#5

2 1 0
                                    

" apakah sangat sakit? " aku membersihkan luka jungkook yang sedang meringis kesakitan. Aku menutup lukanya. Kemudian aku memandangi jungkook yang fisiknya sangat kacau saat ini. Mukanya luka dibeberapa spot. Rambutnya sangat berantakan. Seragamnya juga tidak kalah berantakan dengan rambutnya.

Melihat jungkook dalam keadaan seperti ini membuat mataku panas.

" mianhae " ucapku sangat lirih. Bahkan membuka mulut saja aku tidak sanggup. Jungkook berdiri tepat didepanku.

" kau tau, aku benar benar benci melihatmu menangis. Apa kau kira kau terlihat cantik saat menangis? Mengapa akhir akhir ini kau sering menangis? Apa kau menangis karena aku belum memberi upahmu? Kkk " ucap jungkook. Kemudian dia mendekat kearahku, memelukku erat sekali.

Jungkook, maafkan aku.......

----------------------------------

" hari ini kita kedatangan siswa baru. Dari Busan. Mari masuk " ucap Pak Lee. Aku tidak memperdulikannya. Aku memikirkan bagaimana keadaan jungkook dikelas sebelah.

" momo-ya, ada anak baru dari busan. Bukankan pria busan tampan tampan? Kau tau, jungkook jimin dan siapa itu, a benar! taehyung......... " Nayeon menutup mulutnya rapat setelah melihat aku melototkan mata kearahnya.

" apa aku bilang. Pria busan memang benar benar tampan kan!! " bisik naeyeon ulang. Aku benar benar tidak tertarik untuk melirik kedepan.

Tetapi itu hanya berlangsung sedetik setelah pria itu mengeluarkan suaranya. Suaranya sangat rendah dan berat.

" ha..... Haruto? " ucapku sambil memicingkan mata. Berharap yang aku lihat salah.

Setelah perkenalan diri singkat, Pria itu melirik kearahku. Tersenyum kaku. Kemudian berjalan untuk duduk dikursi kosong disampingku. Tidak salah lagi, pria ini benar Haruto. Seketika telingaku berdengung.

---------------------------------------

Aku berlari tergesa gesa mencari dimana jungkook berada. Dia tidak terlihat dikelas, dikantin, di UKS, bahkan aku mencarinya di toilet pria.

" auuugh, jeon jungkook. Kau dimana " aku bergumam sedetik setelah mencari jungkook dari toilet pria.

" hwang momo? " suara berat dari seseorang menarik perhatianku untuk menoleh ke kanan. Haruto.

" apa yang kau lakukan disini? " aku benar benar merasa seluruh aliran darahku menuju kepala. Aku mengikat rambutku. Astaga, kenapa sangat panas.

Haruto menunjuk ke arah toilet pria.

" ah. Maaf " aku berlari tanpa menoleh lagi kebelakang. Benar benar memalukan.

-------------------------

" kau tau. Dia satu kelas denganku. Bukankan bulan ini benar benar kacau, jungkook? " tanyaku pada jungkook yang sedari tadi hanya menatapku tanpa berbicara.

" apa kau bisu? " aku hanya memastikan.

" kau masih menyukai haruto? "

Astaga. Pria ini.

" terkadang aku benar benar ingin merobek mulutmu "

" apa kau masih menyukai haruto? "

Astaga. Kenapa dia seserius ini.

" memangnya kau yang masih memikirkan Yeri. " aku berdiri. Menyudahi. Tidak ada untungnya berbicara dengan jungkook. Aku berjalan meninggalkan jungkook.

" kenapa kau selalu mengira aku memiliki hubungan semacam itu dengan yeri? Berhenti mengintimidasi, Hwang Momo. Kau bahkan tidak tau apa apa tentangku " suara jungkook benar benar tegas.

" ah benar. Apa yang aku tahu tentang kau? " aku memutar badan. Bukankah ini yang jungkook mau.

" tidak perlu mencampuri urusanku "

" ah benar. Untuk apa aku mencampuri urusanmu. "

" berhenti bertingkah seperti anak kecil. "

" ah benar. Aku benar benar terlihat seperti anak kecil bagimu jungkook. Ugh.. Aku tidak peduli. Bukankah kita tidak sedekat itu? "

Jungkook berjalan kearahku. Lihat. Kenapa dia marah. Matanya seperti mengeluarkan api. Kau yang memulainya jungkook.

" kenapa aku menyukai Yeri? Kenapa kau berfikiran aku menyukai Yeri? "

Ah benar-benar.

" jungkook-ya, bukahkan kau lebih memilih menemui Yeri setelah sedetik dia menghubungimu? Bukankah itu yang terjadi? Malam itu. Berhentilah bersikap bodoh. Bukankah kau meninggalkanku sendiri malam itu? Kau tahu betapa takutnya aku malam itu ha?! Bukankah sudah jelas kau memiliki hubungan semacam itu bersama Yeri. Jungkook, aku benar benar tidak peduli. Tapi, aku tidak bisa melihat kau bersama Yeri. Dia itu iblis. " aku berbicara tanpa menarik nafas. Aku berjalan mendekatinya.

" aku tidak bisa menganggap kau seseorang yang asing, Jungkook. Kau tau betapa menyakitkan mendengar kau selalu mengatakan berhenti mencampuri urusanmu. Atau apa yang aku ketahui tentangmu. " aku kembali mendekatinya.

" apakah aku benar benar orang asing untukmu jungkook? Aku... Tidak. Hidupku hancur malam itu jungkook. Kau, Taehyung. Kalian berdua sama saja. Kenapa selalu menuduh satu sama lain pengecut. Bukankah kalian sama saja? Atau aku harus menerimanya seperti aku yang tidak pernah mencampakkanmu walaupun satu detik? Apa aku harus mulai belajar menerimanya setelah malam itu dia menghancurkan segala hidupku? Kau tahu jungkook...... "

aku tidak bisa lagi melanjutkan perkataanku. Sial. Mengapa selalu mudah untuk menangis dihadapan Jungkook.

" sudahlah. Aku pergi. " aku meninggalkan jungkook yang masih membeku di tempat dia berdiri.

----------------------------

" jungkook. Kau benar benar sialan " aku tidak bisa berhenti menangis dan mengumpat.

Aku duduk dilantai tertinggi sekolah. Sebuah tempat yang tidak beratap.

Seseorang menyodorkan satu banana milk. Jarinya benar benar indah. Tapi mengapa sangat menyakitkan hanya melihat jarinya saja.

Aku mengadahkan kepala.

" haruto, apa yang kau lakukan disini? "

------------------------
Annyeong!
Aku mau tau dong, ada yg treasure box's stan tidak disini? Wkwk
Aku menambahkan haruto sebagai tokoh disini!
Semoga kalian suka ya! 🌻🌻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Spring BreezeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang