1

15 3 0
                                    

Pagi yang dingin,saat seseorang  masih bergelut manja dengan selimutnya.Ketukan pintu berkali-kali tetap tak membuat seseorang yang ada di dalam kamar terusik,",keluarlah....aku tahu kau sudah bangun!," Teriak laki-laki itu, hembusan panjang terdengar dari hidungnya saat tahu apa yang dilakukannya sia-sia.

Decitan suara pintu terbuka secara perlahan menampilkan seorang laki-laki yang bernama kooke itu dengan penampilan yang khas orang bangun tidur."Berhentilah berteriak mulai dari sekarang untuk membangunkanku hyung, aku muak!," Suara paraunya dengan menahan gejolak kebencian terhadap orang yang ada di depannya.

" Aku kawatir denganmu koo-," Sebelum selesai berbicara bantingan pintu sukses membuat ia diam, menatap bingung pintu yang ada di depannya.Ia kembali ke dapur untuk menyelesaikan masakannya yg ia tinggalkan tadi sekaligus menyimpan beribu pertanyaan di benaknya." Yak gosong. cihh,menyebalkan," Gerutu laki-laki itu,lagi-lagi hembusan nafas beratnya menyelimuti keheningan rumah yg sunyi setelah ditinggalkan orang tua mereka. Luka yang belum mengering, belum genap sebulan ia dan adiknya ditinggalkan oleh orang yang sangat mereka sayangi. Bahkan perubaha sikap yg ditunjukkan jungkook padanya menambah kesedihan yg mendalam di hatinya," Kokke....,hyung akan menjagamu.hyung sangat menyayangimu kokke," Batinnya tanpa sadar suara gesekkan kursi dengan lantai membuyarkan renungannya.

Dilihatnya seorang laki-laki tak lain adiknya itu duduk di kursi meja makan.
kesunyian masih menyelimuti diantara mereka,sehingga jungkook mengawali pembicaraan," Aku pulang terlambat nanti jadi, tidak perlu menjemputku," suara jungkook cukup membuat hyungnya mengalihkan pandangannya dari makanan dan menatap adiknya lekat." Tidak bisa,Hubungi aku jika kau sudah pulang aku akan tetap menjemputmu," dengan ragu kim seok jin, hyung jungkook menjawabnya. " Terserah,"   sergah jungkook yg mengakhiri pembicaraan diantara mereka.

______________________


" Jungkook-ah, ayo ke kantin kau tidak lapar?" Ucap laki-laki itu dengan menarik tangan jungkook keluar kelas. " Tidak jimin," Ucapnya seraya meninggalkan laki-laki yang bernama jimin. Raut kesedihan tampak di wajah laki-laki manis itu," sinar itu hilang, digantikan oleh awan gelap disertai badai yang entah kapan akan berhenti. Dan aku akan mencoba mengakhirinya. Aku menyayangimu, Kooke."Batin


then....

Mom...Dad........hiks," Teriak jungkook di belakang sekolah yang sepi. Deru nafasnya yang naik turun disertai isakan kecil yang membuktikan betapa rapuhnya Jungkook saat ini. Ia masih ingat dengan jelas saat kematian orang tuanya, luka itu masih membekas. Di depan mata nya...ibu dan ayah mengakhiri nyawa mereka.

1 month ago....


deru nafas laki-laki itu kian tak beraturan. Peluh menetes kian derasnya dari kaos yang ia kenakan. Ia terus mendorong tubuhnya ke depan, berlari menerobos bisingnya kota Seoul.

Berkali-kali ia menghubungi hyung nya.namun hanya balasan suara operator wanita yang menyahut."Hyung, kau dimana?...hiks,"  liquid bening lolos dari mata bulatnya. Sekarang tujuannya adalah pulang. ya...

Ia sudah sampai di bangunan yang lumayan mewah. Dengan aroma bunga di depan rumah yang menyamburnya. Perlahan ia mendorong pintu dan menampakkan rumah gelap tanpa setitik cahaya pun. dengan ragu ia memanggil ibunya, "Mom......,"

Tidak ada yang menyahut. Kian menambah rasa ketakutan nya.

brakk.....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FRIENDS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang