Prologue

1.2K 68 3
                                    

"Atha! Bengong mulu, oleh-olehnya jangan lupa ya!"

"Vanya! Aku kaget tau." Tegur gadis yang bernama Atha pada Vanya, temannya, yang asal merangkul dari belakang.

"Duh dasar, untung aja Kamu nggak dibanting Atha tadi. Nanti populasi kayak Aldi bisa nambah di kelas." Ujar gadis berbando pink, Tika.

Aldi adalah salah satu teman sekelas mereka bertiga yang sekarang kakinya sedang terluka. Padahal hanya kesleo saat tengah berlatih bela diri dengan Atha. Namun sudah sering kali dilebih-lebihkannya saat bercerita.

"Heh sembarangan! Aku nggak selemah itu, tau! Emang Kamu, letoy kayak squishy."

Adanya Vanya dan Tika membuat keadaan menjadi ricuh. Kericuhan Mereka membuat orang-orang yang tadinya sibuk dengan kegiatan masing-masing jadi melirik ke arah Mereka. Namun, karena pada dasarnya Mereka itu rai gedheg, Mereka acuh tak acuh dan terus berjalan mengiringi Atha.

Jika tidak dihentikan keadaan akan makin runyam. Mulai dari kemungkinan kakak kelas yang marah sampai guru yang menegur. Pasalnya, saat ini kericuhan mereka berubah dengan saling dorong dan jambak. Tidak hanya itu, suara saling ejek mereka semakin meninggi.

Jadi, mau tidak mau Atha harus memisahkan mereka berdua. "Udah-udah! Kalau Kalian masih ribut Aku banting satu-satu."

"Wah jangan dong Tha. Nanti badan Aku bisa tambah tipis."

"Makanya punya badan digemukin dikit kek, jangan kerempeng gitu kayak talenan." Ejek Vanya dengan suara yang dibuat-buat sambil merapikan seragamnya.

"Vanya, songong banget sih Kamu. Padahal sendirinya juga lempeng tapi demen banget ngejekin."

"Bilang apa tadi?"

"Aku tadi bilang... blablabla." Yah itulah Mereka, biarpun dilerai sampai mulut berbusa tetap saja gaduh. Dimana ada Mereka, disitu keramaian berada.

Atha berusaha menulikan indra pendengarannya, Ia terus berjalan melewati koridor demi koridor yang membawanya ke ruang Kepsek.

Sebuah suara dari pengeras suara menginterupsi keramaian Vanya dan Tika. "Ngiingg... Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Diumumkan kepada siswi atas nama Savila Agni Delta Dithalla kelas XI MIPA 2 dimohon segera ke ruang kepala sekolah... sekali lagi..."

Tepat saat pengumuman selesai Atha beserta kedua antek-anteknya sudah berdiri di depan ruang Kepsek.

"Yah udah mau pergi aja." Ujar Vanya lirih. Perubahan raut wajahnya sangat kentara.

"Padahal perginya udah molor 3 hari. Tapi tetep aja nggak rela ya?" Saut Tika.

"Duh, Kalian udah kayak emak-emak yang mau lepas anak gadisnya nikah aja. Lagian Aku nggak di sana sampai lulus kan? Jangan khawatir, Aku bisa jaga diri." Jelas Atha berusaha meyakinkan yang lain.

"Kalau itu sih oke. Tapi yang Aku khawatirin bukan masalah itu."

"Iya, perubahan mood Kamu masih ekstrim, Tha."

"Iya, Kita khawatir Kamu di sana kesulitan karena mood Kamu yang begini."

Ucapan kedua temannya memang ada benarnya. Atha baru sadar. Selain keluarga, Ia masih memiliki teman yang perhatian padanya. Ia tersenyum, senyum yang pertama kali terbit setelah kejadian itu. "Terima kasih. Aku duluan, jangan khawatir."

*

Namaku Atha. Lengkapnya Savila Agni Delta Dithalla. Salah satu peserta pertukaran pelajar. Awalnya ikut seleksi karena iseng doang. Eh hoki banget bisa sampai tahap akhir begini.

Hari ini hari keberangkatanku ke Seoul, Korea Selatan. Sebenarnya deadline keberangkatanku jatuh pada hari Senin, tepatnya 3 hari lalu. Tapi karena satu hal dan lain hal, Aku baru bisa berangkat sekarang.

Ini pertama kalinya aku pergi hingga ke negara lain tanpa ditemani kedua orang tuaku. Andai kejadian itu tidak pernah terjadi, mungkin saja... 'ah nggak, maksudku Seoul Aku berangkat!'

**

Ohaloooo!

Iseng-iseng buat cerita fantasi. Buat pembaca Noblesse (webtoon) pasti tau. But, ini bedaaa banget dan udah kuatur sedemikian rupa.

Jadi, semoga kalian suka.

Big thanks udah mau luangin waktu kalian yang berharga buat mampir sebentar ke sini.

See you next part

#rai gedheg = tidak tau malu

Noblesse SequelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang