Dr. Kim

337 58 5
                                    

Baru dua hari Kim Seokjin berada di sini, namun ia sudah merasa kelaparan.

Dari ujung lorong Seokjin melihat sosok wanita yang membuatnya meringis memegangi pipinya, nalurinya pun segera memberikan signal untuk melarikan diri.

"Kim seonsaeng-nim" masa bodoh, ia akan mati kelaparan daripada harus berpapasan dengan wanita monster itu.

  "Kim seonsaeng-nim!" panggilan semakin keras membuat Seokjin pun terpaksa berhenti. Sepertinya saat ini mungkin ia akan mengira hidup yang dijalaninya sudah terkutuk? atau bagaimana? kesialan selalu saja datang.

Seokjin memejamkan kedua manik matanya lalu berusaha setenang mungkin, pria itu memutar tubuhnya dan berjalan dengan senyum yang di paksakan, namun ia tetap yakin senyum itu masih terlihat tampan.

"Jin-ah" itu Min Gyosu, Seokjin mengangguk mengisyaratkan Namjoon yang dengan kurang ajar memanggil dengan suara keras untuk kembali duduk. Kesialan lain menyusul saat ia melihat wanita yang sebenarnya cantik namun menyeramkan tengah menatapnya.

Seketika bulu pada tengkuk Seokjin meremang, pipinya kembali terasa berdenyut hanya dengan tatapan itu.

"makanlah, kau bilang lapar bukan?" ah yang benar saja pria tua ini, bagaimana bisa Seokjin menelan makanan ditemani nenek sihir di hadapannya? tapi baiklah siapa juga yang akan menanggung jika nanti Seokjin mati kelaparan.

"Annyeong Park seonsaeng-nim" sapa Seokjin dan ia melahap makanannya, berusaha secepat mungkin namun baru suapan ketiga ia merasa ponselnya bergetar.

"O.." Seokjin mengerutkan keningnya lalu menghela napas.

"baiklah aku akan segera kesana" Kemudian pria itu berdiri dan membungkuk hormat kepada Min Gyosu.

"Selalu seperti itu, lihat Namjoon-ah, dia lebih tua dari mu tapi tak tahu sopan santun" Namjoon hanya tersenyum menanggapi gerutu yang Min Gyosu lontarkan.

"Shin Hye-a, jadi bagaimana hubungan mu dengan Yoongi?"

***

Jung Hoseok mencoba mencuci kedua tangannya yang gemetar, tak lama ia bertemu Seokjin yang terengah.

"ya Jung Hoseok!" Hoseok tersentak, Pria itu menelan salivanya.

"Gy..Gyosu-nim" Seokjin menghela napasnya kasar, sungguh ia tidak mengerti harus berlaku seperti apa. Bahkan Hoseok tak berani menatapnya.

"Cari siapapun yang bisa membantu ku selain dirimu" ucap Seokjin setenang mungkin, Hoseok spontan menatap Seokjin, Seokjin berdecak lalu mulain mensterilkan kedua tangannya.

"Gyo.."

"anggota keluarga tidak boleh melakukan operasi pada keluarganya sendiri, masih ingat pelajaran itu bukan?" Mendengar penuturan Seokjin membuat Hoseok menggigit bibir bagian bawahnya.

"apa perlu aku sendiri yang mencarinya?" Kesadaran Hoseok pun kembali teralih pada Seokjin yang sudah selesai dengan aktifitasnya.

"saya akan mencarinya" ucap Hoseok lalu meninggalkan Seokjin dengan berlari.

***

Shin Hye berjalan menyusuri lorong rumah sakit yang terlihat tidak terlalu ramai dilewati pasien dan pengunjung, otaknya kembali memutar pertanyaan guru sekaligus atasannya.

"Shin Hye-a, jadi bagaimana hubungan mu dengan Yoongi?"

Sebenarnya hubungan apa yang di harapkan oleh Min Gyosu antara dirinya dan Min Yoongi? Shin Hye kembali memutar ingatannya tentang apa yang sudah ia dan Yoongi lalui selama ini.

Min Yoongi memang pria yang selalu berada disampingnya selama ini dan selalu menepati janjinya.

***

"Berdoa selesai, ok saya akan membuat sayatan, tolong pisau bedah" ucap Seokjin, dengan sigap perawat yang berada di sebelahnya pun memberikan pisau bedah kepada Seokjin.

Dengan perlahan Seokjin membuat sayatan lurus pada tubuh pasien, Sementara Hoseok terlihat sangat khawatir memperhatikan proses operasi yang tengah Seokjin jalani.

"Deaver" Seokjin kembali memberikan perintah, Perawat pun memberikan apa yang Seokjin minta pada dokter yang membantu Seokjin. Seokjin melihat jemari dokter yang membatunya sedikit bergetar, dokter itu terlihat ragu menarik deaver yang sudah ia tempatkan pada tubuh pasien.

"Tarik lebih kebelakang" ucap Seokjin dengan sedikit penekanan, namun Seokjin masih kesulitan untuk melakukan pekerjaannya.

"Ya! apa yang kau lakukan? apa ini operasi pertama mu hah?!" Dokter itu pun menundukkan kepalanya.

 "n..nde"Seokjin menengadahkan kepala dan berusaha menghirup udara dan kembali pada kadar kesabarannya.

"dengar, dimeja operasi ia hanya pasien yang harus kau selamatkan" ucap Seokjin dengan tegas.

"Baik Gyosu-nim"

Bersambung...

eaaaa abang jin-jin mulai emosi jiwa, ciyeee yon yon sama shin-shin ada apah sih coba ?

yg nanya tae-tae kemana ? masih aku kekep di ketek

*Kamus Hari ini*

Deaver, Fugsinya : menarik tepi luka agar lapangan operasi menjadi lebih luas dan memadai tetapi kerusakan jaringan yang lebih besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deaver, Fugsinya : menarik tepi luka agar lapangan operasi menjadi lebih luas dan memadai tetapi kerusakan jaringan yang lebih besar.

lanjut ??? komen dulu :P

DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang