03

3.1K 637 89
                                    

"Jadi lo terima?"

"Iya," Jawab Aerin selagi mengambil snack diatas meja ruang tamu Heera dengan tenang.

Sudah terhitung dua puluh empat jam Aerin tinggal di apartemen barunya. Selama itu pula Ia tak bertemu dengan teman sekamarnya.

Junkyu berangkat lebih pagi darinya. Jadi setiap pagi diatas meja makannya selalu tersedia sebuah sandwich mini berisi beberapa sayuran.

Ia juga pulang jauh lebih malam dari Aerin. Padahal menurut Aerin, jam pulangnya sudah termasuk cukup larut. Karena itu pula Aerin tak pernah melihat Junkyu di malam hari.

Sebenarnya, Aerin cukup nyaman dengan situasinya saat ini. Ia jadi tak harus menyapa dan beradaptasi dengan orang baru lagi.

Perlu diingat bahwa Aerin benci, benci, keramaian. Dan satu – satunya saat dimana teman sekamarnya itu berisik hanyalah pada saat temannya berkunjung.

Sebuah nilai lebih untuk Aerin.

"Terus peraturannya disana gimana? How things work? Kerjaan rumah siapa yang ngerjain?" Heera melanjutkan sesi tanya jawabnya.

Heera sendiri berlari cepat menuju Aerin pada saat Ia melihatnya berjalan di koridor gedung kampusnya, kemarin pagi.

Setelah obrolan dengan Junkyu berakhir, Aerin segera masuk ke kamar miliknya tanpa memberi Heera lanjutan cerita. Hampir saja Heera mati penasaran karena menunggu Aerin semalaman untuk menelponnya.

"Belum diomongin," Kata Aerin pelan.

"Lah? Terus gimana dong? Selama ini rumah kotor apa bersih? Siapa yang bersihin?"

Aerin menatap minumannya lebih lama.

Bener juga kata Heera

"Nanti gue omongin," Jawabnya cepat.

"Mau lo tungguin?"

"Ya kalo perlu gue samperin ke fakultasnya deh," Putus Aerin final.

-

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, tapi yang ditunggu masih belum juga menampakkan batang hidungnya.

'Samperin ke fakultasnya' pun gagal karena Aerin sendiri hanya tau bahwa kakak tingkatnya tersebut menyukai parfum.

Dan musik. Ingatnya kembali pada malam pembicaraan pertama, dan terakhir, mereka.

Aerin merengut kesal sambil tidur terlentang di sofa ruang tamunya. Tekadnya bulat. Malam ini semua urusan harus selesai.

-

Malam ini, Junkyu pulang lebih malam dari biasanya.

Yah, memang pasti pulangnya jauh lebih malam dari Aerin. Tapi kali ini, dia harus melanjutkan beberapa research tugas di perpustakaan kampus dengan senjata senter ponselnya serta sebungkus rokok, untuk diberikan kepada satpam.

Membuka pintu apartemennya semenjak kemarin terasa berbeda. Ia lebih berhati - hati agar tak membangunkan roommate barunya.

Yang seorang perempuan.

Tapi kali ini lebih aneh lagi, saat dia lihat teman sekamarnya tersebut terlelap sambil duduk di lantai ruang tengah.

Tangannya masih memegang pensil dan masih menggunakan kacamata bulat. Kepalanya Ia sandarkan kepada coffee table yang mereka gunakan sebagai meja tamu.

[1] 1004 | Kim JunkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang