Mencintaimu adalah hal yang tak pernah ku sesali, kamu adalah pusat semestaku, dan semestinya juga kamu menjadikan aku pusatmu. Tapi apalah daya, kau hanya menjadikanku sebuah cadangan ketika pemeran utamanya pergi.
Kamu disini, aku punya ragamu, tapi aku tidak punya hatimu. Hatimu hanyalah milik dia seorang, seorang yang selalu menjadi pusat semestamu, aku tak akan pernah bisa menggeserkan posisinya didalam hatimu.
Meratapi nasib mungkin sudah ku ratapi, tapi entah kenapa dengan ketidaksadaran diri ini, ah tidak, maksudnya hati ini tidak pernah bisa berhenti untuk mendambakan hatimu, dan tidak bisa pernah berhenti memiliki rasa ingin memilikimu seutuhnya.
Tapi apakah pantas suami sendiri mencintai orang lain dan aku istrinya meminta hak untuk dicintai?
Arghh, sulit sekali rasanya. Aku harus bagaimana?!
Meninggalkanmu untuk melihatmu bahagia, atau tetap bertahan dengan jaminan hati yang tak pernah berhenti sakit hati?
Un-Euphoria
17 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Un-Euphoria
RomanceMencintai memang harus punya resiko, antara bahagia atau kecewa. Mencintai seseoranh yang sedari awal tak mencintaiku memang benar-benar menyiksa, dan tak tau dirinya aku bahkan menghrapkan cintanya.