Apa kalian tahu bahwa hidup itu kadang senang dan terkadang juga memuakkan . Terkadang hidup juga penuh dengan teka-teki . Dan terkadang juga kita sering berpikir untuk apa kita hidup di saat kita benar-benar merasa muak dengan kejamnya dunia.
Namun pada akhirnya kita harus menikmati hidup , melangkah menuju hari esok,dan satu hal yang paling sederhana dalam menikmati hidup yaitu tersenyum.
Oh sehun anak yang terlahir dari keluarga kaya raya ,apapun yang ia mau akan terlaksana,ia di karuniai wajah yang sangat tampan ,kulit yang putih namun pucat dan tak jarang ia di panggil albino.
Namun siapa sangka ia tidak merasa bahagia meskipun ia terlahir dari keluarga kaya,ia merasa hidupnya hampa namun juga rumit. Ia mempunyai orangtua yang peduli padanya, namun sayang ia kurang kasih sayang .
Orangtua sehun yang selalu sibuk bekerja ,ayahnya seorang CEO dan sang ibu seorang designer ,waktu mereka hanya di habiskan untuk bekerja tanpa mereka sadari bahwa putra mereka butuh perhatian ,butuh kasih sayang .
"Appa dengar dari pihak sekolah kemarin kau tidak masuk sekolah" sudah menjadi rutinitas sarapan di pagi hari dan membahas topik yang bagi sehun tidak menyenangkan.
"Pasti kau pergi dengan teman-teman brandal itu " lagi-lagi tuan oh berbicara ,namun sehun masih diam dengan amat tenang ia menyantap rotinya
Sehun bangkit dari duduknya,dan pergi begitu saja . Satu hal yang sudah melekat dalam diri sehun sifat apatis baik itu pada orangtua ataupun oranglain.
Sudah menjadi kebiasaan sehun pergi tanpa pamit ,ia tidak benci pada orangtuanya namun entah kenapa ia selalu merasa muak jika berhadapan dengan orangtuanya. Kalian bisa menyebut sehun anak durhaka ,namun sehun punya alasan tersendiri.
"Sehun appa belum selesai bicara !" Sehun menulikan pendengarannya ,ia tidak peduli ayahnya marah. "Dasar anak pembangkang" tuan oh menghela nafas .
"Bicarakan baik-baik ,kau bisa bicarakan ini setelah pulang bekerja " namra mengusap bahu sang suami berusaha menenangkan,bukan hanya suaminya saja yang jengkel terhadap sehun ia pun merasa jengkel ,namun ia masih bisa meredam emosi.
Sehun duduk di bangku kelas dua menengah atas ,sejak kecil ia memang pintar namun saat dia sudah menginjak hight school ia membuang predikat pintarnya,ia merasa percuma kepintarannya tidak dapat mengembalikan kasih sayang orangtuanya seperti dulu. Orangtuanya selalu memaksa sehun untuk mau mengikuti kemauan ayah dan ibunya.karena itulah sehun menjadi orang bodoh di sekolah.
Sehun mempunyai sahabat-sahabat yang baik namun mereka tidak bisa membawa sehun kearah yang lebih baik ,melainkan kearah yang lebih buruk. Tapi lebih tepatnya sehunlah yang membawa dirinya sendiri ke zona yang buruk.
Mereka sama seperti sehun terlahir dari keluarga yang berada ,namun mereka haus akan kasih sayang dari orangtua. Ternyata di dunia ini ada orang yang bernasib sama seperti sehun.
Sehun berjalan di koridor sekolah dengan wajah datarnya , banyak wanita yang menatap kagum ketampanan sehun ,ada yang melempar senyum pada sehun berharap sehun membalas senyuman dari para siswa perempuan .
"Ada apa dengan wajahmu ?" sehun baru saja mendudukan dirinya ,ia menatap seorang pria yang ada di sampingnya.
"Wajahku terkena omelan pagi dari ayahku" sehun menidurkan kepalanya di atas meja ,tidak ada semangat belajar dari diri sehun.
"Pasti karena kemarin kita tidak masuk , bukan hanya kau saja yang di marahi tapi aku juga di marahi oleh ayahku" ujar kai lirih. Sehun mempunyai sahabat yaitu kai dan juga chanyeol.
Mereka di pertemukan dalam menjalankan sebuah hukuman di hari pertama masuk sekolah menengah atas dan hingga saat ini mereka menjadi sahabat.
"Menyebalkan" sehun memejamkan matanya ,berharap ia bisa tidur dengan tenang di dalam kelas. "Apa kau melihat chanyeol di luar ?" Tanya kai
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity
FanfictionTerpaksa di lahirkan dan lebih kejamnya lagi harus menerima semua keadaan,ingin menolak namun dunia bersikukuh untuk bisa menerima takdir yang di berikan tuhan. Andai tuhan memberikan pilihan tiga pria tampan ini mungkin akan memilih untuk tidak di...