1

38 4 0
                                    

Biru yang indah. Biru yang sederhana. Biru yang selalu kurindukan jika sang malam menggantikan posisimu. Biru yang selalu dipandang remeh oleh orang lain,tapi tidak bagiku. Biru yang selalu dicaci bila ada. Dan selalu dicari bila tiada. Biru yang selalu menerima takdir dengan hati yang lapang. Biru ku sayang. Biru ku malang. Biru tetaplah tegar meskipun sang Senja terus mengolok-olokmu. Janganlah termakan oleh omongan receh sang Senja. Tak peduli semesta berkata apa tentangmu. Bagiku kau tetap Biru ku.

Tertanda,
Langit

Ah lagi-lagi ia harus menerima surat darinya. Surat yang selalu berhasil membuat ia tersenyum. Namun,beberapa bulan belakangan ini surat itu sudah tidak mempunyai efek yang sama lagi. Entah karena ia termakan oleh rayuan receh Senja seperti yang dikatakan oleh Langit di suratnya atau karena alasan lain. Ia sendiri pun tak tahu yang jelas sekarang rasanya berbeda.
Ah iya namaku Bianca Rundahlia orang sekitar biasa memanggilku Biru. Hanya gadis yang tengah duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Iya aku mengenalnya dekat dia adalah Langit, lebih lengkapnya Landika Anggito atau biasa dipanggil Langit. Dia yang selalu mengajarkanku menjadi sosok perempuan tangguh yang tak mudah menyerah ia juga yang selalu menemaniku disaat aku mencapai titik terlemah dikehidupan ini. Namun,bagiku ia bukanlah segalanya. Karena bagiku orang tua dan sahabat adalah segalanya. Ketika ada masalah yang tak bisa kuceritakan kepada orang tua atau sahabatku ia pasti jadi orang nomor satu yang kuberitahu masalahnya. Walaupun dia sudah mengungkapkan perasaannya berkali-kali tapi aku tetap mengabaikannya. Karena bagiku kami itu dekat karena saling berbagi atau menasehati masalah masing-masing. Tapi belum dalam urusan percintaan.
Ia tetap bersabar terus menunggu apa keputusanku untuk terus menolaknya atau mengubah jawabannya, Sebenarnya aku bukannya tidak suka hanya saja belum. Tapi aku tetap bersikeras untuk berusaha mengabaikannya jika ia sedang mengungkapkan perasaannya.

•••••

"Hoi Biru bengong aja?" tanya Bulan seraya menyenggol lengan Biru. Nama panjangnya Buana Lanaria.

"Hah masa iya enggak ah." elak Biru

"Mikirin apa?" tanya Bulan penasaran

"Enggak ada yang dipikirin kok." jawab Biru

"Masa iya gak ada, orang dari mata mu aja mungkin bisa tembus sampai ke tembok sebelah kalo ada lasernya." ungkap Bulan sarkas

"Ah persamaanya terlalu berlebihan Bulan. Tau darimana kalo aku bengong?" balas Biru

"Iya kok orang dari tadi aku perhatiin aja." kata Bulan

"Cie yang diam-diam merhatiin aku." goda Biru

"Kumat kan males lah aku jadinya. Padahal aku ada info penting banget loh." ucap Bulan sedangkan Biru yang mendengarnya hanya memutar bola mata malas.

"Info mu itu paling-paling tentang cogan terupdate,film baru,pemenang lomba basket atau sepak bola atau yang lainnya. Bosen dan gak minat aku dengarnya." aku Biru

"Kalo yang ini beda lagi Biru yang ini pasti kamu minat. Karena ini ada sangkut pautnya sama Langit." seru Bulan semangat. Pasalnya ia memang tahu hubungan rumit diantara Biru dan Langit.

Deg

"Baru aja di khayalin udah ada aja infonya dasar." ucap Biru dalam hati.

"Kok gitu?" tanya Biru penasaran

"Iyalah kan kalian ada hubungan gitu lah." ungkap Bulan

"Hubungan apa lagi bahasamu itu bikin ambigu aja tau." ujar Biru

"Iya hubungan kalian yang rumit itu. Tapi yang pasti kan bukan hubungan gelap ya kan." kata Bulan seraya mengedip-ngedipkan matanya meminta persetujuan.

"Apaan sih Bulan terserahlah gak peduli aku ama dia lagi." aku Biru dan baru sadar kalo dia salah ucap.

"Apa gak peduli kok bisa?! Biasanya kamu yang peduli tentang dia. Gimana kok bisa gitu kamu harus cerita sama aku semuanya enggak boleh ada yang ditutupin." ucap Bulan

"Aduh dasar mulut lemes banget sih. Jadi ribet kan masalahnya." rutuk Biru dalam hati.

Selesai Bulan berkata selang beberapa menit Biru masih membisu. Pasalnya ia bingung harus memulai cerita darimana dan ia juga bukanlah termasuk pribadi yang suka bercerita mengenai masalah pribadinya. Bukannya ia tak percaya kepada Bulan hanya saja kejadian masa lalu telah merubah separuh pribadinya.

O0O0

Holla ketemu lagi sama author. Semoga kalian betah dan suka sama Biru,Bulan,dan Langit. Ketemu lagi di next chapter oke:)

Biru dan Langit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang