Satu

14 1 1
                                    

Siang ini, kuliah berjalan seperti biasa. Ya, masih dihitung awal semester sih, jadi belum ada hal yang bikin nggak biasa.

Oh iya, saat ini aku berada di semester 2. Bisa dibilang aku masih maba... iya bukan ya? Ah, sudahlah. Yang penting, seusai mata kuliah bernama "huruf dasar" ini, ada tempat yang sangat ingin kutuju.

Warung thai tea baru!

Di sekeliling kampusku memang ada banyak warung thai tea. Aku berani taruhan, aku udah pernah nyobain semuanya. Apalagi yang terbaru ini, nggak boleh ketinggalan!

Jujur, warung baru ini "hype"nya kurang terasa. Biasanya teman-temanku membicarakan tentang thai tea baru, tapi nggak kali ini. Aku aja baru tau karena postingan sosmed seseorang yang aku asumsikan sebagai pemiliknya.

"Lip, abis ini mau ikut ke warteg nggak?" Teman sekelasku mengajak.
"Kalian duluan deh, aku masih ada tugas negara!"

Dengan semangat 45, langsung gas!

Warung thai tea ini, emang masih di sekitar kampus, tapi agak nyempil juga tempatnya.

Aku muter-muter, mencari tempatnya, sampai akhirnya ketemu, kira-kira 20 menit dari kampus naik motor. Mungkin kalau tanpa berputar-putar, cuma 15 menit.

Oh, jadi ini.

Bentuknya kurang lebih mirip dengan gerobak thai tea biasa. Iya, bukan berupa toko kecil yang berada dalam bangunan. Di samping stand ada sebuah kursi panjang, sementara di depan stand, tempat memesan, ada dua buah kursi plastik.

Di kursi plastik itu, ada seseorang duduk. Dia sedang mengobrol dengan si penjual, seorang cewek yang tangannya sibuk mencampur bahan-bahan. Sepertinya aku harus mengantri menunggu giliran setelah orang ini.

Aku menyeret kursi plastik yang satunya dan duduk agak jauh dari orang pertama tadi.

"Lho, Alip?"
Dia memanggilku.
"Lho, Reza?"

Ternyata cowok yang sedang memesan ini adalah Reza, temanku. Dia seangkatan denganku, cuma beda kelas.

"Akhirnya ke sini juga ya, Lip?"
"Iya nih, ini tempat baru kan? Harus aku cobain dong."

Bukannya nyombong ya, tapi hampir seangkatan udah tau kecintaanku untuk thai tea.

"Oh, ada temenmu, Rez?"

Mbak-mbak thai tea itu bersuara sambil menuang teh. Suara ini kayak kenal... tapi nggak kenal mukanya.

"Kamu Alip kan? Anak semester 2?"
"Iya. Eh, kok tau?"
"Tau dong. Aku Aya, katingmu semester 6."
"Oh.... Kak Aya, ya."

Aku tau ada kating yang namanya "Aya", tapi baru kali ini kenalan deh kayaknya.

"Alip mau pesen apa?"
"Ih, Kak, ngomong ke Alip kok nadanya baik banget sih, aku nggak digituin juga?"
"Bacot kamu, Reza."
"Pembeli adalah raja, Kak!"

Yah, Reza dan Kak Aya malah ribut sendiri. Lho, bentar, mereka udah saling kenal? Atau aku aja yang kurang gaul sama kating?

"Anu.... Original aja, Kak. Yang large." Aku memesan, memecah adu mulut mereka berdua. Ngomong-ngomong, cara mengetahui apakah tehnya enak atau nggak tentu saja dari rasa originalnya.

"Oke, bentar ya." Sekarang Kak Aya udah menutup cup teh kehijauan punya Reza, lalu disodorkannya ke depan, yang lalu diterima Reza.

"Kamu tau tempat ini dari mana Rez? Kan nggak rame gitu." Aku mulai mengajak Reza ngobrol.
"Tau dari Kak Aya. Udah seminggu aku ke sini tiap hari hehe."

Seminggu? Jadi udah seminggu warung ini ada? Aku kira baru 3 harian, kira-kira.

"Heee, jadi kamu udah lama kenal Kak Aya?"
"Iya." "Nggak."

Reza mengiyakan, sementara Kak Aya memotong. Sambil menyendok es batu ke dalam gelasku.

"Yang lama itu sekedar tau, dia baru tau tempat ini waktu lewat dan ternyata ada aku," Kak Aya menjelaskan. "Udah gitu dateng tiap hari lagi, kayak laler."
"Oh iya dong, I came for the thai tea, stayed for Kak Aya."
"Dih."

Mari abaikan saja aksi komikal kedua orang ini. Aku mau mengamati gerakan tangan Kak Aya yang sibuk menyajikan tehku.

Saat dia menanyakan apa aku mau tehku dibungkus atau nggak, terdengar bunyi motor berhenti di belakangku. Kayaknya pembeli lagi.

"Sini aja, Lip."

Reza berdiri dari kursi plastik untuk duduk di kursi panjang di samping stand. Aku mengikuti. Kami duduk bersebelahan sambil menyedot teh masing-masing, ngobrol sedikit.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Romansa Warung Thai TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang