Apa kau tahu Aglaonema atau Chinese evergreen? Aglaonema adalah tanaman hias yang cukup populer, mungkin. Aku tidak tahu apakah kau pernah mendengarnya atau tidak, tapi setauku tanaman ini cukup populer. Aku pernah menjadi bibit tanaman ini, dan kau yang membantuku bertumbuh. Aku pernah menjadi bunga ini dan kau bagianku, bagian dari duniaku, sebuah pot kecil yang bahagia, dimana ada kau dan aku, saling membantu, bertumbuh dan berkembang.
Dulu duniaku hanya bagian membosankan dari kisah-kisah orang lain, hanya sebagai karakter yang membantu cerita orang lain, sebelum kau datang, dan membantuku membuat ceritaku sendiri. Aku adalah sebuah bibit kecil Aglaonema, kau merawatku.
Pertemuan pertamaku denganmu tidak lah spesial, hanya dua orang yang tidak saling kenal bertemu di kelas yang sama, berjabat tangan dan berpisah. Saat itu mungkin kau sudah jatuh cinta kepadaku, apakah benar? aku tidak tahu, yang kutahu saat itu aku sedang bercumbu dengan hujan dihatiku, hujan yang tidak bisa kuhentikan sendiri, hujan yang diberi seorang pria yang tidak bisa merawat sebuah bibit Aglaonema kecil.
Hari-hariku tidak pernah terasa spesial, hari-hari yang konstan. Hari-hariku hanya berputar-putar antara sekolah, les, tugas. Aku tidak tahu kapan terakhir kali aku merasa spesial, mungkin saat aku lahir? mungkin itu terakhir kalinya.
Kau bukan orang pertama yang mencoba membuatku merasa spesial, banyak orang yang mencobanya namun gagal, bukan menjadi spesial mereka malah membuatku menyedihkan, namun kau tetap berusaha. Hari pertama aku menerima chat-mu adalah hari pertama aku memiliki ceritaku sendiri, cerita tentangku, bukan tentang aku yang ada di cerita orang lain, tapi ini tentangku, ceritaku sendiri.
Apa kau masih ingat isi chat-mu itu? mungkin kau sudah lupa, tapi aku masih mengingat dengan jelas, tidak istimewa, hanya berisi pertanyaan tentang sudahkah aku makan, aku sedang apa, dan basa-basi lainnya. Tidak istimewa, untukku. Istimewa untukmu, dulu. Kudengar dari temanmu kau mulai mencoba mendekatiku pada malam itu, malam dimana kau mengirim pesan-pesanmu kedalam kotak pesanku. Maaf malam itu aku masih belum mencintaimu.
Pendekatan pertamamu padaku tidak lancar kan? saat itu aku masih bersikap pasif, aku masih belum bisa beralih. Sebenarnya kau datang di waktu yang tepat, andai saja kau melakukan perlakuan yang tepat mungkin aku sudah mencintaimu saat itu juga, namun kau tidak melakukan apapun. Kau tahu? saat itu aku butuh seseorang untukku mencurahkan isi pikiranku, menceritakan kisah sedihku, menyediakan payung untuk hatiku dan kalau bisa, meredakan hujan dihatiku. Namun kau hanya berhenti dan berduka didepanku, aku tidak butuh dukamu, aku ingin kau membantuku bukan mengasihaniku. Itulah alasan kenapa aku bersikap pasif saat itu.
Aku tidak tahu nasihat siapa yang kau dengar dulu, mungkin sahabatmu. Aku pernah kecewa denganmu tapi kau merubah dirimu menjadi orang yang dapat kupercaya. Pendekatanmu mulai berubah dari sekedar chat basa-basi yang hanya kujawab dengan kata "ya", "oh", dan "gak" menjadi percakapan langsung antara kau dan aku. Kau mulai menjadi orang yang dapat menampung kesedihanku, menjadi payung di hatiku, menjadi orang yang merawat bibit kecil ini.
Dalam waktu yang tidak singkat aku mulai mengandalkanmu, dan mencintaimu. Aku ingin kau selalu menemaniku, menemani sesi curhat yang hanya ditemani oleh sebotol air mineral dingin yang kita beli dari kantin sekolah saat sesi istirahat, menemani perjalanan pulangku kerumah pada suhu terpanas di kota sepulang sekolah dan menemaniku menunggu orang tuaku pulang di teras rumah karena orang tuaku tidak pernah meninggalkan kunci serep dan membiarkanku terkunci diluar. Aku berharap tidak ada yang berubah, berharap ini bisa berlangsung selamanya, harap yang akan membuatku jatuh.
Tahun pertama sma ku terasa indah, terimakasih untukmu, aku sungguh berterimakasih. Kau menjadi salah seorang terpenting dari semestaku, kau menjadi matahari yang menjadi pusat tata surya ku. Hatiku sudah berada di genggamanmu, urusanmu ingin kau apakan, tapi kumohon jangan hancurkan dan tolong jangan diamkan terlalu lama, aku takut hatiku memudar dan menghilang dari tanganmu. Aku ingin hatiku selamanya padamu, tidak berubah, tidak berkurang, tidak berpindah, seutuhnya untukmu.
Bulan demi bulan berlalu dengan jarak kita yang semakin mengecil, kita yang semakin dekat, saling meyakinkan tentang perasaan kita pada satu sama lain, tentang rasa yang kau berikan padaku dan rasa yang kuberikan padamu. Kita berdua tau, hubungan kita tidak lagi sekadar diantara teman, kita berdua tahu tapi, kau aneh.
"Harapan ibarat air yang disiramkan ke tanaman, semakin berlebih semakin mematikan"
***
YOU ARE READING
Chinese Evergarden
RomanceHanya sebuah cerita tentang aku dan dia, cerita kami berdua, cerita yang tidak bisa kulupakan meski mungkin dia sudah lupa. Ceritaku dan kau, cerita kita.