Bagaimana rasanya ketika dirimu mendadak menjadi populer, padahal kau tidak melakukan apa-apa?
Itulah yang dirasakan Junghwan. Pemuda asal Korea Selatan yang bermarga Jeon. Junghwan tidak menyangka jika ia akan disambut dengan hangat dan sedikit berlebihan mungkin. Para guru bahkan kepala sekolah langsung menyambutnya dengan senyuman yang bangga sementara para siswa berteriak antusias. Junghwan sungguh bingung kenapa bisa jadi seperti ini? Tapi kalau boleh jujur, dia senang sekarang.
"Selamat datang, di SMA Gelhsonix, semoga kamu betah di sini,"
Begitulah kira-kira kata kepala sekolah. Oh, iya. Ada hal yang harus kalian ketahui. Bahwa ia baru saja pindah ke Indonesia seminggu yang lalu dan ini adalah hari pertamanya bersekolah di SMA Gelhsonix. Salah satu sekolah swasta yang elit.
Junghwan hanya bisa tersenyum dan mengucapkan terima kasih.
Para siswa semakin antusias ketika Junghwan melewati barisan mereka. Ada yang berteriak tidak tau malu hingga ditegur oleh guru, ada juga yang tubuhnya melemas tidak kuat melihat ketampan Junghwan, ada juga memerah seperti kepiting rebus, menjerit tertahan. Ada yang sesak napas bahkan hampir pingsan. Berlebihan memang tapi memang seperti kenyataan. Junghwan merasa seperti artis yang memiliki jutaan penggemar seperti Jungkook BTS.
Kalau digambarkan Junghwan itu paket komplit untuk dijadikan seorang pacar atau suami, mungkin. Ketampanannya tidak kalah dengan idol Korea. Matanya bulat tapi tajam, sekali melirik sangat menusuk hingga ke rongga dada, membuat jantung meledak seperti kembang api. Bibirnya yang mungil dan merah serta gigi kelincinya, perpaduan sempurna menjadikan dirinya terlihat manis dan imut dalam waktu yang bersamaan. Tapi hidung mancung dan rahangnya tegas memberikan kesan seksi. Entahlah, bagaimana pemuda itu bisa membuat gemas dan lemas dalam suatu waktu.
Belum lagi pundaknya lebar, terlihat kokoh, cocok dijadikan sandaran hati. Tangannya yang besar serta urat tangannya yang begitu mencuri perhatian. Tidak usah dibayangkan bagaimana tangan itu menggenggam tanganmu, sudah pasti hangat dan merasa terlindungi.Tak hanya fisik, dia juga memiliki otak yang cerdas dan pandai di dalam bidang olahraga. Informasi dari sekolah lamanya, pemuda itu telah banyak memenangkan kejuaraan di berbagai bidang cabang olahraga membuat namanya melejit.
Good looking, cerdas dan berbakat, ternyata dia juga adalah anak dari pengusaha otomotif terkenal. Lihat, begitu sempurna bukan?
Tampak di luar, mungkin iya. Tapi jika di dalam?
Ayolah, hidup tidak seindah itu. Realita itu kejam, melelahkan, membosankan, dan memuakkan. Ada emosi yang tak bisa kau ekspresikan ada perasaan yang harus kau kontrol. Dengan perpedoman bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Menggelikan!
Tidak apa-apa itu wajar. Selagi kau masih hidup maka selama itu masalah akan menghantuimu. Tapi percayalah, bahwa kau masih hidup detik ini karena kau masih punya kesempatan dan harapan maka jangan sia-siakan itu.
Junghwan merasakan tangannya berkeringat, well, walaupun ini bukan pertama kalinya ia ke Indonesia tetap saja ia merasa gugup apalagi sekarang ada puluh pasang mata yang melihatnya. Ia akan berada di kelas ini kurang lebih selama satu tahun ke depan. Dan yang di ruangan ini akan menjadi teman sekelasnya. Rasa khawatir tidak diterima dan sulit untuk berbaur tentu saja bercokol di hatinya. Bagaimana pun juga dia orang asing. Walaupun dia disambut dengan antusias tidak menjamin bahwa kehadirannya disukai.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAME
Teen FictionSemuanya terjadi begitu saja. Seperti berjalan di sebuah labirin sambil bermain rubik. Rumit. Revean tidak pernah tau kalau seorang Roza Shafira bisa membuatnya terjebak dalam suatu hal yang tidak bisa diterima oleh akal sehatnya. Sebenarnya i...