Chapter 3 : Guilty Feeling

109 14 3
                                    

"OICHI KAU BENAR-BENAR NEKAT!" jerit Matsu khawatir. Sedangkan Oichi hanya menatap sahabatnya itu dengan senyum tipisnya.

"Maaf karena sudah membuat kalian khawatir."

"Yang penting kau sudah kembali dengan selamat. Apa Nagamasa yang menemukanmu?" tanya Magoichi dengan nada yang tenang dan datar. Oichi membalasnya dengan anggukan pelan dengan semburat tipis yang menghiasi pipinya.

"Syukurlah kalau begitu. Lalu Nagamasa nya bagaimana?" tanya Kasuga yang baru saja masuk.

"Ichi... Nagamasa-kun menyatakan perasaannya Ichi..." sahut Oichi malu-malu.

"APAA??!!" teriak mereka bersamaan. Tak menyangka teman mereka yang sangat pemalu dan introvert ini pacaran dengan laki-laki yang populernya minta ampun.

"Apa itu benar?! Sungguh?!" tanya Matsu memastikan. Kalau itu benar, ia akan sangat senang sekali mendengarnya.

"Iya..."

"Di tengah hamparan bunga lavender, dibawah sinar bulan purnama... Astaga kau beruntung sekali Ichi-chan!!!" jerit Tsuruhime dengan semangat. Oichi hanya bisa tersipu malu.

"Ichi dengar di dekat daerah ini akan ada festival musim panas ya? B-bagaimana kalau nanti kita kesana?" tanya Oichi yang dengan sengaja memindahkan topik pembicaraan. Ia sudah lelah digoda terus.

"Kurasa aku juga mendengarnya dari Kenshin-sama. Ia pernah cerita kalau di daerah Echigo rutin diadakan festival musim panas di hampir seluruh daerah, mau di desa ataupun di kota. Biasanya akan berlangsung selama dua minggu," jelas Kasuga sambil menyisir rambut pirang pucatnya. Sebenarnya lebih dikatakan ia hanya menyisir poninya yang kelewat panjang. Sedangkan rambut nya sangat pendek. Mendengar itu, Oichi menghela nafas lega. Akhirnya mereka tidak membahas Nagamasa lagi.

"Waahh, kalau begitu, bagaimana kalau kita membeli yukata di pasar desa? Kan lumayan sambil nyari oleh-oleh. Bagaimana?" tawar Matsu. Yang lain membalasnya dengan senyuman dan anggukan kepala.

"Tidak perlu repot-repot membelinya. Biasanya, jika ada wisatawan yang ingin pergi ke festival, pihak penginapan akan menyewakan kimono dan yukata untuk dipakai," timpal Kasuga. Dengan cepat Matsu menggeleng.

"Tidak Kasuga-chan. Aku mau membelinya saja. Sekalian beli oleh-oleh di sana. Aku juga mau membuat kejutan untuk Inuchiyo-sama," sahut Matsu dengan semburat merah tipis di pipinya. Kasuga hanya terkekeh mendengar itu.

"Kurasa aku juga berpikiran yang sama denganmu. Bagaimana denganmu Oichi?" tanya Kasuga sembari menatap Oichi. Oichi hanya membalasnya dengan anggukan dan senyum malu-malu andalannya, pertanda ia setuju dengan Matsu.

"Kalau kalian?" tanya Kasuga ke arah Magoichi dan Tsuruhime.

"Kalau Tsuruhime membelinya aku akan beli juga," balas Magoichi dengan nada datar yang santai. Mendengar itu, Tsuruhime pun menjerit senang. Jangan ditanya. Tsuruhime itu sudah seperti adik bagi Magoichi. Jadi sudah sewajarnya Tsuruhime menjadi manja di hadapan Magoichi.

Magoichi tersenyum tipis sembari mengelus rambut Tsuruhime dengan lembut. "Bagaimana kalau pagi ini? Lumayan belum terlalu panas," sahut Magoichi sembari menatap yang lainnya. Yang lain pun mengangguk senang. Tak terkecuali Oichi.

***

Para perempuan sudah siap menunggu di halaman penginapan. Mereka menunggu Matsu yang sedang memberitahu Nagamasa perihal kepergian mereka ke pasar desa.

"Ke pasar desa? Untuk apa?" tanya Nagamasa heran. Gelagat sang sepupu begitu aneh di matanya. Matsu hanya tersenyum simpul menanggapi pertanyaan Nagamasa.

"Mau kubilang rahasia juga, nanti pasti akan ketahuan. Jadi kuberitahu sekarang saja. Kami ke pasar ingin berbelanja," jawab Matsu dengan senyumnya yang menakutkan bagi Nagamasa. Lebih tepatnya, Matsu menyeringai.

Love Isn't EasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang