PART 1 - SURAT

40 15 8
                                    

HAPPY READING 

---

silahkan menilaiku gila. aku hanya inginkan satu hal, darimu. aku ingin kamu -arethagea-

---

"Helza, tunggu pliss! "

Teriak gadis pemilik nama Aretha itu. Ia sedang berlari mengejar teman cowok seangkatan dirinya yang tengah berjalan beberapa meter didepannya ini.

Helzagi Reymondane

Lelaki dingin yang memakai seragam dengan almamater yang sama dengan yang Aretha , almamater  SMA mahardhika. berjalan santai menentang sebelah pegangan tas nya, sambil tangan kiri berada di saku celananya. Aretha berlari mengejar cowok itu sambil memegang lipatan kertas kecil. Helza tak menghiraukan teriakan gadis itu. Pasalnya ia sudah bosan mendengar teriakan teriakan yang terus menyebut namanya. Kupingnya terasa panas. Aretha mempercepat larinya. Kemudian setelah itu tubuh kecilnya itu menghadang tubuh Helza sehingga cowok itu mau tak mau harus berhenti. Kedua tangannya terentang. Diturunkan bersamaan dengan nafasnya yang ngos ngosan. Aretha menunduk. Tetapi kedua tangannya mengulurkan sebuah surat yang sedari tadi dipegangnya ke arah wajah Helza. Cowok itu menatap malas pada gadis didepannya. Tatapannya beku. Aretha tak peduli berapa banyak mulut yang mencibir dirinya karena sudah berani menghentikan langkah seorang Helza Lelaki dingin kesayangan kaum hawa disekolahnya.

Aretha masih menunduk, tak berani mendongak.

Helza menyingkirkan paksa tangan Aretha yang masih ada didepannya. Kemudian lelaki itu kembali berjalan.

Lama hening.

Tentu saja, Helza sudah berlalu dari hadapannya tapi cewek itu masih belum sadar. Aretha memberanikan diri mendongak. Menatap kosong pada pemandangan didepannya.

"yah, ditinggal."

Ucapnya pasrah. Ia memandangi lipatan surat yang ada ditangan kanannya. Surat dengan kertas warna pink, warna kesukaannya. Semalaman ia menulis surat itu. Hanya untuk Helza. Hanya Helza. tetapi cowok itu justru menolaknya mentah mentah. Oh tidak tidak. Menolaknya diam diam.

Aretha menyimpan surat itu di dalam tas nya. Ia berniat memberikan kembali pada Helza jika mereka kembali bertemu nanti.

Gadis itu melangkahkan kakinya menuju kelas. Ia berjalan malas sambil masih membayangkan mimpinya semalam. Mimpi yang disitu ada Helza dengan beraninya mencium pipi nya.

Pipi Aretha memerah tepat saat ia duduk dikursinya. Mesya menghampiri sahabatnya itu dengan tawa kecil.

"pasti lo ngayalin Helza kan"

Ledek Mesya, alisnya terangkat sebelah. Membuat pipi Aretha menggembung. Bukan. Bukan kesal karena Mesya sudah mengejek dirinya dengan Helza. Tetapi karna iri saja melihat alis Mesya yang tercipta indah. Dengan warna hitam pekat. Tanpa make up pun gadis ini terlihat sangat cantik.

Mesya menyikut lengan Aretha saat godaannya tadi tak mendapatkan respon berarti dari Aretha .

"apasih"

Aretha mendengus.

"cie"

Mesya segera berlari kembali ke tempat duduknya sebelum ia mendapat tatapan mematikan dari Aretha.

Matematika. Satu pelajaran yang sangat Aretha benci. Gadis itu sangat lemah dalam pelajaran ini. Bukan hanya pelajaran matematika saja sebenarnya. nilai mata pelajaran pada raportnya hampir semuanya berwarna merah. Hanya dua atau tiga pelajaran yang nilainya di atas rata rata. Dia gadis yang bodoh? Hm. Kalian boleh menilainya sendiri. Aretha melipat kedua tangannya lalu tanpa aba-aba disenderkannya kepalanya yang entah menjadi terasa berat itu ke lipatan tangan tadi. Aretha hanya diam tanpa mendengarkan materi yang disampaikan oleh pak Wibowo. Gadis itu tertidur.

GILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang