Bisakah kau melihatku?
Atau paling tidak mencoba melihatku?
Atau semenjak awal, kau memang sudah menutup matamu rapat-rapat?
Aku yang bodoh, sungguh.
Aku sendiri yang membiarkan diriku jatuh.
Pada jurang yang jelas-jelas ada di depanku.
Aku yang bodoh, sungguh.
Salah dalam menafsirkan segala perhatianmu.
Salah dalam membaca arti senyummu.
Salah dalam memahami,
Jika sedari awal Tuhan tak ingin.
Aku dan dirimu menjadi satu.
Apa yang menurutmu baik,
Belum tentu baik bagimu.
Begitu kata Tuhan, bukan?
Maka bantulah aku memaafkan diriku.
Sungguh penyesalan ini tak'kan berujung.
Jika tak ku mulai dari diriku.
Bukankah kebahagianku adalah tanggung jawabku sendiri?
-Neverland, 25 Januari 2019
Note: Di sini sedang berawan. Sepertinya akan hujan.Aku jadi ingin minum kopi, tapi terlalu malas untuk bergerak hehe.Selamat menikmati tulisanku. Aku tahu, ini jauhdari kata sempurna. But, keep support me,please. Tulisan-tulisan ini'lah yang membuatku tetap waras.
YOU ARE READING
The Cronicle of Broken Heart Girl
PoetryAku tidak tahu ini disebut apa. Mungkin puisi (?) tapi mungkin saja bukan. Entahlah, yang jelas aku hanya ingin menulis. Aku butuh media untuk mengespresikan kegundahanku. Mungkin kalian akan suka, tapi mungkin juga tidak. Aku hanya ingin tetap wara...