Titik-titik air bermunculan di atas kaca depan mobil, refleks ditariknya tuas wiper mobil untuk menghapus jejak titik air tersebut. Anaya memegang setir mobilnya semakin erat, seiring dengan kakinya menginjak pedal gas semakin dalam.
Lima belas menit yang lalu, sebuah pesan singkat muncul di WhatsApp Anaya. Boss. Nama pengirimnya pop-up bersama sebaris kata, dimana?.
Hari ini ada meeting besar bersama seluruh kepala tim department. Anaya seharusnya sudah duduk di dalam ruangan memastikan seluruh keperluan meeting sempurna, tapi hari ini dia tidak memperhitungkan demo buruh yang terjadi di jalan menuju kantornya. Tidak profesional memang kalau ketika dia ditanya nanti menjawab dengan alasan macet. Suruh siapa dirinya suka sekali pergi ke kantor mepet-mepet waktu.
Satpam kantor langsung berlari keluar posnya ketika dilihatnya mobil Anaya memasuki halaman parkir.
"Bapak udah sampe, bu," Satpam tersebut memberikan informasi ketika Anaya turun dari mobil.
"Iya, pak. Sudah tahu. Makasih, ya," Anaya berlari menaiki tangga lobi utama, siap berbelok ke ruang rapat yang terletak di depan, ketika dia mendengar namanya dipanggil. Anaya sudah tahu siapa yang memanggilnya tanpa perlu repot-repot menoleh. "Maaf, pak. Tadi jalanan macet banget," ujar Anaya langsung sambil membalikan badan.
"Ah, klise alasan kamu," sanggah si Boss cepat, "buktinya saya bisa sampai duluan daripada kamu. Jalannya sama kan?"
Anaya memutarkan bola matanya sambil merutuk dalam hati. Jalannya sih sama, tapi jaraknya beda jauh, bos!
Anaya tersenyum, menyejajari langkah si Boss masuk ke dalam ruang meeting. Lengkap sudah duduk di meja oval tersebut semua kepala tim dari seluruh department yang ada. Anaya duduk dikursinya yang biasa, di sebelah kiri si Boss, sambil mencatat semua hasil meeting untuk di follow up selanjutnya.
Pasti kalian bakal ngira ini kisah romantis antara sekretaris dan Boss. Sayang sekali, Boss gue ini gak ada perhatian-perhatiannya, jadi gak akan ada kisah romantis antara gue dan Boss! - Tertanda Anaya.
Banyak yang bilang, kerjaan Anaya sungguh tempting. Dari sisi gaji dan kebebasan sudah pasti, tapi yang lebih menggoda adalah kerja bareng si Boss. Kalau teman Anaya mendeskripsikan si Boss, mereka selalu menyatakan bahwa si Boss perpaduan model underwear dan kacamata asal brand Amerika. Smart & sexy.
Dan Anaya punya privilege khusus untuk memandangi wajah si Boss yang blasteran Australia dengan 5 o'clock shadow yang membingkai wajahnya dengan sempurna. Belum lagi kalau si Boss lagi pakai gentleman suit, yang biasanya dikenakan hanya ketika beliau ada acara resmi sebelum atau setelah ke kantor. W to the O to the W, WOW!
Memang harus diakui, si Boss punya daya tarik yang cukup baik untuk memikat kaum hawa. Hanya saja, yang teman-teman Anaya tidak tahu, Boss itu kayak anak kecil. Supeeer rewel!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boss Babe
Short Story"Kok kamu gak balas chat saya?" "Handphone kamu buang aja lah, saya telpon berkali-kali gak diangkat" "Lagi dimana?!?" "Saya maunya kayak punya kamu itu loh..." Kalau enggak ingat dia adalah si Boss dan Anaya cuma kacungnya, dia mungkin sudah teriak...