Bab 2. Dekat

16 3 0
                                    

Hari-hari berlalu, seiring dengan kebahagiaan Eka dan Rama yang tiada henti. Senin pagi adalah senin yang banyak orang tidak menyukainya. Tapi, Eka menyukainya karena Upacara Bendera yang bisa membuat Eka dan Rama berbaris sebelahan.

Detak jantung Eka semakin tidak karuan. Padahal, Eka dan Rama tidak berteguran, mereka hanya suka mencuri-curi pandang saja.

Bagaimana dengan Rufi?
Rufi berbaris di belakang Eka. Eka berbaris di belakang Rama. Seketika, Rufi mendorong Eka ke depan dan mengenai Rama yang sedang diam awalnya.

"Eh, maaf. Di dorong Rufi tadi"

Rama hanya tersenyum kecil. Sedangkan Eka? Eka ketakutan jika Rama akan marah karena Eka tidak sengaja terdorong mengenai Rama.

"Ih apasih fi, aku takut dia marah. Kamu liat sendiri kan dia marah gimana"
"Hahaha, ampun ka. Dia nggak bakal marah kok. Kan dia suka kamu ihiy"

Eka hanya tersenyum kecil. Sambil mengingat kembali kejadian itu. Eh, buat apa di ingat?

Eka dan Rama tidak pernah berteguran sama sekali di dunia nyata. Mereka hanya dekat di sosmed. Ada saja yang mereka bahas di situ.

Sepulang sekolah, Eka chat Rama untuk memastikan bahwa dia tidak marah kepada Eka.

"Ram?"
"Iya ka"
"Kamu marah gara gara tadi di lapangan? Maaf, aku tidak sengaja. Bahkan aku juga kaget kalau aku tadi di dorong Rufi"
"Aku nggak marah ka, lagi pula tidak apa apa"

Senang. Itu yang Eka rasakan setiap hari nya. Semenjak dengan Rama, hari-hari Eka menjadi berwarna.

Rama itu orangnya pendiam. Dia tidak suka banyak bicara, bahkan dia juga suka menyendiri. Tapi tidak sesering itu juga.

"Kamu ingat nggak tanggal jadian kita?"
"Eh, kita memangnya sudah jadian ya? Kok aku nggak tau?"

Jujur, Eka tidak mengetahui jika Rama dan Eka berpacaran.

"Iya, yang waktu itu kita main ToD"
"Oh, itu. Tanggal 29 Oktober?"
"Iya Ka"
"Eh, memangnya itu kamu nembak aku? Kok aku nggak sadar sih?"
"Kalau di Anime menyatakan perasaan itu sama saja seperti nembak"
"Oh, gitu"

Iya, Rama penyuka Anime. Tapi itu tidak membuat Eka terganggu pacaran dengan seorang penyuka Anime.

"Diam-diam aja ya Ram. Jangan sampai anak kelas tau kalau kita pacaran"
"Oke Ka"

Hari-hari berlalu, pagi berganti malam. Angin yang terus mengembus, pepohonan yang selalu di jadikan tempat teduh jika panas dan jalan raya yang selalu di penuhi oleh kendaraan.

Eka dan Rama menjalani hari-hari nya seperti biasa saja. Tapi bermakna bagi mereka berdua. Tentu saja, mereka sedang jatuh cinta, dunia serasa milik berdua, yang lain numpang.

Di sekolah tidak ada jam pelajaran. Eka dan Rufi duduk di depan kelas mereka, tiba-tiba Rama duduk di samping Eka.

"Ciee sebelahan nih yee" bisik Rufi.
"Aduh, aku deg-deg an nih" Kata Eka sambil tertawa
"Eh, besok kita pindah kelas loh"
"Hah? Pindah? Tapi pindah nya nggak di pisah-pisah lagi kan?"
"Iya lah Ka, gini nih nggak mau pisah kelas sama Rama sampai panik begitu. Haha"
"Iss, malu aku nah Fi"
"Iya sudah suka-suka kamu Ka"

Tiba lah pindah kelas, yang ternyata di pindah kan di kelas Eka saat kelas 7.

"Astaga, kok pindah di sini sih?"
"Kenapa Ka?"
"Ini kan kelas ku waktu kelas 7. Bosan kali kelasnya disini terus Fi"
"Ya sudahlah, sabar aja. Toh setengah tahun aja kita di kelas ini"

Di kelas sedang bersih bersih. Eka ikut membersihkan dengan menyapu. Eka diam diam mencari Rama, yang ternyata dia di belakangnya.

"Astaga" kata Eka dalam hati.

Eka melihat Rama sedang duduk di meja dengan teman-temannya. Eka segera menyelesaikan menyapu nya.

"Ka, kamu sudah ngerjain bindo?"
"Oh yang poster itu ya?"
"Iya, sudah belum?"
"Belum, bingung juga nyari yang gimana"
"Aku ada banyak, mau nggak?"
"Boleh deh, aku mau ya Fi"
"Okedeh, besok aku bawa, kamu laminating sendiri ya"
"Iya iya, aman"

Hari hari yang melelahkan disekolah itu usai. Bel pulang pun berbunyi.

"Ram, kamu sudah bindo yang poster itu belum?"
"Belum, kamu sudah?"
"Minta Rufi sih aku, hehe. Kamu mau nggak aku mintain juga?"
"Boleh deh"

Eka chat Rufi
"Fi, postermu aku minta 2 ya, sekalian buat Rama hehe"
"Dasar, okedeh"
"Makasih Rufii cantique wkwk"
"Alay lo wkwk"

Ke esokkan harinya, sama saja seperti hari hari biasanya. Datang, belajar, istirahat, tidur dikelas, belajar, pulang.

"Nih, Ka"
"Makasih loh Fi, aku ganti nggak nih?"
"Nggak usah, Ka"
"Serius?"
"Iya, serius"
"Iya udah, makasih ya Fi"
"Iya iya, Ka"

Seperti biasa, pulang sekolah Eka dan Rama pasti chattingan.

"Ram, besok ya posternya"
"Iya, ngumpulnya bareng ya"
"Oke"

Saat itu, jantung Eka berdetak kencang. Karena ketika Eka di samping Rama saja sudah seperti ketemu setan, apalagi ngumpul poster bersama.

Ke esokkan hari nya, dikelas.

"Fi, aku mau ngasih ke Rama, tapi aku deg deg an banget"
"Astaga, cuma ngasih doang"
"Kan kamu tau, kalau bersampingan aja deg degan, apalagi aku nyamperin dia"
"Coba dulu, Ka"
"Iya sudah"

Eka menarik nafas dalam dalam, lalu dia keluarkan perlahan. Eka memberanikan diri untuk memberikan posternya kepada Rama.

"Nih, Ram"
"Ayo kumpul"

Eka langsung cepat-cepat keluar kelas. Menunggu Rama yang keluar juga, tapi dia tidak kunjung keluar. Saat Eka melihat ke kelas, ternyata Rama masih asik mengobrol dengan Wisnu.

"Astaga, di tungguin daritadi" kata Eka dalam hati.

Eka pun mengintip dari pintu, melihat ke arah Rama. Rama pun melihat Eka.

"Ayo kumpul" bisik Eka.

Rama pun keluar dari kelas. Dia pun meminta Wisnu untuk menemaninya.

"Ram, kamu berdua aja gin ngumpul sama Eka, aku di kelas aja"
"Loh, nggak papa nu, ikut aja"
"Iyasudah"

Eka pun berjalan dengan Rama dan Wisnu menuju ruang guru untuk mengumpul poster. Tapi, saat itu guru nya tidak ada di ruangannya, Rama dan Wisnu mencari, dan tiba tiba mereka melihat guru tersebut.

"Eka, sini" kata Rama

Dan sudah lah, Eka dan Rama sudah mengumpulkan poster bersama. Dan karena Eka deg degan nggak karuan, Eka pun bilang ke Rama.

"Aku duluan ya Ram, Nu" kemudian Eka berlari.

"Aduh, Fi. Aku deg deg an banget gila"
"Tapi seneng kan" Rufi menggoda Eka
"Iya sih, hahaha"
"Dasar"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang