My Story // A.D.P.

6 1 0
                                    

PROLOG

Aku sekarang sedang berdua bersamanya menyusuri jalan raya menggunakan motor ninjanya yang berwarna putih.
Karena canggung, aku tidak berani untuk memeluknya, padahal di dalam diriku, ada rasa untuk memeluknya sangat erat.
Di sekolah, aku memang jarang berinteraksi dengannya.
Walaupun jarang berinteraksi, aku selalu memiliki cara agar aku dapat melihatnya.
Aku terbiasa melihatnya dari jauh, menatapnya tanpa berbicara itu memang lah sakit.
Tapi, itu lah satu satunya cara agar dapat membuat ku senantiasa tersenyum.
Dan aku baru menyadari jika dia melakukan hal yang sama.
Aku selalu mendapatinya sedang melihatku dari jauh sambil tersenyum dan dia sering kali salah tingkah ketika aku melihatnya kembali dan tersenyum padanya.
Sampai detik ini, aku masih penasaran, apa yang membuatnya menyukaiku, padahal ada banyak perempuan yang lebih sempurna dari ku, lebih cantik dari ku, lebih mempesona, dan lebih manis.
Aku hanya seorang perempuan sederhana yang dipandang lebih oleh nya.
Dia memandangku lebih diatas sederhana, dia berkata bahwa tidak ada perempuan yang cantik selain diriku, tidak ada perempuan yang manis selain diriku, dan tidak ada perempuan yang perhatiannya lebih selain diriku.
Aku bukanlah tipe perempuan matre yang menginginkan banyak uang dari pasangannya atau perempuan yang memandangnya dari tampang.
Aku jujur, dia memang tidak terlalu tampan, bahkan bisa dibilang jika dia tidak tampan. Aku tidak memandangnya tampan atau tidak, dia adalah laki laki yang baik, perhatian, penuh kasih.
Dia memang tidak tampan, tapi hati nya lah yang membuatnya lebih dari tampan.
Aku awalnya tidak mengenal dia, dia bercerita kalau sebenarnya dia sudah lama memperhatikanku tanpa ku sadar. Setelah itu, tidak lama kami menjadi dekat, aku yang awalnya tidak tertarik dengannya menjadi merasa nyaman.
Tidak lama dia menyatakan cinta nya pada ku, disaat ia mengatakan cintanya, aku menjadi bingung, aku bingung ingin menerimanya atau tidak. Aku sudah lama merasa nyaman padanya, tapi aku saat itu seperti tidak percaya bahwa dia telah menyatakan cintanya.
Setelah aku menerima pernyataan cintanya, ia mengajakku untuk pulang sekolah bersama, karena hari itu tidak ada yang menjemputku, jadi lah aku menerima ajakannya untuk pulang bersama.
Di perjalanan, diriku ingin sekali memeluknya erat, sangat erat, seperti tidak ingin kehilangan, tapi aku tetap tidak melakukannya. Aku merasa suasananya sangat canggung, bahkan di perjalanan tidak ada yang memulai pembicaraan.
Setelah sampai di seberang rumahku, aku turun dari motornya, lalu aku menyebrang ke depan rumahku. Wajahnya nampak sangat bahagia, aku tersenyum, begitu pula dia, senyumannya sangat manis dan tulus.
Setelah mengucapkan terima kasih, aku menunggunya di depan rumah sampai bayangannya tidak terlihat di kedua bola mata ku.
Hari itu adalah hari yang tidak pernah ku lupa seumur hidup.
Aku sangat menyayanginya.

dor.

Next?
Give a vote

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Story // A.D.P.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang