri tidak pernah tahu karna memang Jaemin tidak pandai bicara dan merayu.

Namun Renjun bisa membuat Jeno bercerita.

Jeno, Jaemin, Renjun, dan Hyunjin adalah teman baik yang suka saling menghabiskan waktu bersama kala kegiatan ekstra kurikuler karate  mereka telah usai. Hanya saja karena sudah tahun ketiga tingkat SMA, Jaemin memutuskan untuk vakum dari karate dan fokus belajar, sedangkan Jeno, Renjun, dan Hyunjin tidak.

Satu rahasia umum yang tak pernah Jeno ketahui. Renjun mencintai Jeno.

Dan satu rahasia yang Jaemin simpan rapat-rapat. Jaeminpun juga mencintai Jeno.

Jadi ketika Renjun bercerita dengan semangat bagaimana ia menghabiskan waktu latihan karate bersama Jeno dan menghabiskan waktu setelahnya untuk mendengarkan Jeno bercerita masalah pribadinya, Jaemin hanya tersenyum dan sesekali menimpalinya sambil tertawa kecil. Seolah tak ada apapun yang terjadi pada perasaannya.

Bahkan Jaemin tak pernah benar-benar tahu bagaimana hari Jeno berjalan atau apa yang sedang Jeno rasakan.

Jeno dan Jaemin berada di kelas yang berbeda, cukup jarang bertukar pesan, dan hanya sesekali dalam seminggu bertemu.

Kadang Jaemin berpikir, bagaimana tiba-tiba sebuah ide muncul di otak Jeno untuk meminta Jaemin menjadi kekasihnya.

"Sedang melamunkan apa?" Tanya Jeno yang baru datang menjemput Jaemin di sebuah bengkel.

Jaemin yang baru menyadari kehadiran Jeno pun tersenyum dan menggeleng pelan. "Bukan apa-apa. Maaf ya merepotkanmu, kalau saja sepedaku tidak terkena paku dan pemilik bengkel tidak sedang sibuk, aku pasti bisa pulang les sendiri."

Jeno mengangkat kecil bahunya. "Tidak masalah. Memang kerusakan bannya parah hingga tidak bisa ditambal?"

"Iya, sampai ban dalamnya memiliki sobekan yang panjang. Pemilik bengkel bilang kalau baru bisa membetulkannya besok karena malam ini ia sibuk."

"Ya, lagipula sebentar lagi larut. Aku mana tega membiarkanmu bersepeda sendirian malam-malam." Balas Jeno sambil mengusak sekilas rambut Jaemin.

"Ayo pulang!" Lanjutnya.

Jaemin tersenyum lalu menaiki motor Jeno.

Kalau dipikir-pikir Jaemin hanya beberapa kali dibonceng Jeno. Bahkan untuk pergi ke pertandingan karate pun Jaemin lebih sering dibonceng kakak kelasnya. Renjun berkesempatan lebih banyak dibonceng Jeno.

"Kau melamun lagi." Ucap Jeno membuyarkan lamunan Jaemin, membuat Jaemin terkekeh kecil.

"Tidak. Aku hanya... sedang menikmati momen bersama mu." Jawab Jaemin enteng.

Jeno menaikkan sebelah alisnya mendengar jawaban Jaemin. Namun Jeno tidak berkata apapun setelahnya.

"Sudah sampai!" Ucap Jaemin riang ketika Jeno sudah menghentikan motornya di depan rumah Jaemin. "Terima kasih ya. Mau mampir dulu?"

Jeno menggeleng pelan. "Maaf tidak bisa mampir. Hari sudah malam. Besok mau ku ambilkan sepedamu?"

"Tidak usah. Aku berencana mengambilnya hari senin sekalian pulang sekolah. Besok minggu aku akan mengosongkan jadwalku dan tidak pergi kemanapun."

"Hari senin mau ku jemput?"

"Aku akan berangkat dengan temanku saja yang rumahnya searah. Kalau kau menjemputku kau perlu memutar arah dan aku tahu kebiasaan Lee Jeno yang malas memperhatikan jam sehingga selalu berangkat siang. Kalau kau menjemputku yang ada kita terlambat lalu dihukum membersihkan kolam ikan"

Jawaban Jaemin membuat Jeno tertawa. 100% akurat. Dan tawa Jeno yang menghasilkan sepasang mata yang melengkung indah yang tak akan pernah dapat Jaemin lewatkan begitu saja.

"Baiklah. Aku pulang dulu!" Pamit Jeno kemudian sambil mulai melajukan motornya.

"Hati-hati!"

"Ya"

"Aku mencintaimu" Ucap Jaemin kemudian dengan nada jenaka yang selalu ia lontarkan seolah-olah kata-kata cinta itu hanya sebuah guyonan yang tidak bermakna.

Jeno hanya tersenyum kecil mendengarnya.

"Ya"

Jaemin tahu, sampai kapanpun Jeno tidak akan membalas ucapannya.


Tbc

Backstreet [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang