01. The Dreams side

70 4 1
                                    




"Turunin gue disini!" perintah Chenle yang berada dikursi penumpang.

Disampingnya sudah ada pengawal yang setia menjadi pengikutnya. Jelas anak laki-laki berdarah China ini merasa sangat risih. Sebab, kebebasannya menjadi sempit dengan adanya bodyguard menyebalkan yang setia mengikutinya kemana-mana.

"Tapi Tuan, nyonya bilang tuan harus segera pulang."

"Udah berapa kali jangan panggil gue Tuan napa sih? Mau gue bayar berapa mulut kalian?" Nada anak itu semakin naik. Membuat orang bertubuh bongsor dan besar disampingnya diam seketika. Sementara sopir pribadinya juga ikut terdiam.

"Turunin gue disini," Chenle merogoh sakunya, mengambil beberapa uang lembar dan dilemparkannya pada kedua bodyguardnya itu, "Tutup mulut soal gue, tinggalin gue disini! Dan kalian bebas mau ngapain."

Sopir itu menghentikan mobil sport hitam mahal milik Chenle di tepian jalan yang sepi, "Tuan yakin? Nanti kami jemput jam berapa?" tanya si tubuh bongsor.

"Nggak usah, paling gue pulang sama temen!" ketusnya.

"Tapi tuan-,"

"Gue bukan anak kecil lagi, bangsat! Apa duit gue kurang buat bayar kalian?" anak itu menatap pria disampingnya dengan kesal. Amarahnya sudah berada di puncak kepala.

Dengan raut wajah penuh emosi, Chenle membuka pintu mobil dan menutupnya dengan kasar. Lalu buru-buru dia berlari kecil menuju jalanan sempit yang sudah biasa ia lewati.

Lampu-lampu jalanan yang temaram cukup membantu penglihatannya menuju tempat biasa dia bertemu dengan teman-teman dekatnya. Chenle masih setia berlari kecil, dia hanya ditemani lolongan-lolongan anjing liar yang berada di jalanan.

Otaknya sudah sangat pusing hanya untuk selalu dimanjakan. Benaknya bahkan sering menggerutu atas ketidaknyamanannya menjadi orang yang berada diantara orang-orang yang angkuh. Chenle tidak suka hidup seperti itu. Chenle ingin menjadi orang-orang normal seperti biasanya.

Karena menjadi kaya, justru membuat dirinya dibenci banyak orang dan tidak mempunyai teman di sekolah.

Saat menelusuri beberapa gang sempit, kini kakinya sudah mendekat dengan pintu masuk bertuliskan 'Sit Scriptor Habere Fun' bahasa latin yang berarti 'mari bersenang-senang'.

Sesuai dengan namanya, tempat itu memang tempat favorit The Dreams, minus Renjun dan Jisung, untuk menenangkan diri. Barangkali untuk mengistirahatkan penatnya, ataupun sekedar mencari hiburan.

Yap, benar sekali. tempat ini sejenis dengan club-club malam. Tempatnya yang tersembunyi, juga ditutupi dengan beberapa gedung-gedung tinggi di depannya membuatnya semakin tak terlihat. Jadi aman untuk dikunjungi.

Baru saja Chenle memasuki tempat itu, dia sudah dihampiri beberapa wanita-wanita penggoda berpakaian mini dan seksi. Namun Chenle sama sekali tak berminat untuk meliriknya sedikitpun. Dia menerobos barisan perempuan itu, lalu berjalan menuju lobby untuk menemui teman-temannya.

Alunan musik bertempo cepat, juga lampu-lampu disko menyambut kedatangan laki-laki yang masih menggunakan seragam sekolah ini. Suasana malam ini ramai, seperti biasanya.

Chenle menyisir orang-orang yang ada dihadapannya, mencari batang hidung ataupun ujung rambut khas milik teman-temannya.

Chenle tersenyum sumringah saat mendapati teman-temannya sedang bersantai ria di sofa yang berada di tengah-tengah menghadap ke dance floor. Kakinya kini melangkah menemui mereka yang sedang asyik menonton tarian panas disana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE DREAMS - Nct DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang