Main Cast:
Kim Tae Hyung BTS as Kim Tae Hyung
Jeon Jungkook BTS as Kim Jung Kook
--------
Kim Taehyung, adalah anak pertama dari pasangan Kim Taemin dan Lee Ahra. Keluarga kecil mereka memang hidup berkecukupan. Seakan tidak ada cela dari keluarga kecil itu. Kim Taemin yang merupakan pemain basket nasional meninggal karena kecelakaan saat akan berlaga di kejuaraan nasional. Sedangkan Lee Ahra, berusaha menghidupi keluarganya dengan segala kemampuannya. Bekerja siang malam membuat kondisinya menjadi mudah sakit ditambah ia dalam kondisi mengandung. Taemin meninggal saat ia hamil 3 bulan, yang artinya ia harus bekerja dalam kondisi hamil muda.
Ahra tidak pernah mengeluh, ia tinggal bersama putra sulungnya Taehyung. Taehyung sejak kecil sudah mandiri, ia dilatih untuk dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Ia terkadang juga ikut membantu ibunya mencuci di tempat bekerja. Saat ini Taehyung berusia 6 tahun.
"Eomma, adik pasti sedang tidur ya?" tanya Taehyung pada eommanya.
"Iya Tae, mungkin adik capek seharian bergerak," kata Ahra sambil mengelus perut sambil tersenyum.
"Eomma, maafkan Tae ya. Karena Tae masih kecil, Eomma menjadi kesulitan bekerja sendiri," lirihnya namun masih dapat didengar oleh sang eomma.
"Sini sayang, sini peluk eomma. Eomma begitu bangga dengan Tae. Tae tau tidak, adik pasti bangga sekali dengan Tae jika adik tau apa yang Tae lakukan untuk membantu Eomma dan adik," ujar Ahra sambil beberapa kali mengecup pipi Taehyung sampai akhirnya ia tertidur dipangkuannya.
"Taemin-ah, aku takut jika suatu saat nanti aku akan meninggalkan Tae, aku takut Taemin-ah," gumam Ahra.
Enam bulan tersulit dalam kehidupan mereka pun telah mereka lewati dengan baik meskipun banyak suka duka disetiap harinya tapi Ahra bersyukur putranya benar-benar tumbuh menjadi anak yang mandiri dan tidak merepotkan orang lain. Di usianya yang masih 6 tahun ia melakukan segalanya sendiri, bahkan ia membantu menggantikan pekerjaan ibunya yaitu mencuci piring saat adiknya berulah di dalam perut.
"Tae, eomma rasa eomma akan melahirkan," lirih eomma.
"Eomma tenang, Eomma tunggu, Tae panggil bantuan ya," saat tae hendak keluar kamar, eomma menghentikan dan memintanya untuk mengambil kotak hitam yang tersimpan rapi di rak disamping tempat tidur.
"Tolong kamu buka nak," perintah eomma pada Tae.
"Ini eomma, Tae udah buka," tangannya gemetar melihat ibunya menahan sakit dengan peluh membanjiri wajahnya.
"Tae tolong bantu eomma untuk menghubungi nomor ini, tolong ambil ponsel eomma Tae"
"Iya eomma" ia berlari mengambil ponsel kemudian menghubungi seseorang sesuai instruksi yang diberikan eomma nya.
--------
"Yeoboseyo."
"Yeoboseyo appa."
"Ahra ya, ahra ya kamu dimana? Kenapa suara kamu seperti itu sayang? Appa mencarimu, kenapa kamu menghilang? Appa minta maaf Ahra, Appa minta maaf, kembalilah pada Appa."
"Appa, tolong Ahra."
"Ahra dimana sayang?"
"Ahra sekarang di rumah, di Hongdae."
"Tunggu Appa nak, share location saja, Appa akan kesana."
"Terima kasih Appa."
Taehyung menatap ibunya dengan tatapan bingung. Selama ini ibunya tidak pernah menceritakan siapa kakeknya. Namun ia tahu diri, ini bukan saat yang tepat untuk mempermasalahkan itu. Hal yang paling penting adalah bagaimana ibunya bisa sampai ke rumah sakit sekarang.
"Eomma, apakah kakek akan datang sekarang? Kenapa lama sekali?" resahnya karena sang kakek tak kunjung datang.
"Iya sayang, Taehyung tenang saja ya. Eomma baik-baik saja kok. Taehyung mau tidak usap-usap perut eomma. Bilang pada adik untuk tidak terus menendang perut eomma? Hem?," Ahra mencoba mengalihkan perhatian Taehyung dari wajahnya. Sejak tadi putranya itu hanya menatap dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Adik, adikku yang baik, tolong berhenti ya, jangan seperti ini. Kasihan eomma, eomma sudah hampir kehabisan air keringat loh karena lelah ditendangi oleh adik," Taehyung mengusap-usap perut ibunya. Ajaib adiknya berhenti berulah. Setidaknya hal tersebut meringankan penderitaan eomma.
Sekitar 30 menit mereka menunggu, terdengar suara ketukan pintu. Taehyung spontan bergegas membuka pintu tersebut. Terlihat semburat kekhawatiran dari pria tua yang ada di balik pintu.
"Kakek, tolong bantu eomma"
"Kakek? Kau siapa?" tanya pria tua itu bingung.
"Appaaaaaa, tolong aku," teriak Ahra dari dalam kamar.
"Astaga Ahra," pria tua itu langsung menerobos masuk menabrak anak kecil yang sedang berdiri didepan pintu.
"Aduh, kakek kalau jalan lihat-lihat dong," gerutu Taehyung yang saat ini sedang berusaha untuk bangun.
"Appa, tolong Ahra." pinta Ahra dengan peluh yang terus membanjiri tubuhnya.
"Iya sayang, ayo kita kerumah sakit sekarang."
"Tunggu Appa, aku harus membawa perlengkapan dan baju ganti untuk Taehyung, anak sulungku"
"Taehyung? Jadi yang membukakan pintu untukku tadi adalah cucuku?"
"Iya appa. Tunggu sebentar."
Ahra mempersiapkan segala keperluan untuk persalinan sedangkan ayahnya yaitu Lee Junghyung mencari anak kecil yang tadi tidak sengaja ia tabrak hingga terjatuh.
"Taehyung-ah, maafkan kakek" diusapnya kepala Taehyung dengan lembut.
"Iya tidak apa-apa Kakek, lagipula Kakek kan memang belum mengenalku. Hehehe," Taehyung terkekeh.
"Perkenalkan, namaku Kim Taehyung. Senang bisa bertemu Kakek." Ia memamerkan senyuman kotak khasnya.
"Kenalkan, aku Lee Junhyung, kakekmu yang paling tampan"
"Kakek percaya diri sekali, aku yang paling tampan" taehyung tak mau kalah.
Ahra yang telah selesai merapikan keperluan menatap interaksi cucu dan kakek tersebut. Setidaknya ia merasa tenang sang ayah mau menerima ia kembali beserta anaknya.
"Appa, ayo! Tae ayo sayang kita ke rumah sakit"
"Ayo!" ucap mereka berbarengan diikuti dengan gelak tawa diruangan itu. Setidaknya ada rasa bahagia ditengah kekisruhan akibat kontraksi perut Ahra.
Suasana genting tak terelakan lagi. Ahra yang lemah karena kekurangan nutrisi ditambah perdarahan hebat yang terjadi membuat Junhyung panik. Taehyung tidak mengerti keadaan saat ini hanya bisa berdoa menunggu adik dan ibunya keluar dari ruangan operasi.
"Mohon maaf Tuan, putri anda tidak bisa kami selamatkan. Putri anda meninggal karena komplikasi dan eklampsia. Kami mengusahakan yang terbaik namun putri anda sebelum masuk ruang operasi meminta untuk kami menyelamatkan anaknya apapun yang terjadi. Nyonya Lee Ahra menitipkan surat ini untuk Tuan Lee Junhyung dan Kim Taehyung. Mohon di terima Tuan. Kami turut berduka cita. Kami permisi" dokterpun berlalu meninggalkan Junhyung yang masih terpaku menangis menatap surat dari putri bungsunya yang selama ini ia usir dan tinggalkan.
TBC
Gimana? Tertarik baca? hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorrowful
Fanfiction[BROTHERSHIP - Revisi] Ketika kasih mu diabaikan dan dianggap sebagai beban olehnya. Apa pilihanmu? Berpura tak tahu atau mundur teratur menjauh? Keduanya sama-sama menyakitkan bukan? *** Tak terlintas rasa tuk merenggut bahagiamu. Apalagi berpura...